Pemkab Lombok Timur Dukung Literasi Keuangan Bagi Pelaku UMKM

Perkembangan teknologi di sektor keuangan harus dibarengi dengan peningkatan keterampilan dan kemampuan dalam mengelola keuangan.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 11 Jun 2022, 20:00 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2022, 20:00 WIB
Gerakan Literasi Keuangan dan Vaksinasi untuk Pelajar
Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Herry Djufraini (kanan) berbincang siswi pada program Literasi Keuangan dan Sentra Vaksinasi di SMA 111 Jakarta, Selasa (31/8/2021). Kegiatan sentra vaksinasi diikuti 200 siswa yang mendapatkan vaksin sinovac dosis 1 dan 2. (Liputan6.com/HO/BDKI)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rumaksi Sj mendukung upaya peningkatan literasi keuangan terhadap pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) guna meningkatkan kapasitas pertumbuhan usaha.

"Literasi keuangan penting sebagai keterampilan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan secara individu, perlindungan konsumen, peningkatan inklusi keuangan serta pemberdayaan masyarakat," kata Rumaksi dilansir dari Antara, Sabtu (11/6/2022). 

Rumaksi mengatakan, perkembangan teknologi di sektor keuangan, seharusnya dibarengi dengan peningkatan keterampilan dan kemampuan dalam mengelola keuangan, supaya masyarakat tidak terjebak dan tertipu.

"Kita sering mendengar ada saja masyarakat yang tergiur pada investasi bodong, terutama ibu-ibu banyak yang tergiur dan berutang, mereka diiming-imingi keuntungan yang berlipat ganda yang akhirnya tertipu secara nyata," ucap Rumaksi.

Karena itu, ia menilai, pentingnya literasi keuangan bagi para pelaku UMKM, termasuk di Lombok Timur. Nantinya, dengan literasi keuangan yang cakap, pelaku UMKM bisa terus mengembangkan produk dan usahanya.

"Saya berharap UMKM supaya mengembangkan keterampilan dengan sungguh-sungguh untuk mengembangkan kesejahteraan keluarganya. Paling tidak untuk ekonomi yang lebih baik, entah secara pribadi maupun berkelompok," tambah dia.

Di sisi lain, Rumaksi menyebut, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 38,03 persen dan indeks keuangan sebesar 76,19 persen, terlebih jika melihat angka literasi keuangan syariah yang hanya berada di angka 8,93 persen atau hanya 9 dari 100 orang dewasa yang mengenal produk keuangan syariah dengan baik.

Rumaksi menilai, kondisi itu belum dipahami oleh masyarakat umum, baik dari karakteristik produk maupun layanan jasa keuangan yang ditawarkan oleh lembaga jasa keuangan formal.

"Hal itu berdasar pada hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan tahun 2019," katanya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya