Tantangan Generasi Strawberry di Era Digital

Tantangan yang dihadapi generasi strawberry di era disruptif dan digital.

oleh Hani Safanja diperbarui 15 Sep 2022, 19:30 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2022, 19:30 WIB
Perpustakaan Baca Di Tebet, Ruang Literasi Baru di Ibu Kota
Ilustrasi generasi milenial dan z membaca buku koleksi perpustakaan Baca Di Tebet di Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (29/5/2022). (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Siberkreasi bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyelenggarakan webinar literasi digital dengan tema “Kreativitas Generasi Strawberry : Si Kreatif Nan Tangguh” pada Kamis (08/09/2022).

Generasi Strawberry merupakan sebutan lain yang disematkan kepada Generasi Z, yakni generasi yang lahir dalam era serbadisruptif dan digital. 

Istilah Generasi Strawberry awalnya muncul dari negara Taiwan yang ditujukan kepada sebagian generasi baru yang lunak layaknya buah strawberry. Tidak semua Generasi Z merupakan Generasi Strawberry, namun sebagian Generasi Z mempunyai karakteristik generasi strawberry.

Adapun Generasi Z memiliki perbedaan karakteristik yang signifikan, yakni pada penguasaan teknologi. Generasi Z tumbuh dengan kemudahan instan yang ditawarkan oleh teknologi yang dimanfaatkan untuk berkontribusi dan bahkan memantik perubahan. 

“Indonesia yang didominasi oleh Gen Z diikuti oleh Millenial menghasilkan kelompok usia produktif yang dominan dimana kita punya satu momentum untuk Indonesia akan benar-benar mengubah narasi peradaban dunia lewat anak mudanya, dan salah satu platformnya adalah melalui teknologi,” ujar Taufan Teguh Akbari, Wakil Rektor 3 LSPR dan Founder Rumah Millenial. 

Namun, Gen Z juga memiliki tantangan dalam menghadapi realita kehidupan karena dianggap dibesarkan di lingkungan yang aman, sehingga karakteristik Generasi Z lebih manja dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya. 

“Untuk menghadapi tantangan, Gen Z dapat mencari tools yang dapat membantu, terutama di era digital untuk mencari value, termasuk mengembangkan karir melalui platform seperti Linkedin yang dapat digunakan untuk mengakses informasi dan knowledge,” jelas Lanny Wijaya, Executive Linkedin Singapore dan juga Asia Pacific

Sebagai generasi yang terbuka kepada akses internet dan teknologi sedari dini, Gen Z juga memiliki karakteristik yang penuh dengan gagasan kreatif dan inovatif yang membuat generasi ini mengeksplorasi peluang yang memiliki kebermanfaatan.

“Gen Z dapat memanfaatkan ruang digital untuk membagikan value seperti mengikuti volunteer agar sekreatif mungkin dapat meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri. Gen Z juga dapat memanfaatkan platform media sosial untuk mempraktekan ilmu asah digital untuk menjadi role model dalam menciptakan iklim sosial media yang positif,” kata Neneng Julia Rizky, Spesialis Do Something Indonesia. 

Kemajuan teknologi membuat Generasi Z memiliki banyak referensi untuk berkarya dan pemanfaatan media sosial sudah marak dan semakin populer. Tentunya, kemampuan literasi digital dalam hal ini perlu dioptimalkan agar berbagai informasi yang tersedia dapat lebih bisa menjaring permasalahan dan mampu memberi manfaat yang lebih luas.

 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya