Bupati Lumajang Imbau Warga Tak Terpengaruh Hoaks terkait Erupsi Gunung Semeru

Beredar informasi di masyarakat yang menyebutkan bahwa kawasan relokasi yang dihuni ribuan penyintas bencana Semeru merupakan lokasi tidak aman.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 05 Des 2022, 17:00 WIB
Diterbitkan 05 Des 2022, 17:00 WIB
Dampak Letusan Gunung Semeru di Desa Kajar Kuning
Penduduk desa memeriksa kerusakan saat rumah terlihat terkubur abu vulkanik dari letusan Gunung Semeru di desa Kajar Kuning di Lumajang, Jawa Timur, Indonesia, Senin, 5 Desember 2022. Gunung berapi tertinggi di Indonesia pada hari ini Senin (5/12/2022), masih mengeluarkan awan panas guguran dengan amplitudo 25 mm dan lama gempa 386 detik. (AP Photo/Imanuel Yoga)

Liputan6.com, Jakarta - Bupati Lumajang, Thoriqul Haq mengimbau, masyarakat tidak panik terkait isu hoaks pascaerupsi Gunung Semeru yang disertai awan panas guguran (APG) yang terjadi di lereng Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Minggu 4 Desember 2022.

"Saya meminta masyarakat yang berada di posko pengungsian untuk tidak mudah percaya terhadap informasi bohong yang disebarkan oknum yang tidak bertanggungjawab," kata Thoriq dilansir dari Antara, Senin (12/5/2022).

Menurutnya, beredar informasi di masyarakat yang menyebutkan bahwa kawasan relokasi yang dihuni ribuan penyintas bencana Semeru merupakan lokasi tidak aman dari potensi terjadi bencana erupsi Gunung Semeru.

"Saya pastikan hunian relokasi aman dan tidak mengikuti aliran lahar. Aliran laharnya tidak ke Desa Sumbermujur, tapi melalui Supiturang, Curah Kobokan, Kamar Kajang dan Bondeli," tambah Thoriq.

Sementara Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati mengatakan bahwa kawasan relokasi Bumi Semeru Damai di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro bukanlah zona merah, bahkan di desa tersebut menjadi salah satu lokasi yang aman.

"Jika terjadi Awan Panas Guguran Gunung Semeru, maka kawasan relokasi Bumi Semeru Damai yang kini dihuni hanya terimbas material debu vulkanik saja," katanya.

Indah menjelaskan, beberapa warga yang sempat mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing yang berada di kawasan relokasi Bumi Semeru Damai karena kondisi setelah APG Gunung Semeru berangsur membaik.

"Bapak ibu tidak perlu takut rumahnya yang berada di kawasan relokasi karena pemerintah sudah mempertimbangkan lokasi itu. Jangan panik, kondisinya sudah aman, sebagian yang tinggal di relokasi sudah kembali ke rumah," ujarnya.

Berdasarkan data di Kantor Kecamatan Candipuro menyebutkan bahwa sebanyak 2.000 warga mengungsi yang tersebar di 21 titik yakni di sejumlah balai desa, masjid, dan lembaga pendidikan yang tersebar di Kecamatan Candipuro

Laporan tertulis Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan bahwa status Gunung Semeru dinaikkan dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) terhitung mulai tanggal 4 Desember 2022 pukul 12.00 WIB.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya