Kolaborasi dan Sinergi Berbagai Pihak Dibutuhkan untuk Tingkatkan Budaya Literasi

Literasi belum dapat dipahami sebagai isu strategis dalam Indonesia, terutama dalam hal anggaran.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Des 2022, 18:00 WIB
Diterbitkan 08 Des 2022, 18:00 WIB
Ilustrasi Literasi Digital
Ilustrasi Literasi Digital (Liputan6.com/Trie Yasni)

Liputan6.com, Jakarta- Kolaborasi dan sinergi dibutuhkan untuk meningkatkan budaya literasi hingga ke berbagai pelosok daerah. Hal ini diungkap  Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Muhammad Nur Purnamasidi.

Menurutnya, literasi belum dapat dipahami sebagai isu strategis dalam Indonesia, terutama dalam hal anggaran. Maka itu, ia medorong Perpustakaan Nasional (Perpusnas) agar dapat berkolaborasi dengan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa keuangan (OJK) sebagai bentuk peningkatan budaya literasi di masyarakat.

Lembaga BI dan OJK memiliki visi yang mensejahterakan masyarakat dengan mulai meningkatkan literasi. Namun secara anggaran, kedua lembaga tersebut dinilai kuat, yang dimana BI mempunyai anggaran lebih dari Rp 2 triliun per tahu, sebagai bentuk program sosial BI dan OJK memiliki CSR perbankan.

Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) sebagai salah satu program Perpusnas dengan proses dukungan dari Bappenas RI sejak tahun 2018 ini menggunakan pendekatan pelayanan perpustakaan sebagai bentuk komitmen dalam meningkatkan kuliatas hidup dan kesejahteraan masyarakat.

“Jika ini dijadikan peluang untuk sambil menunggu anggarannya cukup dari yang diberikan negara melalui APBN untuk Perpusnas, maka saya yakin mimpi besar kita untuk menjadikan Perpusnas dengan gerakan literasinya dan program transformasi perpustakaan bebasis inklusi sosial untuk membantu negara mengurangi rakyat miskin di Indonesia bisa dicapai dengan mudah,” ucapnya, yang dikutip dalam Antaranews.

Zainuddin Maliki, Anggota Komisi X DPR RI juga menjelaskan, berpusat pada UNESCO, memiliki enam literasi yang wajib dimiliki oleh setiap individu yaitu baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial juga budaya dan kewargaan.

Baginya, dalam mengupayakan enam literasi tersebut tidaklah mudah. Seperti, literasi baca tulis yang mendapatkan tantangannya tersendiri karena budaya masyarakat Indonesia yang cenderung lisan.

Ia menambahkan, survei yang didapat dari Microsoft dalam era digital saat ini Indonesia justru masuk sebagai negara yang dinilai paling tidak sopan dalam hal penggunaan teknologi digital ke-28 dari 32 negara se-Asia Tenggara. Ia meminta agar Perpusnas  memainkan perannya dalam upaya menguatkan budaya literasi.

Gloria Natali/Univeristas Multimedia Nusantara

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya