Kalimantan Dijadikan Bahan Hoaks, dari Terkait Capres sampai IKN

Berikut kumpulan hoaks hoaks yang mencatut wilayah Kalimantan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 22 Jul 2023, 07:37 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2023, 21:00 WIB
Cek Fakta Indonesia Gadaikan Pulau Kalimantan 3
Cek Fakta Indonesia Gadaikan Pulau Kalimantan pada China.

Liputan6.com, Jakarta - Kalimantan menjadi wilayah yang kerap dijadikan bahan hoaks, kondisi ini harus diwaspadai sebab dapat merugikan berbagai pihak.

Cek Fakta Liputan6.com pun telah mendapati sejumlah hoaks seputar Kalimantan, mulai dari dikaitkan dengan calon presiden hingga Ibu Kota Negara (IKN).

Berikut kumpulan hoaks hoaks yang mencatut wilayah Kalimantan.

Video Penyambutan Anies Baswedan oleh Masyarakat Kaltim

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video penyambutan masyarakat Kalimantan Timur atas kehadiran Anies Baswedan, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 20 Juli 2023.

Unggahan klaim video penyambutan Anies Baswedan oleh masyarakat Kalimantan Timur menampilkan sejumlah orang memadati ruangan terbuka sambil menyanyikan lagu berjudul Indonesia Pusaka diiringi kibaran bendara yang dilakukan beberapa orang, dalam video juga terlihat panggung, mobil pemadam kebakaran dan sejumlah kendaraan bermotor.

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.

"Penyambutan Masyarakat Kalimantan Timur yang menginginkan perubahan atas kehadiran Anis Baswedan di daerahnya membludak"

Benarkah klaim video penyambutan Anies Baswedan oleh masyarakat Kalimantan Timur? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com dalam halaman berikut ini...

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pesan Berantai Gelombang Pasang di Kalimantan Timur dari BMKG

Kabar tentang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan imbauan untuk mewaspadai gelombang pasang di sejumlah tempat wisata di Kalimantan Timur beredar di media sosial.

Informasi tersebut beredar lewat pesan berantai di aplikasi percakapan WhatsApp sejak 28 Desember 2022. Dalam pesan berantai itu BMKG meminta masyarakat mewaspadai adanya gelombang pasang di lokasi wisata di Kalimantan Timur. Mulai dari Pantai Lamaru hingga Kepulauan Berau.

"Dapet dari grup sebelah 🙏

*Info dari BMKG 😘

Mohon maaf kepada seluruh warga masyarakat dihimbau apabila akan melakukan Liburan wisata Tahun Baru 2023 di Kaltim dengan tujuan ke Pantai-pantai Berikut :

1. *Pantai Lamaru*

2. *Pantai Manggar*

3. *Pantai Samboja*

4. *Pantai Muara Badak*

5. *Pantai Pemedas*

6. *Pantai Tanjung harapan*

7. *Pantai Sambera*

8. *Pantai P.Beras Bontang*

9. *Pantai di Sangatta*

10.*Pantai dan Pulau2 Di Berau*

11.*Dan lain lainnya*...

Untuk sementara agar supaya *Ditunda dulu* karena sangat berpotensi terjadinya gelombang pasang yang dapat menghanyutkan apa saja yang ada di sekitar pantai . . !

*Demikian untuk diwaspadai*Terima kasih..," demikian narasi dalam pesan berantai tersebut.

Benarkah BMKG memberikan imbauan untuk mewaspadai gelombang pasang di Kalimantan Timur? Simak hasil penelusurannya di sini.

 


Suku Dayak Usir Rencana Bangun Ibu Kota Negara di Kalimantan

Kabar tentang suku dayak mengusir rencana pembangunan ibu kota negara di Kalimantan beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 8 September 2021.

Akun tersebut mengunggah gambar berisi narasi sebagai berikut:

"Hari ini 7 September 2021 suku Dayak usir Rencana bangun ibu kota negara pindah ke Kalimantan. rencana kodok gagal total krn seluruh Kalimantan akan di jaga Suku dayak usir ASENG 2!!!!!"

Dalam gambar itu juga terdapat potongan video dengan narasi "Suku Dayak Kalimantan mulai bergerak mengusir warga asing, sekarang bukan masalah isu agama tapi sudah *NKRI*"

"Alhamdulillah 🤲," tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 101 kali dibagikan dan mendapat 76 komentar warganet.

Benarkah suku dayak mengusir rencana pembangunan ibu kota negara di Kalimantan? Simak hasil penelusurannya dalam artikel berikut ini.....


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya