Waspada, Tips Kesehatan di Media Sosial Rentan Hoaks

Masyarakat perlu mewaspadai tips seputar kesehatan di media sosial, khususnya dari para influencer karena rentan hoaks.

oleh Alifah Budihasanah diperbarui 06 Apr 2024, 16:00 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2024, 16:00 WIB
Ilustrasi hoaks
Ilustrasi hoaks seputar kesehatan

Liputan6.com, Jakarta - Banyak tips seputar kesehatan yang sering kali dibagikan di media sosial. Namun, masyarakat diimbau agar tidak menelan informasi tersebut mentah-mentah karena bisa jadi informasi tersebut adalah hoaks. Bukannya membawa manfaat baik bagi tubuh, justru bisa menimbulkan akibat yang fatal bagi kesehatan.

Umumnya, tips kesehatan yang terindikasi sebagai hoaks mempromosikan cara-cara sederhana untuk menyembuhkan penyakit atau membuat tubuh menjadi lebih sehat.

“Ada orang yang seharusnya dapat penanganan medis lebih lanjut, tetapi karena termakan hoaks, penanganannya jadi terlambat,” ujar dokter spesialis penyakit dalam, Joyce Akwe dilansir dari The Star.

Akwe juga mengingatkan, bukan hanya perawatan medis yang tertunda, tetapi hoaks seputar kesehatan juga dapat mengancam nyawa.

Sebuah survei di Amerika, GoodRx menunjukkan bahwa lebih dari 70 persen orang telah terpapar informasi hoaks seputar kesehatan dan 82 persen di antaranya mendapatkan informasi tersebut dari media sosial.

Selain itu, sebanyak 44 persen responden juga menyatakan bahwa mereka ragu atau tidak mengetahui apakah informasi tersebut benar atau tidak.

Seringkali para influencer membagikan tips-tips seputar kesehatan dan hal tersebut menjadi viral di media sosial. Hal ini didukung oleh temuan NewsGuard, bahwa 20 persen video seputar kesehatan yang beredar di media sosial adalah hoaks.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tips Kenali dan Hindari Hoaks Seputar Kesehatan

Akwe menuturkan bahwa salah satu tanda hoaks seputar kesehatan adalah klaim penyembuhan secara cepat dan instan, tetapi tidak didasari oleh bukti yang valid.

“Kita tidak boleh menganggap klaim yang hanya berupa anekdot sebagai fakta. Mungkin gejalanya mirip, tetapi bisa jadi diagnosisnya berbeda. Tentu, penanganannya juga berbeda,” kata Akwe mengingatkan.

Akwe mengingatkan kepada masyarakat untuk selalu memverifikasi informasi seputar kesehatan, khususnya jika berkenaan dengan kondisi kesehatan pribadi dengan cara berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan profesional.

Penting bagi masyarakat untuk selalu memastikan kebenaran informasi seputar kesehatan yang mereka terima di media sosial, bagaimana kredibilitas si pemberi informasi, pastikan apakah mereka seorang tenaga medis profesional yang tersertifikasi di bidangnya, pastikan validitas data atau rujukan sumbernya, kunjungi situs-situs kesehatan resmi, dan perhatikan bagaimana penyampaian kalimat di dalam informasi tersebut. 


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya