Makna Roti Buaya di Acara Pernikahan Betawi

Roti Buaya salah satu kue ciri khas jakarta asli alias betawi.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 06 Jul 2014, 18:30 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2014, 18:30 WIB
Inilah Metafora Roti Buaya Khas Betawi
Roti Buaya salah satu kue ciri khas jakarta asli alias betawi.

Citizen6, Jakarta Sebagaimana yang sering dikatakan banyak orang Indonesia, Jakarta berbeda dengan wilayah lain di Indonesia dan memiliki dunianya sendiri. Kota ini memiliki konsentrasi urban terbesar. Kota ini pusat pemerintahan dan administrasi. Kota ini memiliki banyak hal. Dan kota ini tempat kebudayaan-kebudayaan berasimilasi

Di balik itu semua, masyarakat asli Jakarta yaitu Betawi memiliki kebudayaan sendiri. Banyak tradisi unik yang penuh dengan makna, seperti roti buaya di acara pernikahan. Bagi pedagang Roti Buaya siap siap jadi incaran para pengantin Betawi pastinya terutama banyak pernikahan sehabis Lebaran.

Mengapa Roti Buaya selalu menghiasi acara pernikahan masyarakat Betawi? Ternyata Roti Buaya ini merupakan salah satu bawaan atau wejangan pengantin pria terhadap pengantin wanita di dalam pernikahan atau lamaran orang Jakarta asli. Bisa dikatakan ini adalah salah satu syarat bagi mempelai laki-laki di dalam pernikahan adat betawi.

Roti buaya ini biasanya dibagikan kepada para tamu undangan yang masih lajang, dengan harapan yang menerimanya segera mendapat jodoh dan menikah. Sebenarnya, roti buaya ini mulai dikenal oleh orang-orang Jakarta pada saat bangsa Eropa masuk Indonesia. Lalu membawa pengaruh terhadap pemikiran masyarakat asli Jakarta bahwa setiap pernikahan harus memiliki sebuah tanda yang mewakilkan acara sakralnya.

Simbol pernikahan yang dimiliki oleh bangsa Eropa pada saat itu adalah bunga. Merasa tak ingin kalah dan tak ingin meniru Eropa, orang Betawi pun berusaha untuk menerapkan simbol yang dibuat sendiri dalam adat pernikahannya.

Dipilihlah roti buaya ini. Konon menurut kepercayaan suku betawi, roti buaya ini adalah simbolisasi yang melambangkan kemapanan dan kesetiaan sampai akhir nanti. Makna kemapanan ada pada sebuah roti, dimana yg memakan roti hanyalah bangsawan-bangsawan pada zamannya. Sedangkan makna kesetiaan terdapat di buaya, karena semasa hidupnya buaya hanya melakukan satu kali pernikahan untuk seumur hidupnya.

Filosofi inilah yang membuat roti buaya hingga saat ini menjadi simbolisasi pernikahan adat Betawi, dengan harapan agar kedua mempelai dapat mapan dan setia sampai akhir nanti. 

Pengirim:

Niko Bimantara

Mahasiswa London School of Public Relations Jakarta

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.  

Mulai 1 Juli sampai dengan 13 Juli Citizen6 mengadakan program menulis bertopik ke-15: Tempat Asyik Buat Ngabuburit berhadiah router dan merchandise cantik. Info detail di sini 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya