Mati di Sini, Tiap Orang Hanya Boleh Dikuburkan Selama 15 Tahun

Kematian adalah kepastian. Namun kebanyakan orang tak pernah benar-benar mempersiapkannya dengan baik.

oleh Karmin Winarta diperbarui 26 Jan 2016, 11:30 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2016, 11:30 WIB
Mati di Negara Ini,
Kematian adalah kepastian. Namun kebanyakan orang tak pernah benar-benar mempersiapkannya dengan baik.

Citizen6, Jakarta Kematian adalah kepastian. Namun kebanyakan orang tak pernah benar-benar mempersiapkannya dengan baik. Termasuk dimana nanti akan dikuburkan.

Di kota-kota besar seperti dunia Jakarta dan lainnya urusan lahan pemakaman selalu menjadi masalah rumit. Karena orang mati tak pernah berhenti sementara lahan tak bertambah.

Hanya beberapa orang yang punya uang banyak, yang bisa mempersiapkan kuburannya sendiri dari sekarang. Kini banyak developer yang menawarkan kapling-kapling untuk menyiapkan pemakaman mereka. Bahkan beberapa sangat mewah dan harganya selangit.

Kematian adalah kepastian. Namun kebanyakan orang tak pernah benar-benar mempersiapkannya dengan baik.

Misalnya pemakaman San Diego Hills Memorial Park dan Al Azhar Memorial Park.

Namun di negeri pulau Singapura punya kebijakan yang cukup ekstrem. Negeri dengan wilayah semula 581,5 Km persegi ini tentu sangat repot dengan lahan pemakaman yang dimilikinya.

Kematian adalah kepastian. Namun kebanyakan orang tak pernah benar-benar mempersiapkannya dengan baik.

Seperti dilaporkan viralnova.com, tahun 1998, pemerintah mengeluarkan peraturan yang menyatakan, warga Singapura tidak lagi diizinkan membeli kavling pemakaman secara permanen. Sebaliknya, mereka hanya dibolehkan menyewa kavling makam dari pemerintah dengan jangka waktu maksimal 15 tahun.

Kematian adalah kepastian. Namun kebanyakan orang tak pernah benar-benar mempersiapkannya dengan baik.

Kebijakan tersebut menuai banyak kritikan dari warganya. Banyak yang menganggap pemerintah sudah tak mempedulikan lagi tradisi pemakaman masa lalu. Dan menurut salah satu warga ini, keputusan tersebut sangat berbahaya. Perdebatan pun terus bergulir, Namun akhirnya warga lebih memilih alternative lain, yakni dikremasi.

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya