Liputan6.com, Jakarta Departemen Kesehatan RI tahun 2012 mengungkapkan, penggunaan pewarna sintetis pada makanan dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan reaksi alergi, hiperaktif pada anak, serta dapat memicu timbulnya kanker.
Sampai saat ini aplikasi zat pewarna alami belum banyak diterapkan baik masyarakat maupun produsen. Hal ini dikarenakan rendemen yang dihasilkan rendah, teknologi yang kurang praktis karena menggunakan energi yang tinggi serta kualitas yang didapatkan kurang baik. Hal ini mendorong mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menciptakan alat ekstraksi pigmen antosianin bernama NORMEX.
Advertisement
Rismoyo Nahri Filanto (TEP 2015) beserta empat orang rekannya mahasiswa Universitas Brawijaya yang membuat NORMEX (Non-Thermal Pigment Extractor) yaitu Bagus Wisnu (TEP 2014), Yuni Puspitasari (THP 2014), Faidiatul Andika Nuriah (THP 2014) dan Aldilah Daydeva (THP 2014) dibawah bimbingan Bapak Angky Wahyu Putranto, STP., MP.
“Secara teori, prinsip dari teknologi Hyper Electric Pulse yaitu mengalirkan arus listrik ke coaxial treatment chamber dimana arus listrik akan menyebar dan menyebabkan pori-pori membran sel bahan akan terbuka sehingga pigmen dapat terekstrak sempurna. Selain itu, proses ini tanpa menggunakan panas sehingga dapat meminimalisir kerusakan pada pigmen antosianin,” ujar Rismoyo ketua Tim NORMEX.
“Pemilihan untuk menciptakan alat ekstraksi pigmen antosianin karena sifat pigmen antosianin mudah larut kedalam air sehingga menjadikan pigmen antosianin sebagai bahan alam yang banyak digunakan untuk dikonsumsi karena mudah diserap oleh tubuh, dan memiliki kemampuan menangkap radikal bebas dan aktivitas antioksidan yang tinggi serta menunjukkan efek penghambatan terhadap pertumbuhan beberapa sel kanker,” ujar Faidiatul anggota Tim NORMEX.
Setelah melakukan pengujian hasil, tim akan melakukan penstabilan terhadap tegangan dan sistem kontrol alat untuk meningkatkan performansi. Menurut kelompok mahasiswa ini, NORMEX dibuat untuk mengembangkan teknologi di bidang produksi pigmen kaya antioksidan alami dan untuk saat ini difokuskan untuk pigmen antosianin berbasis Hyper Electric Pulse.
Harapannya, dengan teknologi non-thermal HEP (Hyper Electric Pulse) dapat membantu masyarakat dan pemerintah dalam upaya mewujudkan Gerakan Keamanan Pangan Nasional tahun 2030.
Penulis:
Yuni Puspitasari
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6