Hotel di Jepang Tawarkan Tidur dengan Jenazah

Orang-orang yang tertarik untuk menemani jenazah bisa menyewa kamar di hotel tersebut.

oleh Nur Aida Tifani diperbarui 20 Jan 2018, 15:01 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2018, 15:01 WIB
20150912-Kondisi Jepang Pasca Topan Efau
Sebuah pemakaman terendam air akibat meluapnya sungai Kinugawa yang disebabkan Topan Etau di Joso, Ibaraki Prefecture, Jepang, Sabtu (12/9/2015). Tim evakuasi terus melakukan pencarian terhadap warga yang terkena dampak Topan Etau. (REUTERS/Issei Kato)

Liputan6.com, Jakarta Setiap hotel pasti menyediakan berbagai ciri khasnya sendiri untuk memikat banyak pengunjung yang datang. Jepang sebagai negara yang menawarkan beragam keunikan, ternyata punya hotel berkonsep menyeramkan yang bisa membuat takut banyak orang.

Sebuah hotel di Osaka misalnya, menawarkan pengalaman menegangkan kepada para pelanggannya untuk menginap dengan jenazah yang mereka cintai.

Itai Hoteru, begitu sebutannya atau dikenal dengan arti hotel jenazah. Sebelum jenazah dikremasi, orang-orang yang tertarik untuk menemani jenzah bisa menyewa kamar di hotel tersebut.

Sama seperti hotel lainnya, mereka juga menyediakan tempat tidur, televisi, serta kamar mandi. Selain itu, Itai Hoteru juga menyediakan ruangan kecil sebagai tempat untuk meletakan peti mati jenazah.

Ruangan itu sengaja dibuka untuk pelayat karena terdiri dari altar kecil dan peti mati berbentuk transparan. Orang-orang terdekat dari lingkaran keluarga inti almarhum yang bisanya diizinkan untuk menghadiri kamar tersebut. 

Proses pemakaman pun menjadi lebih. Berbagai macam paket mulai dari karangan bunga, peti mati, guci penyimpanan abu transportasi, hingga krematorium, semuanya disediakan oleh pihak hotel dengan rangkaian paket yang berbeda.

Harga termurah yang ditawarkan hotel mencapai 185 ribu yen atau setara dengan Rp 22 juta. Ini jauh lebih hemat dan murah dibandingkan dengan proses pemakaman tradisional yang dapat mencapai 1,95 juta yen atau Rp 234 juta.

 

Pertumbuhan angka kematian di Jepang

Hotel di Jepang Tawarkan Tidur Dengan Jenazah
Kerabat terdekat dari almarhum Hajime Iguchi yang menghadiri pemakamannya di hotel jenazah. Credits: Ben C. Solomon/ Fort Worth Star - Instagram

Pertumbuhan kamar mayat semakin meningkat di Jepang karena terkait dengan permintaan dan angka kematian yang semakin tinggi. Pada zaman dahulu, butuh waktu yang lama untuk menghadiri proses pemakaman di Jepang.

Namun sekarang ini, jumlah kematian yang tinggi mengakibatkan rumah krematorium sering kali kewalahan untuk mengurusnya dengan cepat. Pihak keluarga bahkan harus menunggu beberapa hari sebelum jenazah dikremasi.

Proses pemakaman zaman dahulu di Jepang juga samakin berubah. Dahulu seluruh masyarakat berbondong-bodong untuk melayat kepada orang yang meninggal.

Biasanya mereka akan mengambil jenazah dari rumah sakit dan menempatkannya semalaman untuk bisa dikunjungi oleh para pelayat yang meliputi orang-orang terdekat mereka. Setelah itu, di sore hari jenazah kemudian dikremasi.

Untuk sekarang, biasanya hanya keluarga inti dan terdekat saja yang hadir dalam upacara dan proses pemakaman. Ini dilakukan agar proses pengurusan pemakaman mudah dan singkat dilakukan.

Mulanya tak diterima masyarakat

Hotel di Jepang Tawarkan Tidur Dengan Jenazah
Ilustrasi pemakaman di Tokyo. Source: Wikipedia

Ternyata cara ini dianggap lebih ekonomis sehingga lebih dipilih oleh sejumlah keluarga. Sebenarnya, mulanya kehadiran hotel dengan konsep pemakaman seperti ini mendapat kecaman dan kemarahan dari banyak orang. 

Bagi sejumlah orang Jepang, proses pemakaman yang hanya melibatkan kerabat dekat saja untuk berkabung mendapat reaksi keras dari publik. Awal kemunculannya lima tahun yang lalu bahkan tidak mendapat respons yang baik.

Mulanya, kehadiran hotel ini hanya bisa ditemukan pada kota-kota besar di Jepang. Angka kematian yang semakin tinggi akhirnya membuat cara pemakaman seperti ini semakin diterima masyarakat.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya