Bunuh 97 Pasien karena Bosan, Perawat Dipenjara Seumur Hidup

Ini merupakan kisah pembunuhan berantai paling buruk dalam sejarah yang melibatkan perawat.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 24 Jan 2018, 02:17 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2018, 02:17 WIB
Bunuh 97 Pasien karena Bosan, Perawat Dipenjara Seumur Hidup
Ini merupakan kisah pembunuhan berantai paling buruk dalam sejarah yang melibatkan perawat.

Liputan6.com, Jakarta - Mungkin ini salah satu kasus pembunuhan berantai terburuk dalam sejarah Jerman. Kisah yang satu ini seperti sesuatu yang Anda tonton dalam film horor.

Seorang perawat membunuh pasiennya dengan cara menyuntik pasien dengan obat-obatan terlarang. Lalu, ia akan mengawasi mereka sekarat sebelum mencoba untuk menghidupkan kembali pasiennya (yang sayangnya, lebih sering gagal).

Pada tahun 2015, mantan perawat Niels Hoegel dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Ia dinyatakan bersalah membunuh enam pasien rumah sakit dengan menyuntikkan obat terlarang ke pasiennya.

Yang lebih mengerikan, Niels melakukannya dengan dalih "bosan." Kini, dia diadili atas pembunuhan 97 pasien lainnya.

Detail pembunuhan tersebut cukup mengerikan. Tingkat kematian di klinik Delmenhorst meningkat dua kali lipat selama Niels bekerja di sana.

Diperkirakan, ia telah membunuh 62 orang di sana dan 35 orang di sebuah klinik lain di Oldenburg. Aksinya terungkap pada tahun 2005, saat seorang perawat wanita menyaksikan Niels mencoba menyuntikkan pasien di Rumah Sakit Delmenhorst.

Niels ditangkap, untungnya pasien itu selamat. Pada tahun 2008, ia dijatuhi hukuman 7,5 tahun penjara karena beberapa kasus percobaan pembunuhan.

 

Euforia saat menghidupkan pasien

Selama masa ini, seorang wanita menghubungi polisi untuk mengungkapkan kecurigaan bahwa ibunya adalah salah satu korban Niels. Saat berada di dalam penjara, pria itu bahkan mengaku pada rekan-rekannya sesama narapidana bahwa ia telah melakukan lebih banyak pembunuhan.

Menurut Straits Times, rasa bosanlah yang membuat Niels tega membunuh.

"Ia telah mengakui menyuntik pasien dengan obat-obatan yang menyebabkan gagal jantung atau terhentinya peredaran darah sehingga ia kemudian dapat mencoba menghidupkannya kembali. Dan bila berhasil, ia akan digelari sebagai penyelamat oleh orang-orang."

Niels mengklaim bahwa ia merasakan euforia saat berhasil menghidupkan kembali pasien. Sayangnya, ia lebih sering gagal.

 

Tak menyesal

Yang lebih mengerikan, ia sama sekali tidak merasa menyesal. Menurut Mirror, Niels pernah membuat sebagai salah satu pembunuh berantai terbesar.

Penyelidikannya pada tahun 2015 tidak berhenti sampai di situ. Tahun ini, penyelidikan kembali dilakukan. Sementara polisi menyelidiki 97 kematian di atas enam yang dengannya Niels didakwa, pihak berwenang percaya bahwa mungkin ada lebih banyak lagi korban.

Namun, kebanyakan korban telah dikremasi. Ini membuat kepolisian sulit membuktikan bahwa Niels membunuh mereka. Jika terbukti bersalah, Niels akan menjadi salah satu pembunuh berantai paska perang terburuk di Jerman.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya