Peneliti Ungkap Pura-Pura Bahagia Bikin Hidupmu Menderita

Berpura-pura bahagia nyatanya bisa menimbulkan efek negatif pada kesehatan emosional.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Sep 2021, 19:42 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2020, 09:00 WIB
Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta - Menunjukkan kebahagian dengan mengunggah foto maupun video traveling, berbelanja dan makan makanan enak di media sosial memang lumrah dilakukan individu, khususnya para milenial. Ini tentu bisa membuat hidupmu terlihat menyenangkan di mata orang lain. 

Berbagi momen menyenangkan secara luas di media sosial banyak dilakukan untuk menunjukkan rasa bahagia atau bisa jadi pura-pura bahagia. Padahal, terkadang seseorang merasakan bahagia dan sedih di hari yang sama. 

Semua itu sebenarnya tidak salah, namun alangkah lebih baik jika kita bisa mengutamakan kejujuran dan bersikap apa adanya. Namun nyatanya, berpura-pura bahagia bisa menimbulkan efek negatif pada kesehatan emosional.

Sebuah penelitian menemukan bahwa berpura-pura bahagia bisa membuat orang cenderung terobsesi terhadap kegagalan dan perasaan negatif itu sendiri sehingga bukannya bahagia, justru sebaliknya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Hasil Penelitian

Penelitian itu menunjukkan berpura-pura bahagia membuat mereka semakin menyedihkan jika hanya diangankan saja. Peneliti ini dilakukan dengan membagi dua kelompok partisipan.

Pertama kelompok partisipan yang ditugaskan menyelesaikan tes yang sulit, tapi di dalam ruangan yang didesain agar orang tersebut bahagia, seperti menempelkan banyak kata-kata bahagia dan meminta mereka untuk merespons dengan bahagia dan ceria. Adapun kelompok lainnya diminta melakukan tes biasa tanpa harus dipaksakan untuk bahagia.

Para partisipan yang dipaksa bahagia justru merasa memaksakan diri dan memikirkan perasaan negatif lebih intens dibandingkan kelompok yang diminta melakukan tes biasa tanpa harus dipaksakan untuk bahagia.

Partisipan yang memaksa diri mereka untuk bahagia dikatakan juga lebih berisiko mengalami stres dan depresi serta tidak puas dalam hidup.

Reporter:

Febi Anindyakirana

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya