Liputan6.com, Jakarta Selain tempat wisatanya, Indonesia terkenal dengan kulinernya yang unik dan beragam. Bukan hanya makanan tradisionalnya saja melainkan jajanan kaki limanya. Jajanan kaki lima atau street food kerap terlihat menggugah selera siapa pun yang melihatnya.
Baca Juga
Advertisement
Di antara jajanan kaki lima itu adalah siomay, batagor, ketoprak, cilok, dan lain-lain.
Namun, tahukah kamu darimana asal usul pemberian nama-nama jajanan tersebut? Berikut adalah arti atau kepanjangan dari beberapa makanan khas kaki lima di Indonesia.
Saksikan Video Pilihan Di Bawah Ini:
Colenak alias 'dicocol enak'
Colenak merupakan makanan khas Jawa Barat yang terbuat dari peuyeum atau tape singkong yang dibakar diatas bara api.
Colenak sendiri merupakan kepanjangan dari 'dicocol enak. Sesuai dengan namanya, cara menyantapnya cukup dengan dicelupkan ke dalam larutan gula merah agar rasanya semakin nikmat.
Makanan yang populer sejak tahun 1930-an ini umumnya disajikan dengan kuah dari gula jawa serta tambahan kelapa parut.
Advertisement
Ketoprak atau 'ketupat, tauge, digeprak'
Siapa yang tidak tahu ketoprak? Makanan pengganti nasi ini bisa kita temukan di mana saja.
Nama ketoprak sendiri berasal dari kata ketupat, tauge, digeprak. Umumnya, ketoprak berisi ketupat, tauge, bihun, tahu goreng, dan diberi bumbu kacang, kecap manis serta bawang goreng. Terkadang ada pula yang menambahkan dengan telur, tahu, atau pun tempe.
Putu alias 'pencari uang tenaga uap'
Putu merupakan makanan tradisional khas Nusantara yang terbuat dari tepung beras dengan gula jawa sebagai isiannya. Uniknya, putu dimasak menggunakan cetakan kecil dari bambu. Selain itu, bunyinya yang nyaring menjadi daya tarik tersendiri dari kue putu.
Sebenarnya putu berasal dari bahasa Jawa yaitu, puthu. Namun ada juga yang mengatakan kalau putu merupakan singkatan dari 'pencari uang tenaga uap'.
Advertisement
Cilok, Cilung, Cilor, Cireng, dan Cimol
Kelima jajanan tersebut berasal dari bahan utama yang sama, yaitu aci. Hanya saja, cara mengolahnya yang berbeda.
Cilok, jajanan berbentuk bulat ini biasa disajikan dengan bumbu kacang dan saus dengan cara ditusuk menggunakan tusukan sate. Cilok merupakan singkatan dari aci dicolok.
Berbeda dengan cilok yang bulat, cilung dibuat dengan cara digulung menggunakan tusuk sate. Biasanya, cilung disantap dengan diberi bubuk serundeng atau abon. Sesuai dengan cara membuatnya, kata cilung merupakan kepanjangan dari aci digulung.
Cilor adalah aci yang diolah memakai telur. Cilor dibentuk bulat-bulat kemudian dicelupkan ke dalam telur dan digoreng. Biasanya, topping untuk cilor adalah saus, bumbu barbaque, atau keju.
Cireng, camilan sederhana yang mudah ditemukan. Kini menikmati cireng bisa menggunakan bumbu rujak sehingga rasanya lebih nikmat.
Olahan terakhir yang berbahan dasar aci adalah cimol atau digemol. Dalam bahasa Sunda, digemol artinya dibentuk bulat.
Teksturnya yang empuk dan rasanya yang gurih membuat cimol menjadi favorit untuk sebagian orang. Supaya lebih nikmat, cimol biasa diberi taburan bumbu balado, keju, asin, dan lainnya sesuai selera.
Cuanki atau 'cari uang jalan kaki'
Cuanki merupakan kepanjangan dari 'cari uang jalan kaki'. Jajanan khas Kota Kembang ini terdiri dari bakso. tahu putih, tahu goreng, dan siomay. Disajikan dengan siraman kuah kaldu, daun seledri, serta bawang goreng membuat rasanya semakin menggugah selera.
Advertisement