Alami Kondisi Langka, Wanita Ini Menua 8 Kali Lebih Cepat dari Manusia Normal

Tiffany Wedekind salah satu dari 179 orang di dunia yang mengidap progeria.

oleh Ulya Kaltsum diperbarui 23 Okt 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2020, 14:00 WIB
progeria
Tiffany Wedekind salah satu dari 179 orang di dunia yang menderita progeria. Sumber: Metro

Liputan6.com, Jakarta Seorang wanita asal Ohio, Amerika Serikat mengalami kelainan genetik langka yang membuat usia penderitanya delapan kali lebih cepat dari biasanya. Tiffany Wedekind, wanita berumur 43 tahun ini mengidap progeria yang umumnya membunuh orang pada umur 15 tahun.

Progeria merupakan penyakit bawaan langka yang menyebabkan anak mengalami penuaan dini sejak umur dua tahun pertama kehidupannya. Umumnya, seseorang yang mengidap progeria mengalami kebotakan, kulit keriput, dan tubuhnya berukuran lebih kecil daripada anak seusianya.

Tiffany menyadari dirinya mengidap penyakit langka ini diakhir usia dua puluh tahun. Ia bersama saudara laki-lakinya, Chad, baru mengetahui setelah melakukan uji genetik dan hasilnya kondisi tersebut diwarisi dari ibunya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tiffany menggambarkan dirinya sebagai keajaiban medis

progeria
Tiffany Wedekind salah satu dari 179 orang di dunia yang menderita progeria. Sumber: Metro

Seseorang dengan penyakit tersebut jarang dapat melewati usia dua puluh tahun. Namun, Tiffany telah hidup hampir tiga kali lebih lama meskipun mengalami keriput dini, rambut rontok, dan gigi berlubang.

"Saya melakukan yang terbaik untuk tetap sehat karena saya sangat beruntung masih berada di sini. Pola pikir saya adalah bahwa saya bisa pergi kapan saja dan saya hanya mencoba yang terbaik untuk menikmati hidup yang saya miliki," kata Tiffany dikutip dari Metro pada Jumat (23/10/2020).

Rahasia umur panjangnya adalah menjaga kesehatan dan melakukan olahraga

progeria
Tiffany Wedekind salah satu dari 179 orang di dunia yang menderita progeria. Sumber: Metro

Tiffany kehilangan saudara laki-lakinya, Chad, yang meninggal karena komplikasi terkait progeria pada tahun 2012, saat usianya 39 tahun dan telah melampaui harapan hidupnya sekitar 30 tahun.

“Saya diberkati di sini dan saya melakukan semua yang saya bisa untuk memberi diri saya kesempatan terbaik. Saya melihat bagaimana saudara laki-laki saya berjuang (dengan progeria) dan betapa cepatnya banyak hal berubah bersamanya. Jadi saya hidup dengan pola pikir positif,” kata Tiffany.

Saat ini hanya ada 179 orang tersebar di 53 negara di dunia yang hidup dengan progeria. Tiffany bukan hanya orang tertua yang masih hidup dalam kondisi tersebut, ia juga dianggap sebagai orang tertua dalam sejarah.

Menurut Tiffany, kunci umur panjangnya adalah merawat tubuh dengan baik dan mencoba tetap kuat.

"Saya sangat aktif, saya naik sepeda, melakukan yoga, dan mencoba untuk tetap kuat. Saya juga berpikir Anda adalah apa yang Anda makan, jadi saya makan dengan sehat dan merawat tubuh saya dengan baik," kata Tiffany.

"Saya menjalani hidup sepenuhnya selagi saya bisa karena saya telah melihat betapa singkatnya hidup ini. Saya kagum saya masih di sini jadi saya memperlakukan hidup saya seperti taman bermain saya," lanjutnya.

Bukan hanya melampaui prediksi dokter, ia juga tidak mengalami masalah kardiovaskular atau tulang yang sering dialami oleh pengidap progeria. 

Ia kerap mendapat berbagai komentar buruk terkait fisiknya

progeria
Tiffany Wedekind salah satu dari 179 orang di dunia yang menderita progeria. Sumber: Metro

Progeria menunjukkan beberapa karakteristik pada penderitanya, seperti wajah kecil, rahang bawah lebih kecil, bibir yang tipis, hidung berparuh, dan suara melengking.

“Ketika saya tumbuh dewasa saya menyadari bahwa saya berkembang secara berbeda dengan gadis-gadis lain yang menjadi teman saya,” kata Tiffany.

Saat bepergian sendirian, Tiffany juga mengaku mendapat berbagai komentar buruk tentang tinggi badan dan penampilannya. Beberapa orang bahkan salah mengira dia sebagai anak kecil pada berbagai kesempatan.

“Saya tahu saya adalah anomali medis dan saya beruntung berada di sini, tetapi saya masih merasa hidup saya sebaik orang lain,” kata Tiffany.

Baru-baru ini Tiffany mengonsumsi obat baru, Lornafanib, yang dianggap mampu memperlambat proses penuaan. Baginya, ia tidak yakin apakah pil tersebut telah membantunya atau tidak, namun ia tetap bertekad untuk melanjutkan hidupnya dengan cara yang menyenangkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya