Liputan6.com, Jakarta - China telah mengumumkan kasus kematian Covid-19 pertama yang dikonfirmasi dalam lebih dari setahun, di tengah lonjakan kasus Omicron di timur laut negara itu.
Dilansir dari Aljazeera, Senin (21/3/2022), kedua kasus kematian itu dilaporkan pada Sabtu (19/3/2022) di provinsi Jilin, sehingga jumlah kematian akibat Covid-19Â di negara itu menjadi 4.638.
Advertisement
Baca Juga
Ini menandai peningkatan pertama dalam jumlah kematian di China sejak 26 Januari 2021, saat negara itu memerangi gelombang penyakit yang didorong oleh Omicron.
Kematian tersebut menjadikan jumlah kematian akibat virus Corona di negara itu menjadi 4.638. Sementara itu, China melaporkan 4.051 kasus positif baru pada Sabtu, turun dari 4.365 sehari sebelumnya, kata Komisi Kesehatan Nasional.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Berlakukan larangan bepergian
Negara tempat virus Corona pertama kali muncul pada akhir 2019 itu sebagian besar telah menahan penyebarannya berkat kombinasi kontrol perbatasan, karantina yang panjang, dan lockdown ketat pada sebagian besar wilayah yang memiliki banyak kasus yang telah dikonfirmasi.Â
Jilin sendiri telah memberlakukan larangan bepergian, dengan penduduk yang memerlukan izin polisi untuk bepergian melintasi perbatasan, dan membangun delapan rumah sakit darurat dan dua pusat karantina untuk menangani lonjakan infeksi.
Advertisement
Menahan penyebaran Covid-19
Presiden China Xi Jinping mengatakan pada Kamis (17/3/2022), bahwa negara itu akan tetap pada strategi nol-Covid meskipun ada peningkatan kasus. Berbicara pada pertemuan para pemimpin tinggi China, Xi mengatakan negara itu harus terus menempatkan orang dan kehidupan di garis depan, tetap dengan akurasi ilmiah dan nol dinamis, dan mengekang penyebaran epidemi sesegera mungkin.
Salah satu yang miliki kasus kematian tertinggi di dunia
Kota selatan Hong Kong saat ini sedang berjuang untuk mengendalikan wabah penyakit terburuk yang pernah ada, yang menimbulkan risiko serius bagi populasi lansia di wilayah itu, banyak di antaranya tidak divaksinasi.
Tingkat kematiannya saat ini adalah salah satu yang tertinggi di dunia dengan 5.401 kematian sejak pandemi dimulai, 96 persen di antaranya sejak wabah terbaru dimulai pada 31 Desember, menurut data pemerintah.
Advertisement