Liputan6.com, Jakarta - Ada beberapa gejala yang terkait dengan Covid-19 dan daftar gejalanya terus bertambah. Sebagian besar gejala ini biasanya bervariasi antara berbagai varian virus dan intensitas serta dampaknya bervariasi dari orang ke orang.
Banyak individu juga mengalami gejala yang berhubungan dengan long Covid. Sementara gejala pernapasan seperti pilek, batuk dan kesulitan bernapas mendapatkan perhatian paling besar, beberapa orang juga telah melaporkan masalah mata.
Beberapa dari masalah mata yang dilaporkan ini termasuk konjungtivitis, infeksi mata merah muda bersama dengan gangguan gerakan dan kejang seperti mata berkedut.
Advertisement
Melansir dari Times of India, Minggu (3/6/2022), ada beberapa alasan di balik mengapa virus corona bisa menyebabkan mata berkedut. Salah satu alasannya adalah peradangan saraf kranial tertentu yang menyebabkan getaran kecil pada otot yang mengontrol bola matamu.
Saraf kranial mengirimkan pesan antara berbagai bagian otak, termasuk mata, telinga dan hidung. Peradangan saraf ini bisa mempengaruhi mata, menyebabkan kedutan, kejang dan gejala neuromuscular lainnya.
Kedutan mata saat terinfeksi virus corona juga dikaitkan dengan kecemasan dan peningkatan waktu layar. Stres atau kecemasan kesehatan mental, yang meningkat selama pandemi, bisa menyebabkan mata berkedut atau kejang.
Kelelahan akibat peningkatan waktu layar dan konsumsi media, yang juga diamati selama pandemi, bisa menyebabkan getaran pada mata.
Dalam sebuah laporan, sekitar 80% individu yang disurvei mengalami gejala Covid-19 seperti sakit kepala atau mata berkedut.
Baca Juga
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gejala mata lainnya
Selain kejang, Anda mungkin melihat gejala mata lain dengan infeksi Covid-19. Ini termasuk mata kering, gatal, kemerahan, konjungtivitas (mata merah muda), kepekaan terhadap cahaya, nyeri mata dan mata berair.
Jika Anda mengalami konjungtivitis dari virus corona, penting untuk mengisolasi dirimu karena Anda bisa menginfeksi orang lain jika Anda menyentuh matamu dan kemudian menyentuh seseorang atau permukaan tanpa mendisinfeksi tanganmu. Hindari menyentuh wajahmu, terutama mulut, hidung dan mata.
Menurut data, dokter percaya bahwa 1% - 3% orang dengan virus corona akan mendapatkan konjungtivitis yang terjadi ketika virus menginfeksi jaringan yang disebut konjutiva.
Jaringan ini menutupi bagian dalam kelopak mata dan mencegah masuknya mikroba ke dalam mata.
Advertisement
Masalah perut yang jadi tanda gejala Covid-19
Penelitian telah menemukan bahwa virus penyebab Covid-19 bisa memasuki sistem pencernaanmu melalui reseptor permukaan sel untuk enzim yang disebut angiotensin converting enzyme 2.
Masalah pencernaan bisa dengan mudah terjadi karena reseptor untuk enzim ini 100 kali lebih umum di saluran pencernaan dibandingkan dengan pernapasan.
ZOE Covid Studi melaporkan bahwa sebagian besar pasien yang dites positif Covid-19 mengalami gejala gastrointestinal (GI). Gejala GI juga menjadi ciri umum virus corona selama gelombang Alpha dan Delta, bahkan juga muncul selama gelombang Omicron.
Untuk itu, ketahui beberapa tanda umum virus corona yang bisa memengaruhi perut Anda, seperti melansir dari Times of India, Jumat (24/6/2022).
1. Diare
Pengidap Covid-19 umumnya akan mengalami diare. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Gastroenterology meneliti 206 pasien dengan kasus Covid-19 ringan.
Mereka menemukan 48 individu hanya memiliki gejala pencernaan dan 69 lainnya memiliki gejala pencernaan dan pernapasan. Dari total 117 individu dengan gangguan lambung, 19,4 persen di antaranya mengalami diare sebagai gejala awal.
Sebuah studi tahun 2021 yang diterbitkan di SN Comprehensive Clinical Medicine menemukan bahwa pasien Covid-19 yang mengalami diare sebagai salah satu gejala yang muncul lebih mungkin mengalami infeksi parah.
2. Sakit perut
Beberapa individu yang terinfeksi Covid-19 mengeluhkan sakit perut akut dan nyeri perut saat terinfeksi penyakit tersebut.
Sebuah studi dari Beijing menganalisis semua studi klinis Covid-19 dan laporan kasus terkait masalah pencernaan yang diterbitkan antara Desember 2019 dan Februari 2020. Mereka menemukan bahwa 2,2 hingga 6 persen pasien mengalami sakit perut.
Sakit perut yang terkait dengan virus corona sering disertai dengan tanda-tanda lain seperti sakit kepala dan kelelahan.
Dalam beberapa kasus, individu yang terinfeksi juga mengalami sakit tenggorokan dan kehilangan nafsu makan.
3. Kehilangan nafsu makan
Selain gejala gastrointestinal lainnya, banyak individu yang terinfeksi Covid-19 juga sering melaporkan kehilangan nafsu makan.
Menurut penelitian Beijing yang sama, sekitar 39,9 hingga 50,2 persen individu mengalami kehilangan nafsu makan.
ZOE Covid Studi juga menemukan bahwa satu dari tiga individu dengan Covid-19 kehilangan nafsu makan, yang menyebabkan mereka melewatkan makan.
Kehilangan nafsu makan bisa disebabkan oleh perasaan terlalu sakit atau terlalu lelah untuk menyiapkan atau makan. Untuk orang dewasa di atas 35 tahun, kehilangan nafsu makan biasanya berlangsung selama rata-rata empat hari tapi bisa memakan waktu seminggu atau lebih untuk pemulihan total.
Pada individu yang lebih muda dari 35 tahun, kehilangan nafsu makan biasanya berlangsung dua sampai tiga hari dan mereka akan lebih baik dalam seminggu.Â
Advertisement