Liputan6.com, Jakarta Ibadah haji bagi yang mampu merupakan rukun kelima dari rukun Islam. Haji merupakan ibadah yang sangat mulia di mata Allah SWT. Ibadah ini umumnya dilaksanakan oleh umat muslim setiap awal bulan Dzulhijjah.
Baca Juga
Advertisement
Secara bahasa, haji diartikan sebagai "pergi menuju." Adapun menurut pengertian yang lebih luas, haji memiliki arti perjalanan menuju ke Kabah untuk melaksanakan amalan-amalan tertentu pada waktu bulan haji, yaitu Syawwal, Dzulhijjah, atau sepuluh hari pertama Dzulhijjah.
Pelaksanaan ibadah haji adalah di Tanah Suci, Mekkah. Haji wajib ditunaikan oleh umat muslim yang mampu secara fisik, mental, dan finansial.
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, yang artinya:
“Islam dibangun atas lima perkara; bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan salat, menunaikan zakat, puasa di bulan Ramadan dan melakukan haji ke Baitullah bagi orang yang mampu melakukan perjalanan ke sana.”
Dilansir dari laman Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Selasa (5/7/2022), ada banyak keutamaan yang pasti akan didapat saat melaksanakan ibadah haji. Keutamaan haji banyak disebutkan dalam Alquran dan sunnah, mulai dari dinilai setara dengan jihad, mendapatkan ampunan Allah, hingga balasan berupa surga.
Berikut ini beberapa keutamaan ibadah haji, yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber:
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Keutamaan Ibadah Haji
1. Mendapat Pahala Seperti Jihad
Keutamaan ibadah haji dalam Islam adalah akan membuat seorang hamba mendapatkan pahala seperti ketika ia melakukan jihad. Pasalnya, ibadah haji sebagai keutamaan ibadah haji dalam Islam merupakan jihad terbaik menurut Allah.
Perkataan dari Aisyah yang menjelaskan keutamaan ibadah haji dalam Islam dalam satu riwayat hadis, Rasulullah SAW bersabda:
"Wahai Rasulullah, kami memandang bahwa jihad adalah amalan yang paling afdhol. 'Apakah berarti kami harus berjihad?' Tidak. 'Jihad yang paling utama adalah haji mabrur', jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam." (HR. Bukhari no. 1520)
2. Mendapat Balasan Surga
Keutamaan ibadah haji yang berikutnya adalah pasti dijanjikan surga oleh Allah SWT. Terutama bila ibadah haji yang ditunaikan benar-benar mabrur. Dalam kamus Al Munawwir Arab-Indonesia, mabrur berarti ibadah haji yang diterima pahalanya oleh Allah SWT.
Adanya keutamaan ibadah haji ini diriwayatkan dalam hadis Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah lalu Rasulullah SAW bersabda:
"Dan haji mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga." (HR. Bukhari no. 1773 dan Muslim no. 1349).
An Nawawi rahimahullah menambahkan untuk lebih jelasnya,
"Yang dimaksud, 'tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga', bahwasanya haji mabrur tidak cukup jika pelakunya dihapuskan sebagian kesalahannya. Bahkan ia memang pantas untuk masuk surga." (Syarh Shahih Muslim, 9/119)
Advertisement
3. Menjadi Tamu Allah SWT
Keutamaan ibadah haji selanjutnya adalah menjadi tamu Allah SWT. Orang yang menjalankan ibadah haji maka akan dianggap menjadi tamu, sebagaimana hadis yang menjelaskan adanya keutamaan ibadah haji dalam Islam, Rasulullah SAW bersabda:
"Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji serta berumroh adalah tamu-tamu Allah. Allah memanggil mereka, mereka pun memenuhi panggilan. Oleh karena itu, jika mereka meminta kepada Allah pasti akan Allah beri." (HR. Ibnu Majah no 2893)
4. Infak di Jalan Allah SWT
Orang yang berhaji disebut telah infak di jalan Allah SWT. Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKPH) menjelaskan segala biaya yang digunakan untuk berhaji adalah bagian dari infak. Biaya ibadah haji termasuk ke dalam kategori infaq fi sabilillah atau berinfak di jalan Allah dan karena Allah. Pahala dari keutamaan ibadah haji dalam Islam ini melimpah ruah.
5. Allah SWT Berjanji Akan Menghapuskan Dosanya
Orang yang menjalankan ibadah haji dengan mabrur akan dihapus segala dosa dari masa lampau. Barangsiapa yang berniat dan bertekad untuk melaksanakan ibadah haji dengan ikhlas karena mengharap ridho-Nya, maka Allah akan menghapuskan dosa-dosa yang telah berlalu.
Adanya keutamaan ibadah haji dalam Islam ini dijelaskan dalam riwayat hadis dari Abu Hurairah yang Rasulullah SAW bersabda:
"Siapa yang berhaji ke Ka’bah lalu tidak berkata-kata seronok dan tidak berbuat kefasikan maka dia pulang ke negerinya sebagaimana ketika dilahirkan oleh ibunya." (HR. Bukhari no. 1521).
6. Menghilangkan Kemiskinan
Keutamaan ibadah haji selanjutnya adalah akan menghilangkan kemiskinan bagi yang menunaikan dengan benar. Hal itu seperti dijelaskan dalam hadis dari Abdullah Bin Mas’ud lalu Rasulullah SAW bersabda:
"Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga." (HR. An Nasai no. 2631, Tirmidzi no. 810, Ahmad 1/387)
Dari hadis tersebut, dijelaskan salah satu keutamaan menunaikan ibadah haji dapat menggugurkan kefakiran atau kemiskinan. Itu artinya orang muslim yang sudah melaksanakan rukun Islam yang kelima ini dijanjikan oleh Allah akan mendapat rezeki dan kehidupan yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Hal yang sama tentang keutamaan ibadah haji ini ditegaskan dalam Alquran surat Al Hajj ayat 28, Allah SWT berfirman yang artinya:
"Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah diberikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir."
Advertisement
7. Garansi Ampunan bagi Orang yang Dimintakan Ampun oleh Jamaah Haji
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْحَاجِّ وَلِمَنِ اسْتَغْفَرَ لَهُ الْحَاجُّ
Artinya, “Dari sahabat Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad saw pernah berdoa, ‘Ya Allah, ampunilah jamaah haji dan orang yang dimintakan ampun oleh jamaah tersebut,’” (HR Al-Hakim).
8. Jaminan Kesehatan Lahir dan Batin di Dunia.
عن أبي ذر أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى الله عليه وسلم قال إِنَّ دَاوُدَ النَّبِيَّ عليه السلام قال إِلَهِيْ مَا لِعِبَادِكَ عَلَيْكَ إِذَا هُمْ زَارُوْكَ فِي بَيْتِكَ قال إِنَّ لِكُلِّ زَائِرٍ عَلَى المَزُوْرِ حَقًّا يَا دَاوُدُ إِنَّ لَهُمْ عَلَيَّ أَنْ أُعَافِيَهُمْ فِي الدُّنْيَا وَأَغْفِرَ لَهُمْ إِذَا لَقِيْتُهُمْ
Artinya, “Dari sahabat Abu Zarr ra, Nabi Muhammad saw bercerita, ‘Nabi Dawud as pernah berdoa, ‘Tuhanku, apa yang didapat hamba-Mu bila mereka mengunjungi-Mu pada rumah-Mu?’ Allah menjawab, ‘Setiap pengunjung memiliki hak atas yang dikunjungi. Wahai Dawud, sungguh mereka berhak mendapatkan kesembuhan di dunia dan ampunan dari-Ku ketika kelak Kujumpai mereka (di akhirat),’’” (HR At-Thabarani).