Liputan6.com, Jakarta - Saat ini hujan deras kerap mengguyur Jakarta. Biasanya, menjelang sore mulai mendung hingga kemudian turun hujan sampai malam.
Derasnya hujan itu menimbulkan munculnya genangan. Kondisi ini membuat kemacetan di banyak ruas jalan tidak bisa terhindarkan. Bahkan kemacetan masih berlanjut walau hujan mulai reda.
Baca Juga
Beberapa orang mengungkapkan pengalaman yang membuat kesal karena menghabiskan waktu berjam-jam menembus macet Jakarta untuk sampai ke rumah.
Advertisement
Seorang perempuan berinisial (NR) selepas menghadiri acara di kantor pajak hingga jam 6 sore. Selepas itu, ia hendak memesan transportasi online Gojek atau Grab untuk pulang. Saat itu hujan deras, dan tidak ada yang mengambil order-annya.
“Saya pesan Gojek, berulang kali katanya lagi sibuk full, kemudian saya nunggu dan mencoba lagi hingga setengah 8 belum juga dapat,” ungkapnya.
Setelah itu ia memilih keluar ke jalan dari dalam gedung kantor dalam keadaan hujan besar, dan dilihat begitu ramai orang yang juga belum mendapatkan jemputan.
“Akhirnya saya milih jalan kaki, karena saya pikir mungkin akses jalannya kurang strategis yang buat para ojol enggak mau ngangkut, pas saya jalan dan menepi ditempat yang berbeda, saya coba pesan lagi tetap masih sama, driver full sibuk. Sampai jam setangah 10 baru dapat,” ucapnya.
“Itu parah banget, kondisi jalan macet parah hujan besar, klakson saut-sautan,” ujar NR, menambahkan.
Pengalaman itu juga dirasakan Dilla. Ia terpaksa pasrah di dalam mobil saat hendak pulang. "Dari PIM jam 13.00 sampe rumah jam 16.15 WIB Sebab hujan deras dan macetnya jalanan. Itu macetnya parah, sampai ambil jalan putar balik lumayan jauh lagi karena enggak bisa muter," katanya
Beberapa hari terakhir ini, lalu lintas Jakarta padat tak terkendali. Saat dipantau melalui aplikasi petunjuk jalan atau maps, mayoritas ruas jalan terlihat berwarna merah panjang yang artinya macet parah.
Sebelumnya pada Senin (10/10/2022), Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji dalam keterangannya mengungkapkan, data 53 RT yang terendam banjir tersebut tercatat hingga pukul 06.00 WIB. Sebelumnya pada pukul 03.00 WIB, wilayah yang terendam banjir berjumlah 33 RT.
"BPBD mencatat genangan yang sebelumnya terjadi di 33 RT, saat ini menjadi 53 RT atau 0,174% dari 30.470 RT yang ada di wilayah DKI Jakarta," kata Isnawa Adji.
Berikut data wilayah yang terendam banjir:
Jakarta Selatan terdapat 20 RT yang terdiri dari:
Kel. Tanjung Barat
- Jumlah: 2 RT
- Ketinggian: 60 s.d 120 cm
- Penyebab: Luapan Kali Ciliwung
Kel. Pejaten Timur
- Jumlah: 5 RT
- Ketinggian: 60 s.d 300 cm
- Penyebab: Luapan Kali Ciliwung
Kel. Pengadegan
- Jumlah: 1 RT
- Ketinggian: 140 cm
- Penyebab: Luapan Kali Ciliwung
Kel. Rawajati
- Jumlah: 3 RT
- Ketinggian: 70 s.d 120 cm
- Penyebab: Luapan Kali Ciliwung
Kel. Kebon Baru
- Jumlah: 2 RT
- Ketinggian: 70 cm
- Penyebab: Luapan Kali Ciliwung
Kel. Manggarai
- Jumlah: 7 RT
- Ketinggian: 40 cm
- Penyebab: Luapan Kali Ciliwung
Jakarta Timur terdapat 33 RT yang terdiri dari:
Kel. Balekambang- Jumlah: 2 RT
- Ketinggian: 160 s.d 210 cm
- Penyebab: Luapan Kali Ciliwung
Kel. Cililitan
- Jumlah: 2 RT
- Ketinggian: 40 s.d 100 cm
- Penyebab: Luapan Kali Ciliwung
Kel. Cawang
- Jumlah: 4 RT
- Ketinggian: 80 s.d 200 cm
- Penyebab: Luapan Kali Ciliwung
Kel. Bidara Cina
- Jumlah: 12 RT
- Ketinggian: 40 s.d 180 cm
- Penyebab: Luapan Kali Ciliwung
Kel. Kampung Melayu
- Jumlah: 13 RT
- Ketinggian banjir: 40 s.d 135 cm
- Penyebab: Luapan Kali Ciliwung