Liputan6.com, Jakarta - Tidak semua orang mudah untuk menjalin hubungan asmara. Ketika hubungan yang dijalani hanya berpatokan dengan satu pihak yang mana orang tersebut lebih banyak menaburkan waktu, energi, dan usaha, maka itu yg dinamakan one-sided relationship.
Hubungan sepihak pasti rasanya melelahkan karena selalu merasa rela berkorban untuk mengelola hubungan mereka sendiri.
Padahal seharusnya, itu menjadi tanggung jawab bersama oleh kedua belah pihak untuk memelihara dan memajukan hubungan.
Advertisement
Salah satu cara mengunci dan menstabilkan hubungan yakni dengan keduanya harus ada andil, mutual, dan equal.
Menurut Psychologytoday.com, hubungan yang sehat, di mana, kedua pasangan melakukan upaya yang sama dan komitmen ​​untuk membuat segala sesuatunya berhasil.
Meskipun salah satu pihak sudah berkomitmen, ada perbedaan mendasar antara tidak mementingkan diri sendiri dalam cinta dan mencintai seseorang yang menerima segalanya tanpa memberi sesuatu yang berarti sebagai balasannya.
Tak heran jika seseorang yang merasa dalam situasi seperti ini pasti memikirkan apakah aku harus mempertahankan hubungan ini atau pergi saja? Berikut penjelasannya:
One-Sided Relationship
Menurut Mychelle Williams, M.A., LPC yang dikutip dari laman Mindbodygreen, one sided-relationship dapat didefinisikan sebagai hubungan yang tidak memiliki keseimbangan dan timbal balik yang adil.
Hubungan yang tidak memiliki keseimbangan atau timbal balik yang adil mungkin terlihat seperti satu orang menginvestasikan lebih banyak waktu, energi, usaha, dukungan emosional atau finansial daripada yang lain.
Terkadang, timbulnya hubungan yang tak seimbang dikarenakan faktor dari salah satu pihak bersifat manipulatif. Mengapa demikian? Karena ia mau mendapatkan kendali atas orang lain dan menciptakan ketimpangan kekuasaan sehingga pihak lain merasa tidak berdaya menghadapi mereka.
Hubungan sepihak memiliki lebih banyak ketidakpastian dan bertumpu pada satu orang yang lebih effort. Apakah ini yang namanya ‘dibutakan cinta?’
Advertisement
Tanda One-Sided Relationship
Dilansir dari beberapa situs resmi, tanda-tanda umum yang dapat dilihat apakah kalian menjalani hubungan sepihak, berikut penjelasannya:
- Hanya salah satu pihak yang punya inisiatif
Jika pasangan kalian jarang ada inisiatif, maka kalian diharap untuk memulai percakapan, interaksi, atau rencana-rencana bersama.
- Paling sering membuat keputusan untuk kepentingan berdua
Hanya satu pihak yang menanggung beban, sedangkan pihak lain tidak memperdulikan atau mengabaikan tanggung jawab.
- Mengorbankan banyak hal untuk membuat ‘Si Dia’ bahagia
Dampaknya? Kalian mengabaikan kebutuhan dan keinginan sendiri terus menerus. Intinya, hanya satu pihak yang paling sibuk dalam mempertahankan hubungan sendirian.
- Komunikasi buruk
Tak heran lagi jika dengar hubungan sepihak pasti dilandasi dengan kurangnya komunikasi. Pasti akan merasakan dampaknya, seperti tidak dipedulikan oleh pasangan, tidak didengarkan ketika bercerita, sibuk sendiri, dan lain sebagainya.
- Kamu merasa tidak percaya diri dan kehilangan arah
Ketika pasangan kalian tidak peduli atau tidak ada effort, kadang hal tersebut membuat salah satu pihak menjadi insecure sehingga merasa dirinya yang salah.
- Kurang menunjukkan ketertarikan
Dapat dilihat dari perilakunya yang mulai berani berbohong, tidak menepati janji, suka membatalkan rencana, dan sebagainya.
Lantas Bagaimana Jika Sudah Terjadi?
Kalian boleh mengharapkan orang tersebut bisa berubah demi hubungan lebih baik, tapi kalian juga tidak bisa mengharapkan pasangan kalian berubah, kecuali ada keniatan dari diri dianya sendiri.
Bukan berarti hal ini tidak bisa diatasi, namun pastinya akan membutuhkan banyak kerja keras dan komunikasi yang jujur. Beberapa cara ini bisa membantu untuk menangani hubungan sepihak.
- Bersikap jadi diri sendiri dan pahami pertanyaan-pertanyaan yang harus dihindari saat komunikasi.
- Membuat kesepakatan dan batasan-batasan dalam hubungan.
- Bersikap terbuka dan luangkan waktu untuk membicarakan apa yang terjadi secara teratur.
Setiap orang memiliki berbagai alasan untuk mempertahankan hubungan, jika kedua belah pihak sepaham dengan persyaratan hubungan, maka tidak ada alasan untuk memutuskan hubungan.
Terakhir, jika menurut kalian hubungan semakin tidak berkembang dan malah memburuk, maka cara yang paling tepat adalah berpisah.
Memang sulit untuk mengakhiri hubungan yang sudah dibangun, namun tak ada salahnya jika hal tersebut dapat dikatakan keputusan terbaik untuk kedepannya.
Advertisement