Pria 50 Tahun Ini Kedapatan Merokok di Tengah Maraton

Seorang pria Tiongkok yang disebut-sebut sebagai uncle Chen menjadi perbincangan di negeri tirai bambu karena aksinya merokok sembari lari maraton.

oleh Achmad Hafidz diperbarui 18 Nov 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2022, 10:00 WIB
Pria China merokok sambil berlari
Seorang pria berusia 50 tahun di Tiongkok menjadi viral di seluruh dunia setelah dia difoto sedang berlari maraton penuh hanya dalam waktu tiga setengah jam sambil merokok. (Foto: Weibo/ runnersworld).

Liputan6.com, Jakarta - Smoking Brother, julukan pria asal Tiongkok, viral karena melakukan maraton sejauh 42 Km sambil mengisap rokok. Pria tersebut diketahui berusia 50 tahun dan kerap disapa dengan nama Paman Chen. 

Dikutip dari South China Morning Post, Jumat (18/11/2022), Paman Chen berasal dari Provinsi Guangzhou, Tiongkok. Ia menarik perhatian publik setelah penyelenggara maraton mengunggah gambar dan video di internet tentang aksinya merokok saat menyelesaikan maraton 42 Km di Tiongkok.

Tampak di foto yang diunggah panitia, Paman Chen mengenakan kaus oranye dan celana pendek. Ia berlari dengan sebatang rokok menempel di sudut mulutnya.

Meski sembari merokok, dalam foto tersebut, Chen tampak tenang saat berlari. Ia tidak terlihat mengalami kesulitan bernapas. Chen menyelesaikan kompetisi dengan waktu 3 jam 28 menit dan menempati posisi ke-574, dari hampir 1.500 pelari.

Menurut Canadian Running Magazine, Chen memiliki sejarah merokok saat berkompetisi dalam maraton. Media ini melaporkan, Chen bahkan mendapatkan gelar Smoking Brother di kalangan pelari di Tiongkok.

Chen tercatat melakukan debut larinya di Guangzhou Marathon 2018. Kala itu, ia menyelesaikan maraton dengan catatan waktu 3 jam dan 36 menit.

Kemudian, Chen juga mengikuti Xiamen Marathon 2019 dengan waktu 3 jam dan 32 menit. Chen menyelesaikan maraton dengan catatan waktu yang makin baik dari tahun ke tahun.

Selain maraton penuh, Paman Chen juga mengikuti ultra-maraton, menyelesaikan satu maraton sepanjang 50 Km dan satu lagi yang berlangsung selama 12 jam.

Merokok Sambil Berlari, Apakah Berbahaya?

Lari Maraton Sambil Merokok, Aksi Pria Berusia 50 Tahun Ini Jadi Sorotan
Aksi Pria Maraton Sambil Merokok. (Sumber: World of Buzz)

Dilansir South China Morning Post, Amy Wang selaku dokter keluarga yang berbasis di Hong Kong menyebut, berhenti merokok adalah hal yang terbaik yang bisa dilakukan untuk kesehatan. 

"Namun jika mereka tidak bisa (berhenti merokok), olahraga setidaknya akan memberikan beberapa efek perlindungan. Meski begitu, beberapa penelitian memperlihatkan bahwa merokok meningkatkan hemoglobin, kapasitas total paru-paru, dan merangsang penurunan berat badan, sebuah hasil yang diinginkan seseorang dengan berolahraga," katanya Wang. 

Namun, hal itu ditegaskan oleh Wang, bahwa tergantung pada dosis dan sebenarnya dampak rokok lebih buruk untuk kesehatan kita. 

"Manfaat ini tampaknya tergantung pada dosis, yang berarti mereka mungkin tidak berkembang sampai bertahun-tahun setelah memulai pengobatan. Oleh karena itu, tidak ada bukti untuk membuktikan hal ini. Di sisi lain, sudah ada banyak bukti yang membuktikan bahwa merokok dapat memberi dampak negatif pada kesehatan kita, kanker paru-paru adalah contoh utama," ujarnya memberi penjelasan. 

Bahaya Rokok yang Mengintai

Petugas Bea Cukai Gagalkan Peredaran Rokok Ilegal Lintas Provinsi
(Foto:Dok.Bea Cukai)

Dikutip dari laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau CDC, merokok menyebabkan kanker, penyakit jantung, stroke, penyakit paru-paru, diabetes, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Penyakit paru obstruktif kronik meliputi emfisema dan bronkitis kronis.

Merokok juga meningkatkan risiko tuberkulosis, penyakit mata tertentu, dan masalah sistem kekebalan tubuh, termasuk artritis reumatoid.

Selain itu merokok dapat membahayakan bagi orang di sekitar atau yang biasa disebut perokok pasif. Menurut CDC, orang yang tidak merokok tetapi terpapar rokok memiliki peningkatan 25 hingga 30 persen risiko terkena penyakit jantung. Mereka juga 20 hingga 30 persen lebih berisiko terkena stroke.

Sekadar informasi, paparan asap rokok berkontribusi terhadap sekitar 41.000 kematian di antara orang dewasa yang tidak merokok dan 400 kematian pada bayi setiap tahun.

Perokok pasif berisiko terkena stroke, kanker paru-paru, dan penyakit jantung koroner pada orang dewasa.

Anak-anak yang terpapar asap rokok berada pada peningkatan risiko untuk sindrom kematian bayi mendadak, infeksi saluran pernapasan akut, penyakit telinga tengah, asma yang lebih parah, gejala pernapasan, dan pertumbuhan paru-paru yang melambat.

Cara Berhenti Merokok dari Diri Sendiri

Rokok
Ilustrasi rokok. Foto: Ade Nasihudin/Liputan6.com.

Bahaya dari rokok berisiko mengintai Anda di masa depan, sehingga perokok sebaiknya mulai berhenti merokok. Berikut beberapa cara berhenti merokok dikutip dari laman nhs.uk:

  • Buat daftar alasan Anda untuk berhenti merokok.
  • Beritahu orang-orang bahwa Anda berhenti merokok.Jika Anda telah mencoba berhenti sebelumnya, ingatlah apa yang berhasil.
  • Gunakan alat bantu berhenti merokok.
  • Punya rencana cadangan, kalau-kalau Anda tergoda untuk merokok lagi.
  • Buat daftar pemicu merokok Anda dan bagaimana menghindarinya.
  • Jauhkan keinginan merokok dengan tetap menyibukkan diri.
  • Berolahragalah untuk menghilangkan keinginan untuk merokok lagi.
  • Bergabunglah dengan grup medsos yang memberikan motivasi tentang jauhi rokok.

Mulai sekarang berhentilah merokok dan niat itu harus datang dari diri sendiri. 

Infografis 7 Tips Aman Belanja di Pasar Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 7 Tips Aman Belanja di Pasar Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya