Liputan6.com, Jakarta - Puluhan Gen Z berkesempatan berbincang langsung dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Menko Marves RI), Luhut Binsar Pandjaitan, dalam acara 'Gen Z Project Liputan6.com' pada Kamis sore, 24 November 2022.
Dalam kesempatan tersebut para generasi Z diberi waktu untuk 'curhat' hal apa saja kepada Menko Luhut. Pria 75 tahun yang akrab disapa 'Opung' ini pun merespons selayaknya kakek yang sedang menasehati cucu-cucunya.Â
"Silakan (tanya apa saja). Saya kasih kosong semua waktu untuk kalian. Karena apa? Karena kalian tuh generasi yang super penting," kata Luhut.Â
Advertisement
Di mata Luhut, Gen Z adalah generasi yang sangat penting sehingga mereka berhak mendengar langsung cerita dan pengalaman darinya agar nantinya anak-anak muda ini dapat menjadi generasi yang lebih baik daripada generasinya.Â
"Jadi, kalian berhak untuk mendengar cerita langsung, pengalaman langsung. Supaya kalian lebih baik dari generasi saya," ujar Luhut.Â
Alhasil, banyak sekali nasihat yang diberikan Opung untuk para generasi Z yang beruntung itu.
Gen Z pertama yang curhat langsung dengan Luhut Panjaitan adalah Achmad Hafidz dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran, Jakarta, yang mengaku khawatir tidak dapat pekerjaan setelah lulus kuliah.Â
Mendengar curhatan itu, Luhut dengan tegas mengatakan agar gen Z tidak perlu khawatir tentang lapangan pekerjaan. Sebab, lapangan pekerjaan di berbagi sektor akan terus tersedia seiring dengan investasi di Tanah Air.
Terpenting, kata Luhut, ketika masanya tiba, Gen Z sebagai generasi masa depan bisa bekerja dengan hati dan tidak terprovokasi oleh pihak lain.
"Pesan saya, bekerjalah dengan hati, berpikir yang terbaik buat Indonesia. Jangan kalian mau dipecah-pecah ke sana sini gitu," ujar Luhut Panjaitan.
Â
Jangan Pernah Memandang Rendah Orang
Selain itu, ada juga yang bertanya terkait kedekatannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tanpa ragu Luhut pun membeberkan awal mula pertemuannya dengan Jokowi, saat dirinya masih Jenderal Bintang 4 dan sudah menjabat sebagai Menteri Perdagangan (Mendag).
Kala itu, Luhut juga sudah memiliki usaha yang pendapatannya juga lumayan. Sedangkan saat itu Jokowi masih sebagai Wali Kota Solo. Meski jabatan Jokowi saat itu lebih rendah dari Luhut, dirinya tidak pernah memandang rendah Jokowi.Â
"Tapikan saya Jenderal Bintang 4, duitnya juga usahanya lumayan. Sudah Mendag segala macem. Pak Jokowi itu kan baru mau Wali Kota waktu itu, tapi itulah yang saya bilang, kita jangan pernah memandang rendah orang," katanya.Â
Sebab, tidak ada yang pernah tahu kelak kita akan bekerjasama dengan siapa. Bisa jadi, orang yang dulu posisinya lebih rendah dari kita, beberapa tahun kemudian yang terjadi justru sebaliknya.
Â
Â
Advertisement
Selalu Sopan, Santun, Respek kepada yang Lebih Tua
Luhut juga mengatakan dirinya selalu sopan dan santun meskipun usianya lebih tua dari Jokowi, yang saat pertama datang bertemu Luhut memakai baju batik.Â
"Ya kita selalu, nanti kalian juga pas udah besar selalu santun, sopan sama orang. Ya walaupun saya lebih tua, saya selalu bilang 'Eh, Pak Jokowi tunggu sebentar ya saya pas masih rapat, boleh,kan?'. Pak jokowi dengan santunnya (menjawab) 'Nggeh Pak, saya tunggu di sini pak'. Saya ingat masih pake batik beliau datang (waktu itu),"Â kata Luhut
"Ada yang lebih tua (jangan lupa bilang) 'Silakan, bu... Silakan, pak... Silakan, Opung'. Itu dibangun dari kecil karakter itu dan itu saya selalu beri tahu kepada anak cucu saya 'Eh, ingat, kalian harus selalu respek kepada orang yang lebih tua dari kamu'," dia menambahkan.
Menyelesaikan Tugas sampai Selesai, Menggunakan Hati, Serta Lakukan yang Terbaik
Menurut Luhut, dirinya dekat dan sering mendapat penugasan dari Jokowi karena dirinya bisa men-deliver dan menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.Â
"Kenapa dekat? Sebenarnya nanti kalian akan rasakan perjalanan hidupmu. Kalau bosmu itu melihat kamu bisa men-deliver apa yang ditugaskan, dia juga pengin tugas pokoknya selesai dengan baik ya pasti dia ingin berikan tugas terus kepada orang itu. Itu saya yang ngalamin dari waktu saya aktif di Kopassus di baret merah. Tidak ada tugas yang tidak saya selesaikan," kata Luhut.Â
"Memberikan pelajaran ke saya bahwa kita enggak ngerti, jadi, kita ikutin aja jenjang hidup tuh dengan tadi kerja keras. Men-deliver apa yang diberikan tugas tadi kepada kita, dan kau bekerja dengan hati, dengan sungguh-sungguh maksudnya. Dan, berikan yang terbaik untuk kau bisa lakukan, terbaik kamu itu itu tidak mesti yang paling paling baik," Luhut Panjaitan menambahkan.
Advertisement
Karakter Baik
Luhut Binsar Pandjaitan juga mengatakan kepada salah satu generasi Z yang mengambil studi Ilmu Politik bahwa untuk menjadi seorang politikus harus memiliki hati baik.
Luhut bilang jangan menjadi politikus yang mengahalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.
"Pertama, nih, pesan saya kamu belajar ilmu politik yang baik tapi politik itu harus disertai karakter yang baik. Jadi, kamu jangan banyak politikus yang menghalalkan semua cara gitu, loh,"Â katanya.Â
"Kau bangun karakter, karakter budi pekerti yang baik. Tahu berterima kasih, tahu yang pantas dan tidak pantas dilakukan," Luhut menambahkan.
Menurut Luhut hal itu penting. "Karakter itu penting. Kamu manusia tanpa karakter biar kau pintar enggak ada gunanya. Pintar tanpa karakter enggak ada gunanya ya ingat tuh. Supaya kamu jadi orang someday," katanya.
Jangan Mudah Terpengaruh
"Pokoknya kalian harus jadi anak baik ya, jangan mau anak-anak dicekokin berita-berita enggak bener. Kau percaya pemerintah itu pasti memberikan yang terbaik, karena kami punya tanggung jawab moral kepada anak cucu kami juga, ya," ujarnya.
Â
Be Yourself
Opung Luhut mengatakan bahwa generasi Z harus bisa menjadi diri sendiri atau be yourself. Luhut memberi contoh cucunya yang melanjutkan pendidikan di Amerika lebih sering menggunakan Bahasa Indonesia saat mengubunginya melalui Whatsapp.
"Cucu saya itu kadang-kadang Whatsapp saya tapi yang jamnya dengan Amerika beda ya 12 jam. Ya suka suka Whatsapp saya 'Opung, hai how are you?' Kayak gitu-gitu juga nanya," katanya.
"Tapi kalau cucu saya itu walaupun di Amerika dan berbahasa Inggris, banyak kan Bahasa Indonesia kalau Whatsapp saya. Nah, itu juga menyangkut masalah kepribadian juga. Jadi kamu nggak usah takut, be yourself aja kamu jati dirimu jangan hilang sebagai orang Indonesia," dia mengingatkan.
Selain itu, Opung mengingatkan gen Z untuk tidak minder karena memiliki orangtua yang mungkin tergolong tidak mampu.
"Ayah saya itu hanya supir bus, kok. Ayah saya hanya supir bus, tapi ibu saya itu yang melahirkan. Ibu saya kan enggak tamat SR (sekolah rakyat setara SD). Tetapi kami lima anak anaknya jadi semua. Jadi kalian enggak perlu merasa kecil hati mengenai apa, yang penting be yourself," pungkasnya.Â
Advertisement