Waspada, Trauma Masa Lalu Bisa Memengaruhi Hubungan Cintamu

Trauma dapat memengaruhi orang dalam banyak cara dan dampaknya mungkin berbeda dari setiap orang, salah satunya dalam hubungan percintaan.

oleh Wanda Andita Putri diperbarui 18 Okt 2023, 14:04 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2023, 14:04 WIB
Waspada, Trauma Masa Lalu Bisa Memengaruhi Hubungan Cintamu
Waspada, Trauma Masa Lalu Bisa Memengaruhi Hubungan Cintamu (foto: Pexels/ Cottonbro studio)

Liputan6.com, Jakarta - Trauma menjadi reaksi emosional terhadap suatu peristiwa menyedihkan yang menyebabkan ketakutan, kebingungan, ketidakberdayaan, atau disosiasi yang signifikan. Misalnya, perang, bencana alam, penyerangan, penganiayaan, kekerasan, dan menyaksikan kematian.

Insiden kecil seperti putus cinta, kehilangan hewan peliharaan, atau kehilangan pekerjaan juga bisa menyebabkan trauma.

Trauma masa lalu dapat memengaruhi orang dalam banyak cara dan dampaknya mungkin berbeda dari setiap orang. Bila Anda pernah mengalami traumatis, Anda akan menyadari bahwa pengalaman tersebut telah mengubahmu dalam banyak hal, termasuk memengaruhi pasangan dan hubunganmu.

Faktanya, American Psychological Association mencatat bahwa salah satu dampak jangka panjang dari trauma adalah hubungan yang tegang atau kaku. Lantas, bagaimana trauma dapat memengaruhi hubungan cinta? Berikut ulasannya, seperti yang dlansir dari Verywell Mind, Kamis (12/10/23).

1. Mengubah Proses Berpikir

Traumatis dapat mengubah cara berpikir tentang diri sendiri, orang lain, dan dunia di sekitarmu. Misalnya, Anda mungkin menghabiskan hidupmu dengan berpikir bahwa orang lain pada umumnya dapat dipercaya.

Namun, bila Anda pernah disakiti oleh seseorang dalam pengalaman traumatis, Anda akan berpikir untuk tidak akan mempercayai siapapun atau membiarkan orang lain mendekatimu. Seiiring berjalannya waktu, hal ini dapat memengaruhi caramu menjalin hubungan dengan orang lain, termasuk pasanganmu.

2. Membuatmu Waspada

Trauma mengaktifkan pusat rasa takut pada otak manusia yang mengirimkan signal berani untuk membantu manusia bertahan hidup. Namun, otakmu mungkin tetap berada dalam kondisi hiperwaspada bahkan setelah kejadian tersebut selesai.

Anda akan mendapati dirimu merespons apa pun yang dianggap berpotensi mengancam oleh otakmu, terlepas dari apakah itu acaman nyata atau tidak. Misalnya, bila Anda diserang ketika berjalan, Anda akan merasa takut setiap kali seseorang secara tidak sengaja menabrakmu.

3. Menyebabkanmu Merasa Mati Rasa

Sisi buruk dari trauma ini adalah dapat menimbulkan disosiasi yang memungkinkanmu merasa mati rasa. Hal ini terutama umum terjadi pada kasus trauma kronis dan tidak dapat dihindari, seperti kekerasa pada masa kecil dalam jangka waktu yang panjang.

Otak dapat membantumu bertahan hidup dengan memasuki keadaan terpisah dan disosiatif untuk melindungimu dari bahaya. Bila Anda pernah mengalami trauma, mungkin akan merasakan berpindah dari satu kondisi ke kondisi bahaya lainnya atau dari dari kondisi hyperarousal ke hyporarousal.

4. Menghindar

Menghindari situasi dan keadaan apa pun dapat mengingatkanmu akan peristiwa traumatis tersebut. Hal ini dapat berdampak signifikan terhadap kemampuanmu untuk beraktivitas sehari-hari karena hal ini cenderung membuatmu percaya bahwa satu-satunya cara untuk merasa aman adalah dengan membuat dunia kamu lebih kecil. Akibatnya, Anda akan menutup diri terhadap banyak pengalaman yang memuaskan.

5. Membiarkanmu Terisolasi

Peristiwa traumatis dapat menimbulkan efek yang sangat mengasingkan diri karena Anda akan kesulitan mengungkapkan perasaanmu kepada orang lain atau Anda yakin bahwa tidak seorang pun akan memahami apa yang sedang Anda alami. Pola-pola ini dapat menimbulkan jarak dalam hubungan dan isolasi sosial.

6. Menciptakan Kemarahan atau Frustasi

Setelah peristiwa traumatis, Anda juga merasa kurang bisa mengendalikan respons emosional/perilaku dan bertindak dengan cara yang dianggap tidak proporsional oleh orang lain terhadap situasi yang dihadapi.

Hal ini dapat menyebabkan orang lain merasa frustrasi atau marah kepadamu dan memperkuat keyakinanmu bahwa Anda tidak akan pernah dipahami.

Cara Mengatasi Dampak Trauma pada Hubungan

3. Berkata jujur, meskipun di saat-saat sulit
Tanda pasangan setia adalah mereka berkata jujur, meskipun di saat-saat sulit (foto: Pexels/Cottonbro Studio)

Menurut Dr. Jenna Hennessy, Ph.D., seorang psikolog klinis berlisensi dari instruktur psikologi media di Columbia University Irving Medical Center, membagi beberapa strategi yang dapat membantu Anda mengatasi dampak trauma pada hubunganmu.

1. Pola dalam Hubungan

Langkah pertama untuk mengatasi trauma adalah memperhatikan pola dalam hubungan dan keyakinan yang Anda miliki tentang dirimu seperti "Saya tidak bisa dicintai" atau "Saya adalah orang tidak bisa dipercaya."

2. Melatih Aturan Bersama dengan Pasangan

Pengaturan bersama berarti memanfaatkan pasanganmu dan kehadirannya yang menenangkan untuk membantumu merasa lebih teratur dan membumi. Pasanganmu dapat membantu dengan menggunakan nada suara yang hangat dan menenangkan, mengakui kesusahanmu, dan memberikan contoh teknik pernapasan atau menenangkan diri yang berguna bagimu.

3. Membangun Kesadaran Diri

Cobalah untuk menjadi lebih sadar akan respons tubuh dan pikiranmu terhadap situasi atau rangsangan dengan meluangkan waktu untuk mendeskripsikan pemikiran spesifik, mengidentifikasi dan memberi label pada emosimu dan memperhatikan responsmu.

Infografis Rahasia Sukses Memulai Hubungan Baru
Infografis Rahasia Sukses Memulai Hubungan Baru. (Liputan6.com/Lois Wilhelmina)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya