Liputan6.com, Jakarta Gunung Gede Pangrango, dengan keelokan panorama yang memukau menjadi destinasi para pendaki yang memukau. Terletak di Taman Nasional Gede Pangrango di Jawa Barat, gunung ini menawarkan pengalaman mendaki yang menggabungkan tantangan fisik dan kekaguman terhadap keindahan alam.
Namun, di balik daya tariknya, gunung ini juga dikelilingi oleh sejumlah mitos dan misteri yang memberikan nuansa magis pada pengalaman mendaki.
Advertisement
Baca Juga
Sebenarnya, Gunung Gede Pangrango terdiri dari dua puncak terpisah yang keduanya terhubung melalui punggung gunung pada ketinggian 2.400 mdpl. Selaras dengan keindahan alamnya, gunung ini juga menyimpan berbagai mitos yang menjadi bagian dari kepercayaan lokal.
Advertisement
Beberapa cerita mitos seputar Gunung Gede Pangrango turut menciptakan daya tarik dan kekaguman khusus bagi para pendaki. Lewat penceritaan mitos dan misteri ini, pengalaman mendaki Gunung Gede Pangrango menjadi lebih mendalam dan penuh dengan keajaiban yang tak terduga.
1. Alun-Alun Surya Kencana
Mitos dan misteri yang menarik terkait dengan Gunung Gede Pangrango, terutama yang terkait dengan Keberadaan Alun-Alun Surya Kencana, menjadi bagian yang mencolok.
Padang rumput luas ini, yang dihiasi oleh bunga edelweis yang menawan menjadikannya daya tarik utama. Ketika musim bunga edelweis tiba, kecantikan tempat ini menciptakan pemandangan yang tak terlupakan bagi para pendaki.
Namun, Alun-Alun Surya Kencana bukan hanya tentang keindahan alam semata tetapi juga melibatkan kepercayaan pada keberadaan tentara gaib yang dipimpin oleh Pangeran Surya Kencana. Di tempat ini, para pendaki diharapkan untuk menjaga sikap dan perkataan mereka, memberikan penghormatan pada makhluk gaib yang bertugas menjaga kelestarian alam.
Ada pula mitos lain yang melibatkan Alun-Alun Surya Kencana sebagai tempat persembunyian Prabu Siliwangi dalam menghadapi kerajaan Islam. Lokasi ini dianggap sebagai saksi bisu dari peristiwa sejarah yang mendalam, menambahkan nuansa magis dan misterius.
Keberadaan mitos ini memberikan dimensi sejarah dan spiritual yang kuat, menambah kekayaan pengalaman para pendaki yang berkesempatan mengunjungi Alun-Alun Surya Kencana. Dengan demikian, setiap langkah di Gunung Gede Pangrango bukan hanya merupakan petualangan fisik semata, melainkan juga perjalanan spiritual yang erat terkait dengan kearifan lokal dan mitos turun-temurun.
Advertisement
2. Misteri Simpang Maleber
Jalur melalui Putri di Gunung Gede Pangrango membawa para pendaki melewati pos pendakian yang dikenal sebagai Simpang Maleber, yang memiliki reputasi tersendiri. Disarankan agar para pendaki menghindari melewati jalur ini setelah magrib, karena pada saat itu diyakini dapat menjadi saksi dari kejadian-kejadian aneh yang mungkin terjadi di sekitar Simpang Maleber.
Mitos dan cerita turun-temurun menegaskan bahwa keberadaan di jalur ini pada malam hari dapat membuka pintu menuju pengalaman gaib atau misterius yang mungkin menimbulkan ketidaknyamanan bagi para pendaki.
Walaupun jalur melalui Putri menampilkan keindahan alam yang luar biasa, legenda seputar Simpang Maleber menambahkan elemen keajaiban dan ketegangan pada pengalaman mendaki. Keberanian para pendaki diuji tidak hanya oleh tantangan fisik, melainkan juga oleh ketidakpastian dan nuansa mistis yang terlibat dalam jalur ini.
Dengan demikian, menelusuri Gunung Gede Pangrango melalui jalur Putri tidak hanya memberikan petualangan alam yang mendalam, tetapi juga menghadirkan elemen misteri yang membuat pengalaman mendaki lebih menarik dan mendalam.
3. Misteri Telaga Warna
Jalur pendakian melalui Cibodas di Gunung Gede Pangrango memberikan pengalaman yang tidak hanya memanjakan mata dengan keelokan alam, tetapi juga memperkenalkan mitos yang menambah daya tarik perjalanan. Salah satu pos yang dilewati oleh pendaki adalah Telaga Warna, yang konon dihuni oleh ikan misterius.
Menurut cerita yang berkembang, melihat ikan melompat di permukaan air Telaga Warna dianggap dapat membawa keberuntungan dan mengabulkan segala keinginan. Kepercayaan ini memberikan sentuhan magis pada lokasi tersebut, menciptakan pengalaman yang lebih dari sekadar petualangan alam.
Namun, di balik keindahannya, Telaga Warna juga diyakini memiliki aura mistis yang membuatnya sebaiknya dihindari setelah matahari terbenam. Legenda lokal menyebutkan bahwa tempat ini memiliki keangkeran yang cukup, dan disarankan agar para pendaki menjauhi jalur ini setelah magrib.
Semua ini menambahkan nuansa misteri pada perjalanan melalui jalur Cibodas, menciptakan pengalaman yang tidak hanya menguji fisik para pendaki, melainkan juga keberanian dan kewaspadaan mereka terhadap keajaiban dan ketegangan yang mungkin timbul di sepanjang perjalanan.
Advertisement
4. Penampakan Kuntilanak dan Sosok Aul
Masyarakat sekitar dan sejumlah pendaki kerap melaporkan penampakan kuntilanak di sekitar gunung ini, menambahkan nuansa magis pada pengalaman mendaki.
Tak hanya itu, terdapat cerita mengenai Aul, entitas hantu dengan dua kepala yang menjadi penunggu gunung. Diyakini bahwa Aul bergerak lambat dan terseret karena membawa dua kepala di bagian kanan dan kiri tubuhnya. Mitos ini memberikan sentuhan misteri yang melingkupi Gunung Gede Pangrango.
Masyarakat dan pendaki diingatkan untuk tetap waspada, sebab konon penunggu gunung ini memiliki kemampuan menyamar sebagai penduduk setempat. Mereka dapat mengelabui pendaki, menciptakan tantangan tambahan selama perjalanan.
Mendaki Gunung Gede Pangrango tidak hanya berkaitan dengan keindahan alam semata, melainkan juga dengan perjumpaan terhadap mitos dan makhluk gaib yang menguji keberanian dan kewaspadaan para petualang. Dengan begitu, Gunung Gede Pangrango tidak hanya menjadi destinasi fisik, melainkan juga perjalanan spiritual yang melibatkan interaksi antara manusia dan kehadiran gaib di sekitarnya.
Question and Answer
1. Berapa biaya tiket untuk mendaki Gunung Gede Pangrango?
Tiket masuk ke Gunung Gede Pangrango memiliki variasi tergantung pada kategori pengunjung. Bagi pelajar, harga tiket masuk ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) adalah Rp29.000 pada hari biasa dan Rp34.000 pada hari libur. Sementara itu, untuk wisatawan domestik dewasa, biaya tiket masuk adalah Rp29.000 pada hari biasa dan Rp34.000 pada hari libur. Bagi wisatawan mancanegara, tiket masuk lebih tinggi, yaitu sebesar Rp320.000 pada hari biasa dan Rp470.000 pada hari libur.
Tarif tiket ini dikenakan sebagai bentuk kontribusi untuk mendukung upaya konservasi alam dan pemeliharaan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Dengan membayar tiket masuk, pengunjung tidak hanya dapat menikmati keindahan alam yang luar biasa di Gunung Gede Pangrango, tetapi juga berpartisipasi dalam menjaga keberlanjutan ekosistem gunung yang menakjubkan ini.
Advertisement
2. Apa perbedaan antara Gunung Gede dan Gunung Pangrango?
Gunung Gede dan Gunung Pangrango, meskipun terlihat serupa, sebenarnya adalah dua gunung yang berbeda dan terletak berdekatan. Perbedaan yang paling mencolok antara keduanya terletak pada ketinggian masing-masing gunung. Gunung Gede memiliki ketinggian sekitar 2.958 meter di atas permukaan laut (mdpl), sementara Gunung Pangrango lebih tinggi dengan ketinggian mencapai 3.019 mdpl.
Perbedaan ketinggian ini memberikan karakteristik dan tantangan yang berbeda bagi para pendaki yang ingin menaklukkan puncaknya. Meskipun keduanya terhubung melalui punggung gunung pada ketinggian tertentu, Gunung Gede dan Gunung Pangrango menawarkan pengalaman mendaki yang unik dengan pemandangan alam yang memukau di setiap langkah perjalanan. Dengan keunikan alam dan perbedaan ketinggian yang mencolok, kedua gunung ini menjadi tujuan yang populer bagi pecinta alam dan pendaki yang mencari tantangan baru.