Banyak Dijual di Pasar, Apakah Benar Tomat Bisa Bantu Jaga Gula Darah?

Selain rasanya yang menyegarkan, mengonsumsi tomat ternyata berdampak baik bagi kesehatan, salah satunya untuk menstabilkan gula darah. Begini Penjelasannya.

oleh Eka Fadhila Kharisma Putri diperbarui 12 Jun 2024, 10:45 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2024, 10:45 WIB
Tomat
Ilustrasi Tomat Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta Selain dikonsumsi langsung karena menyegarkan, tomat biasanya diolah menjadi campuran beragam masakan seperti campuran soto, pindang, pepes, dan masih banyak lagi.  Selain itu, tomat juga kaya akan nutrisi yang bagus untuk kesehatan, diantaranya vitamin C, vitamin K, potassium, folat, dan serat.

Adapun salah satu dari sekian banyak manfaat tomat untuk kesehatan tubuh adalah membantu mengendalikan kadar gula dalam darah. Sehingga konsumsi tomat sangat dianjurkan bagi penderita diabetes.

Berikut ini berbagai kandungan dalam tomat yang baik untuk penderita gula darah tinggi, dirangkum pada Rabu (12/6/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Mengandung Senyawa Epikatekin

Tomat memiliki kandungan epikatekin, yaitu sebuah senyawa yang berfungsi mengurangi tingkat stress oksidatif, menambah tingkat sensitivitas insulin, serta mengurangi resistensi insulin. Berbagai manfaat epikatekin tersebut tentu akan sangat baik bagi penderita diabetes untuk membantu gula darah bisa lebih terkendali.


2. Memiliki Kandungan Resveratrol

Senyawa dalam tomat yang satu ini bermanfaat untuk meningkatkan biogenesis mitokondria dan mengurangi risiko beragam kerusakan seperti kerusakan oksidatif, peradangan, kenaikan asam lemak, steatosis hati, dan memaksimalkan kerja insulin. 


3. Kaya Antioksidan

Dalam tomat terdapat likopen yang kaya akan antioksidan. Hal ini membuat konsumsi tomat mampu membantu menangkal berbagai risiko penyakit akibat paparan radikal bebas. Salah satu penelitian yang terbit di jurnal Nutrients menyebutkan bahwa peran likopen bagi tubuh adalah menurunkan kadar glukosa dalam darah dan juga meningkatkan insulin yang dapat memberi efek hipoglikemik. 


4. Indeks Glikemik Rendah

Indeks glikemik dalam tomat mentah terbilang cukup rendah, sehingga mengonsumsi tomat tanpa diolah berpotensi lebih baik dalam pengendalian gula darah. Selain itu, kandungan serat yang tinggi dalam buah tomat juga ampuh dalam menghambat penyerapan gula maupun meningkatkan sensitivitas insulin. 


5. Mengurangi Risiko Stress Oksidatif

Konsumsi tomat cukup baik bagi pengidap gula darah tinggi karena bisa mengurangi risiko stress oksidatif, yaitu radikal bebas (pro-oksidan) dan antioksidan yang tidak seimbang akibat paparan berlebih radikal bebas dan kurangnya asupan antioksidan tubuh. 

 Tak hanya itu, dilansir dari salah satu artikel, tomat juga bisa mengurangi peradangan, percepatan aterosklerosis, dan berbagai kerusakan jaringan (ginjal, retina, dan muskuloskeletal) yang disebabkan oleh penyakit diabetes.  


Apa Saja Manfaat Jus Tomat?

Kandungan kalium yang melimpah dalam jus tomat bukan hanya efektif menurunkan tekanan darah, tetapi juga mengurangi risiko terkena stroke, serangan jantung, serta gangguan kardiovaskular lainnya. Tidak hanya itu, jus tomat juga bebas kolesterol dan mengandung vitamin B3 yang bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh.


Apa Manfaat Buah Tomat untuk Wajah?

Tomat mengandung likopen yang dapat menjaga kulit dari efek buruk sinar matahari, mempertahankan kelembapan kulit, serta membuatnya terlihat berseri. Di samping itu, likopen juga memiliki khasiat sebagai agen antibakteri yang membantu mengatasi masalah jerawat pada kulit.


Berapa Batas Makan Tomat Sehari?

Karenanya, disarankan agar konsumsi tomat tidak melebihi 75 miligram setiap hari.


Apakah Buah Tomat Baik untuk Ginjal?

Klorin dan sulfur yang terdapat dalam jus tomat memiliki potensi untuk meningkatkan kinerja hati dan ginjal. Organ-organ ini bertanggung jawab sebagai organ ekskresi utama dalam tubuh.


Apakah Tomat Boleh Dimakan saat Perut Kosong?

Tomat, apakah dalam keadaan segar, dijus, atau diolah menjadi smoothie, dapat memicu terjadinya refluks asam bila dikonsumsi saat lambung sedang kosong.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya