Sikap Orangtua yang Tanpa Disadari Menurunkan Rasa Percaya Diri Anak

Sikap orangtua yang kasar, membandingkan, dan lainnya bisa merusak rasa percaya diri anak.

oleh Abhista diperbarui 08 Nov 2024, 12:48 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2024, 12:48 WIB
Ilustrasi Anak dan Orangtua. (foto: Pinterest/bu GURUKU).
Ilustrasi Anak dan Orangtua. (foto: Pinterest/bu GURUKU).

Liputan6.com, Jakarta Rasa percaya diri yang kuat pada anak adalah pondasi bagi perkembangan kepribadiannya di masa depan. Kepercayaan diri ini membuat anak merasa nyaman berinteraksi, lebih mudah beradaptasi, dan memiliki motivasi untuk berkembang. Namun, rasa percaya diri ini perlu ditumbuhkan sejak usia dini, karena pada masa ini, anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, termasuk pola asuh orangtua.

Pola asuh yang baik tidak hanya mendukung perkembangan anak secara fisik, tetapi juga emosional dan psikologis. Menurut laman parents.com, sikap orangtua memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk rasa percaya diri anak. Sebaliknya, sikap-sikap tertentu dapat merusak kepercayaan diri dan berdampak negatif pada masa depan anak. Berikut ini adalah sikap orangtua yang dapat menurunkan rasa percaya diri anak.

Sikap Kasar dan Pemarah

Ilustrasi Memarahi Anak. (foto: Pinterest/IDN Times).
Ilustrasi Memarahi Anak. (foto: Pinterest/IDN Times).

Orangtua yang sering bersikap kasar atau pemarah terhadap anak mungkin berpikir bahwa ini akan mendisiplinkan anak dengan cepat. Namun, studi menunjukkan bahwa sikap ini justru dapat merusak rasa percaya diri anak. Ketika seorang anak sering dimarahi atau diperlakukan dengan kasar, ia dapat merasa tidak dihargai dan kurang mendapat kasih sayang yang dibutuhkannya. Hal ini bisa menimbulkan trauma yang berlangsung hingga dewasa, yang memengaruhi hubungannya dengan orang lain.

Menurut ahli psikologi, anak yang sering diberi perlakuan kasar oleh orangtua berisiko lebih tinggi mengembangkan perilaku agresif atau kasar saat dewasa. Ini menunjukkan pentingnya pendekatan yang penuh perhatian dan kasih sayang untuk mendidik anak.

 

Membandingkan Anak dengan Orang Lain

Ilustrasi. (foto:Pinterst/Adobe Stock).
Ilustrasi. (foto:Pinterst/Adobe Stock).

Banyak orangtua yang secara tidak sadar sering membandingkan anaknya dengan anak lain yang dianggap lebih pintar atau lebih berbakat. Meski tujuannya mungkin untuk memotivasi, tindakan ini dapat merusak rasa percaya diri anak. Anak yang merasa dirinya tidak cukup baik atau tidak mampu memenuhi ekspektasi orangtuanya akan merasa kecewa dengan dirinya sendiri.

Anak yang terus menerus dibandingkan dengan anak lain berisiko mengalami depresi, merasa tidak puas dengan dirinya, dan cenderung menghindari interaksi sosial. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk menghargai dan menerima keunikan anak tanpa membandingkannya dengan orang lain.

 

Meremehkan Anak

Ilustrasi DIeremehkan. (foto: Pinterest).
Ilustrasi DIeremehkan. (foto: Pinterest).

Meremehkan anak sering kali dilakukan oleh orangtua tanpa disadari. Bahkan saat bercanda, kata-kata meremehkan bisa memberikan dampak yang dalam pada anak. Ketika seorang anak merasa tidak dihargai atau dianggap remeh, rasa percaya dirinya bisa hilang begitu saja.

Sikap meremehkan anak dapat menyebabkan anak merasa dirinya tidak berharga, meskipun ia sudah berusaha keras untuk memenuhi harapan orangtuanya. Hal ini akan berpengaruh pada cara anak memandang dirinya dan berpotensi menyebabkan masalah emosional di masa depan.

 

Harapan yang Berlebihan

Ilustrasi Harapan Terhadap Anak. (foto: Pinterest).
Ilustrasi Harapan Terhadap Anak. (foto: Pinterest).

Sebagian besar orangtua tentu ingin anaknya menjadi yang terbaik di antara teman-temannya. Namun, harapan yang terlalu tinggi dapat memberikan tekanan besar pada anak. Anak yang merasa tidak mampu memenuhi harapan tersebut akan mengalami penurunan rasa percaya diri dan bisa merasa tertekan.

Menurut pakar perkembangan anak, harapan yang realistis dan dukungan emosional yang konsisten lebih penting daripada menuntut hasil yang sempurna. Harapan yang berlebihan bisa menyebabkan anak merasa gagal dan akhirnya menarik diri dari lingkungan sosial.

 

Sering Membentak Anak

Ilustrasi Membentak Anak. (foto: Pinterst/Popmama.com).
Ilustrasi Membentak Anak. (foto: Pinterst/Popmama.com).

Membentak anak, terutama pada usia dini, dapat memengaruhi perkembangan saraf anak. Anak-anak yang sering dibentak atau dimarahi dengan kata-kata kasar berisiko mengalami gangguan emosional. Kebiasaan ini bisa menyebabkan anak merasa malu dan sangat terganggu secara mental.

Penting untuk menggunakan pendekatan yang lebih lembut dalam mendidik anak, agar anak merasa dihargai dan didukung. Sikap membentak yang berulang-ulang akan memengaruhi kesehatan mental anak dan merusak rasa percaya dirinya.

Apa dampak sikap kasar orangtua terhadap anak?

Sikap kasar orangtua dapat membuat anak merasa tidak dihargai dan berisiko mengembangkan perilaku agresif saat dewasa.

 

Bagaimana cara orangtua bisa meningkatkan rasa percaya diri anak?

Orangtua dapat meningkatkan rasa percaya diri anak dengan memberikan dukungan emosional, menghargai usaha anak, dan menghindari membandingkan anak dengan orang lain.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya