Menyimak Fakta Baru Tentang Asam Urat, Genetik atau Pola Makan?

Liputan6.com, Jakarta Asam urat sering dikaitkan dengan pola makan yang buruk atau gaya hidup tidak sehat. Namun, penelitian internasional terbaru menawarkan perspektif berbeda dengan menyoroti peran genetika dalam menentukan risiko seseorang mengalami penyakit ini.

Dalam studi yang melibatkan data genetik dari 2,6 juta individu di seluruh dunia, para peneliti mengidentifikasi 377 variasi gen yang berhubungan dengan asam urat, termasuk 149 yang baru ditemukan. Hasil ini menunjukkan bahwa faktor genetik memiliki pengaruh yang lebih besar dari yang selama ini diperkirakan.

"Asam urat adalah penyakit kronis yang memiliki dasar genetik, bukan sekadar akibat gaya hidup penderitanya," ujar Tony Merriman, ahli epidemiologi dari University of Otago, Selandia Baru. Temuan ini membantah anggapan bahwa asam urat semata-mata disebabkan oleh kebiasaan hidup yang kurang sehat.

Penelitian yang diterbitkan di Nature Genetics ini melibatkan tim ilmuwan internasional. Mereka menganalisis 13 kelompok data DNA dengan partisipasi lebih dari 2,6 juta orang, termasuk 120.295 individu tanpa riwayat asam urat.

Dengan membandingkan kode genetik mereka yang mengidap asam urat dan yang tidak, peneliti menemukan variasi genetik unik yang terkait erat dengan kondisi ini. Sebanyak 377 DNA spesifik ditemukan, 149 di antaranya belum pernah dilaporkan sebelumnya.

Peneliti juga mengungkapkan bahwa mungkin masih ada lebih banyak variasi genetik yang belum teridentifikasi. “Penelitian ini membuka jalan untuk pemahaman baru terkait genetika dan perannya pada asam urat,” kata Tony Merriman.

Diulas pada Selasa (10/12), asam urat terjadi akibat tingginya kadar asam urat dalam darah, yang kemudian membentuk kristal tajam di persendian. Kristal ini dapat memicu respons imun tubuh, menyebabkan peradangan dan nyeri hebat.

Genetika berperan penting dalam setiap tahap proses tersebut, mulai dari cara tubuh memproduksi hingga mendistribusikan asam urat. Bahkan, faktor genetik memengaruhi bagaimana sistem kekebalan tubuh merespons kristal asam urat tersebut.

Temuan ini memperjelas bahwa bukan hanya pola makan yang memengaruhi, melainkan faktor bawaan genetik juga sangat dominan.

Salah satu kesalahpahaman umum tentang asam urat adalah bahwa penyakit ini sepenuhnya disebabkan oleh gaya hidup dan pola makan. Penelitian ini mematahkan mitos tersebut, menegaskan bahwa asam urat adalah penyakit kronis dengan dasar genetik.

Pola makan dan faktor lingkungan memang tetap memiliki peran, tetapi genetik adalah penentu utama risiko seseorang terkena asam urat. Tony Merriman menyatakan, "Mitos ini sering membuat penderita merasa bersalah dan enggan untuk mencari pengobatan."

Dengan menghilangkan stigma ini, diharapkan lebih banyak penderita yang segera mendapatkan perawatan medis.

Asam urat dapat datang dan pergi, tetapi jika tidak ditangani dengan benar, kondisi ini bisa menjadi kronis dan menyebabkan kerusakan sendi. Untungnya, pengobatan modern memungkinkan pasien untuk mengontrol kadar asam urat mereka.

Diagnosis dini sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Pemahaman yang lebih baik tentang peran genetika juga dapat membantu mengembangkan metode pengobatan yang lebih efektif di masa depan.

Apa penyebab utama asam urat? Penelitian terbaru menunjukkan bahwa genetika lebih berpengaruh dibandingkan pola makan.

Tidak. Genetika berperan besar, meskipun makanan tinggi purin juga dapat memperburuk kondisi.

Genetik memengaruhi produksi, transportasi, dan reaksi tubuh terhadap kristal asam urat.

Penelitian ini memberikan pemahaman baru yang dapat membantu pengembangan pengobatan yang lebih efektif.

Konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan rencana pengobatan yang tepat.