Pria Jalani Diet Karnivora Memiliki Kolesterol 1.000, Muncul Gejala Ini di Tangannya

Liputan6.com, Jakarta Seorang pria yang mengonsumsi "lemak dan protein dalam jumlah sangat banyak" sebagai bagian dari diet karnivora tiba-tiba mengembangkan benjolan kuning di telapak tangannya — endapan kolesterol berlebih di bawah kulitnya, kata dokternya.

Pasien yang tidak disebutkan namanya, yang berusia 40-an, mengonsumsi hingga 6 hingga 9 pon keju sehari atau sekitar 2,7-4 kg sehari, ditambah batang mentega dan lemak lain yang akan ditambahkannya ke hamburger hariannya, kata Dr. Kostas Marmagkiolis, seorang ahli jantung intervensional di Rumah Sakit Umum Tampa, USF Health, dan Tampa Heart di Florida, yang merawatnya.

Menurut laporan NBC New York, tes menemukan total kolesterol darah pria itu lebih dari 1.000, salah satu hasil tertinggi yang pernah dilihat Marmagkiolis. Kadar kolesterol yang sehat untuk orang dewasa adalah kurang dari 200.

"Pasien ini tidak menyadari bahwa kolesterolnya setinggi itu," kata Marmagkiolis kepada TODAY.com, seraya mencatat bahwa kolesterolnya normal selama bertahun-tahun.

"Tiba-tiba dalam waktu satu tahun, kolesterolnya meningkat drastis, dan pada saat yang sama, lesi tersebut muncul. Jadi, berdasarkan riwayat pasien ini, kami harus berasumsi bahwa lesi tersebut secara langsung disebabkan oleh kolesterol tinggi, yang secara langsung disebabkan oleh jenis diet yang ia (makan)."

Selama delapan bulan, pria tersebut telah mengikuti diet karnivora — rencana tinggi protein, tanpa karbohidrat yang berfokus pada makan hanya produk hewani, terutama daging, telur, dan beberapa produk susu; dan tidak termasuk buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Itu berarti makan banyak lemak jenuh, yang dapat meningkatkan kolesterol, ahli diet terdaftar Kristin Kirkpatrick memperingatkan.

Pasien tersebut mengatakan bahwa ia kehilangan berat badan, memiliki lebih banyak energi, dan mengalami peningkatan kejernihan mental, menurut laporan kasus di JAMA Cardiology. Namun, dokter perawatan primernya melihat benjolan kuning berlemak di tangannya dan merujuknya ke Marmagkiolis.

Endapan kuning di bawah kulit merupakan tanda bahaya bagi ahli jantung untuk memeriksa kadar kolesterol, kata Marmagkiolis.

"Kami yakin itu adalah cara tubuh untuk membuang kolesterol tambahan dari aliran darah saat tidak dapat memprosesnya," katanya.

Jika benjolan muncul di kelopak mata, lokasi yang paling umum, benjolan itu disebut xanthelasma. Jika benjolan muncul di bagian tubuh lain, termasuk tangan, siku, dan telapak kaki, benjolan itu disebut xanthomas.

Hanya sekitar 1% pasien dengan kolesterol tinggi yang akan mengalami benjolan ini, dengan kecenderungan genetik yang berperan, kata Marmagkiolis.

Endapan kuning itu sendiri sama sekali tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak berbahaya — itu hanyalah sinyal visual dari kemungkinan gangguan metabolisme, tambahnya. Setelah muncul, benjolan itu umumnya tidak hilang, tetapi dapat dihilangkan oleh dokter kulit.

Dalam kasus pasien ini, benjolan tersebut mengindikasikan "jumlah kolesterol yang sangat tinggi dalam aliran darahnya," kata ahli jantung. Secara umum, kadar yang ekstrem tersebut merupakan kondisi yang mendesak dan memerlukan perhatian medis segera, kata Marmagkiolis.

Kolesterol tinggi menyebabkan penumpukan plak di arteri, yang meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke, menurut National Heart, Lung and Blood Institute.

Dokter menyarankan pasien untuk segera beralih ke pola makan yang lebih seimbang dan mengonsumsi obat untuk menurunkan kolesterol.

Banyak orang tertarik dengan diet karnivora dan diet keto lainnya karena mereka merasa kenyang saat menurunkan berat badan, kata Marmagkiolis. Kurangnya karbohidrat memaksa tubuh untuk membakar lemak sebagai energi, bukan glukosa.

Manfaat lainnya termasuk menghilangkan gula, biji-bijian olahan, dan makanan ultraproses, yang telah dikaitkan dengan obesitas dan diabetes tipe 2, kata Kirkpatrick.

Diet karnivora menyediakan nutrisi termasuk riboflavin, seng, vitamin B6, vitamin B12, selenium, dan vitamin A; tetapi kurang mengandung magnesium, kalsium, vitamin C, dan serat, demikian temuan penelitian.

Orang dapat mengalami kekurangan nutrisi karena mereka mengurangi makanan nabati, yang kaya akan serat, antioksidan, vitamin, dan mineral, catat Kirkpatrick. Tidak cukup mengonsumsi sayuran dapat menyebabkan kesehatan usus yang buruk dan sembelit, imbuhnya.

Secara umum, pasien yang mengikuti diet ekstrem tersebut berisiko lebih tinggi mengalami kadar kolesterol abnormal, kata Marmagkiolis.

Dr. Jeremy London, seorang ahli bedah jantung Georgia yang tidak terlibat dalam laporan kasus tersebut, mengatakan diet karnivora mungkin berhasil bagi sebagian orang, tetapi kebanyakan orang akan lebih sehat jika mengonsumsi nutrisi yang seimbang.

"Tubuh kita dibuat untuk bekerja dengan protein, lemak, dan karbohidrat," kata London kepada TODAY.com.

"Apa pun yang ekstrem jarang bermanfaat. … Secara umum, jika Anda berfokus pada makanan utuh yang mengandung daging tanpa lemak, sayuran berdaun hijau, sayuran dan buah-buahan, serta serat, Anda akan baik-baik saja."

Diet Mediterania adalah yang paling sehat, kata kedua dokter tersebut, sambil menunjuk pada penelitian yang menunjukkan manfaat bagi jantung dan lainnya.

Orang-orang yang masih tertarik mengikuti diet karnivora harus mengawasi profil kolesterol mereka dengan pemeriksaan darah dan berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter yang dapat memantau efek dari hanya memakan produk hewani, kata Marmagkiolis.