Pak Alimin, Pahlawan Penuntun Ilmu

Pak Alimin, sosok seorang guru yang memiliki pribadi yang menyenangkan, lucu, dan humoris dan dicintai oleh muridnya.

oleh Liputan6 diperbarui 25 Nov 2013, 17:43 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2013, 17:43 WIB
131125aguruku5.jpg
Citizen6, Samarinda: Saat-saat terbaik seorang Cici Oktaviani Ningrum adalah ketika dirinya memasuki kelas 6 SD. Banyak hal yang didapat Cici kala itu. Selain ilmu yang semakin bertambah, ia juga tidak melupakan sosok yang paling dikaguminya, yaitu Pak Alimin, seorang guru yang mengajar semua mata pelajaran di kelas 6.

Sosoknya yang tinggi besar dan berkumis, sekilas banyak siswa yang takut akan dirinya. Namun di balik semua itu, dia adalah pribadi yang menyenangkan, lucu, dan humoris. Tak segan-segan, ia juga mengajar sambil melawak. Cara mengajarnya ini membuat para siswanya tidak bosan, bahkan selalu antusias mengikuti semua pelajaran-pelajaran yang diajarkan.

"Santai tapi serius" itulah motto yang selalu digunakannya. Belajar sambil tertawa, terdengar sangat menyenangkan. Pribadinya yang humoris dan menggunakan contoh kehidupan yang sederhana sangat mudah ditangkap saat ia memberikan pelajaran kepada para muridnya. Meskipun demikian, kedisiplinan adalah hal yang selalu ia terapkan.

Selain itu, Ia juga selalu mengajarkan kepada siswanya betapa penting sikap disiplin untuk menjadikan seseorang berhasil dan sukses. Contohnya saat jam masuk tiba. Meskipun kami baru kelas enam SD, tapi kami adalah pelajar pertama yang membuka lembaran ilmu. Kami masuk kelas jam 06.30 WIB, dimana banyak anak-anak baru mandi, makan ataupun masih belum bangun.

"Semakin pagi kita mencari ilmu semakin banyak ilmu yang didapat". Itulah yang ia katakan. Kata-kata inilah yang membuat aku semakin semangat untuk datang ke sekolah, walaupun jarak rumah dan sekolah lumayan jauh, yang harus kutempuh selama setengah jam dengan berjalan kaki," ujar Cici.

Setiap pelajaran juga sangat menyenangkan. Cici menceritakan, bahwa ia tidak sekalipun melewatkan pelajaran Pak Alimin, gurunya. Meskipun sakit atau demam, hal tersebut  tak akan menyulutkan semangatnya untuk berangkat ke sekolah, hal ini dikarenakan, cara mengajarnya sangat mudah ditangkap. Selain itu, apabila ada pelajaran yang sulit, kami selalu mendapatkan cara untuk memahaminya.

Hal ini dibuktikan ketika Ujian Nasional untuk tingkat SD tiba. Saat pengumuman kelulusan, Cici mendapatkan nilai tertinggi di sekolahnya bahkan di tingkat kecamatan. Dengan itu, cici pun dapat melanjutkan ke sekolah manapun yang ia inginkan.

"Terima kasih guruku, terima kasih Pak Alimin. Terima kasih atas semua ilmu yang telah kau berikan. Kau telah memberi inspirasiku untuk menjadi orang yang lebih baik lagi. Aku berharap dan akan berusaha agar bisa seperti mu. Menjadi orang yang berguna bagi orang lain. Mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada orang lain dan meneruskan perjuanganmu untuk mengabdikan diri pada bangsa. Aku akan mengingatmu wahai pahlawan penuntun ilmu ku," ucapnya. ( Cici Oktaviani Ningrum/mar)

Cici Oktaviani Ningrum adalah pewarta warga.

Mulai 18 November-29 November ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Guruku Idolaku". Dapatkan merchandise menarik dari Liputan6.com bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya