Imigrasi AS Tangkap Mahasiswa yang Demo Pro Palestina di Columbia University

Mahasiswa tersebut bernama Mahmoud Khalil di School of International and Public Affairs Columbia University.

oleh Teddy Tri Setio Berty Diperbarui 10 Mar 2025, 18:35 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2025, 18:35 WIB
Penangkapan mahasiswa yang ikut demo protes pro-Palestina di University of Columbia (Universitas Columbia). (AP/Craig Ruttle)
Penangkapan mahasiswa yang ikut demo protes pro-Palestina di University of Columbia (Universitas Columbia). (AP/Craig Ruttle)... Selengkapnya

Liputan6.com, New York - Pihak imigrasi Amerika Serikat menangkap seorang mahasiswa pascasarjana Palestina yang dituduh menjadi dalang protes pro-Palestina tahun lalu di Universitas Columbia, New York.

Mahasiswa tersebut bernama Mahmoud Khalil di Sekolah Hubungan Internasional dan Publik universitas tersebut, ditangkap oleh petugas dari Departemen Keamanan Dalam Negeri AS di tempat tinggalnya pada Sabtu (9/3/2025).

Khalil telah menjadi salah satu negosiator utama dengan administrator sekolah atas nama para pengunjuk rasa mahasiswa pro-Palestina, beberapa di antaranya mendirikan perkemahan tenda di halaman Columbia tahun lalu dan menguasai gedung akademik selama beberapa jam pada bulan April sebelum polisi memasuki kampus untuk menangkap mereka.

Khalil tidak termasuk dalam kelompok yang menduduki gedung tersebut, tetapi menjadi mediator antara rektor Columbia dan para pengunjuk rasa, dikutip dari laman Japan Today, Senin (10/3).

Penahanan Khalil tampaknya merupakan salah satu upaya pertama Trump, sebagai presiden AS.

Ia memenuhi janjinya untuk mengupayakan deportasi beberapa mahasiswa asing yang terlibat dalam gerakan protes pro-Palestina.

Serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023 terhadap Israel dan serangan Israel berikutnya terhadap Gaza menyebabkan protes pro-Palestina selama berbulan-bulan yang mengguncang kampus-kampus AS.

Istri Khalil adalah warga negara AS dan ia memiliki kartu hijau tempat tinggal tetap, kata serikat pekerja. Ia tetap ditahan pada hari Minggu. Istri Khalil menolak berkomentar.

Seorang juru bicara Columbia mengatakan bahwa sekolah tersebut dilarang oleh hukum untuk membagikan informasi tentang masing-masing mahasiswa.

Juru bicara Trump, Departemen Keamanan Dalam Negeri, dan Departemen Luar Negeri, yang mengawasi sistem visa negara tersebut, tidak menanggapi pertanyaan. Tidak segera jelas atas dasar apa agen DHS menangkap Khalil.

Dalam wawancara dengan Reuters beberapa jam sebelum penangkapannya pada hari Sabtu mengenai kritik pemerintahan Trump terhadap Universitas Columbia, Khalil mengatakan bahwa ia khawatir bahwa ia menjadi sasaran pemerintah karena berbicara kepada media.

 

Promosi 1

Menlu AS: Pencabutan Visa Bagi Pendukung Hamas

Marco Rubio sebagai menteri luar negeri, menteri pertama kabinet Presiden Donald Trump. (AP)
Marco Rubio sebagai menteri luar negeri, menteri pertama kabinet Presiden Donald Trump. (AP)... Selengkapnya

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan minggu lalu bahwa mahasiswa internasional yang mendukung Hamas, kelompok militan Islam yang telah ditetapkan AS sebagai organisasi teroris, menghadapi pencabutan visa dan deportasi.

Sementara itu pihak kampus di Columbia mengeluarkan protokol revisi tentang bagaimana siswa dan staf sekolah harus menangani agen dari Imigrasi dan Bea Cukai AS yang berusaha memasuki properti sekolah swasta.

Sekolah tersebut mengatakan agen ICE tanpa surat perintah penangkapan yudisial dapat diizinkan memasuki properti pribadinya dalam "keadaan darurat," yang tidak disebutkan secara spesifik.

"Dengan mengizinkan ICE di kampus, Columbia menyerah pada serangan pemerintahan Trump terhadap universitas-universitas di seluruh negeri dan mengorbankan mahasiswa internasional untuk melindungi keuangannya," kata Student Workers of Columbia dalam pernyataannya.

Infografis Solusi 2 Negara Israel-Palestina dan Sikap Indonesia.
Infografis Solusi 2 Negara Israel-Palestina dan Sikap Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya