Aksi Protes di Kazakhstan Ganggu Penambangan Bitcoin

Sebagai pusat penambangan Bitcoin terbesar kedua di dunia, pemutusan akses internet di Kazakhstan sangat berdampak bagi para penambang.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 07 Jan 2022, 12:08 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2022, 12:08 WIB
Bitcoin - Image by mohamed Hassan from Pixabay
Bitcoin - Image by mohamed Hassan from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Aksi protes dan kekacauan yang terjadi di Kazakhstan membuat pihak berwenang terpaksa memutus akses internet dan telepon untuk meredam kerusuhan di negara tersebut. 

Sebagai pusat penambangan Bitcoin terbesar kedua di dunia, pemutusan akses internet di Kazakhstan sangat berdampak bagi para penambang yang berada di sana. 

Tentunya akibat hal tersebut selain aktivitas pertambangan Bitcoin terganggu, harga Bitcoin juga turut terdampak.

Dilansir dari CNBC, Jumat (7/1/2022), harga Bitcoin turun di hingga di bawah USD 43.000 atau sekitar Rp 616,80 juta (asumsi kurs Rp 14.344 per dolar AS) untuk pertama kalinya sejak September. Bahkan dalam perdagangan Kamis, Bitcoin jatuh lebih dari 8 persen. 

Sebelumnya, beberapa bulan lalu, China mengusir semua penambang cryptocurrency di negaranya, banyak dari mereka mencari perlindungan di negara tetangga Kazakhstan. 

Namun, berbulan-bulan setelah para migran kripto ini mendirikan toko, protes atas lonjakan harga bahan bakar telah berubah menjadi kerusuhan terburuk yang pernah terjadi di Kazakhstan dalam beberapa dekade. membuat penambang kripto terjebak di sana. 

Presiden Kazakhstan Kassym Jomart Tokayev memerintahkan penyedia telekomunikasi negara itu untuk menutup layanan internet. Penutupan itu membuat sekitar 15 persen penambang bitcoin dunia offline. 

“Tidak ada internet, jadi tidak ada penambangan,” kata Kazakh Didar Bekbau, salah satu penambang di Kazakhstan, seperti dikutip dari CNBC, Jumat pekan ini.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kazakhstan Tempat Persinggahan

Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat
Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Bekbau menjalankan Xive, sebuah perusahaan yang menyediakan layanan hosting untuk penambang internasional dan menjual peralatan khusus yang dibutuhkan untuk menambang. 

Dalam beberapa bulan terakhir, dia menerjunkan inbound yang tak terhitung jumlahnya dari penambang China yang mencari tempat yang aman untuk memasang peralatan mereka.

Menurut Pusat Keuangan Alternatif Cambridge,Kazakhstan berada tepat di belakang AS dalam hal pangsa pasar penambangan bitcoin global, dengan 18,1 persen dari semua penambangan kripto, 

Selama berbulan-bulan, anggota parlemen Kazakhstan telah menetapkan aturan baru untuk mencegah penambangan, termasuk undang-undang yang akan memperkenalkan pajak tambahan untuk penambang kripto mulai 2022. 

Para ahli berharap langkah tersebut akan secara signifikan mengubah insentif bagi orang yang ingin menggunakan modal di dalam Kazakhstan.

"Pemadaman internet terjadi setelah upaya untuk memberlakukan larangan de facto pada penambangan baru di negara ini, sehingga penambang akan sangat menyadari risiko politik di sana,” kata Nic Carter, salah satu pendiri Castle Island Ventures.

“Larangan ini hanya menggarisbawahi mengapa penambang semakin menempatkan diri mereka di yurisdiksi yang stabil secara politik,” lanjut Carter.

Beberapa pakar pertambangan berpendapat Kazakhstan hanya dijadikan sebagai persinggahan para penambang sebelum akhirnya mereka migrasi yang lebih lama ke barat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya