Korea Selatan Alami Kenaikan Keluhan Terkait Bursa Kripto

Meskipun alami peningkatan keluhan soal pertukaran kripto, tapi dalam setahun terjadi peningkatan pengguna bursa kripto di Korea Selatan.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 11 Feb 2022, 17:58 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2022, 17:58 WIB
Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple
Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple. Kredit: WorldSpectrum via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Adopsi kripto saat ini meningkat lebih tinggi karena kapitalisasi pasar kripto secara global naik hingga USD 3 triliun atau sekitar Rp 43 kuadriliun pada November 2021.

Namun, dengan peningkatan adopsi cryptocurrency, sejalan dengan peningkatan keluhan tentang pertukaran kripto yang mulai terlihat di berbagai negara, salah satunya Korea Selatan.

Dilansir dari Yahoo Finance, Jumat (11/2/2022), laporan dari agensi lokal terbaru menunjukkan ada lonjakan 7,7 kali dalam jumlah keluhan pelanggan yang diajukan terhadap empat bursa kripto terbesar Korea Selatan pada 2021.

Hal tersebut sejalan dengan tren warga negara tersebut dalam mengikuti kegilaan kripto global. Selanjutnya, penambangan kripto juga mengalami peningkatan yang cukup besar.

Data pengaduan diajukan oleh Badan Konsumen Korea ke kantor MP Lee Joo-hwan dari Partai Kekuatan Rakyat oposisi. Data yang tercatat menunjukkan total terdapat 232 keluhan konsumen formal yang diajukan ke agensi tahun lalu dari pelanggan dari empat bursa yaitu Upbit, Coinone, Korbit, dan Bithumb.

Jumlah tersebut meningkat tajam dari hanya 24 kasus pada 2019 dan 30 kasus pada 2020. Khususnya, sebagian besar pengaduan diajukan terhadap Coinone sebesar 130 kasus, diikuti oleh Upbit dengan 74 kasus, Bithumb dengan 17 kasus, dan Korbit dengan 11 kasus. 

Menariknya, meskipun alami peningkatan keluhan, selama setahun terakhir justru terjadi peningkatan tajam dalam jumlah pengguna bursa yang disebutkan di atas.

Meningkatnya keluhan dikuatkan dengan peningkatan volume perdagangan dan pengguna di bursa. Pada akhir 2021, gabungan 12,02 juta pelanggan yang menghasilkan lebih dari 23 persen populasi negara membuat dompet digital di empat platform perdagangan.

Selain peningkatan keluhan, terlihat juga peningkatan jumlah orang yang sekarang menambang kripto di negara tersebut. Ini terjadi meskipun perusahaan energi nasional tahun lalu menaikkan harga listrik untuk pertama kalinya dalam delapan tahun.

Data menunjukkan sementara hanya 28 pengiriman rig penambangan dilaporkan pada 2020, jumlah ini naik menjadi 453 pengiriman pada 2021. Peningkatan penambangan rumah telah terjadi meskipun sumber daya energi konvensional hampir tidak ada di negara ini.

Khususnya, sejak 2017 penambang rumah telah menghabiskan lebih dari USD 50,2 juta untuk impor rig di Korea Selatan. Namun, penambang bisa menghadapi tarif listrik yang lebih tinggi dalam waktu dekat.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

LINE Pay Jajaki Kripto Sebagai Opsi Pembayaran

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Sebelumnya, LINE Pay Corporation, penyedia layanan dompet digital dan teknologi keuangan raksasa serta aplikasi chatting Jepang LINE, sedang mempertimbangkan untuk menambahkan cryptocurrency termasuk Bitcoin dan Ethereum ke opsi pembayarannya di masa mendatang.

LINE Pay juga akan segera menggunakan token asli aplikasinya untuk pembayaran di berbagai pedagang online tertentu dalam masa uji coba terbatas. LINE Corporation mengatakan mulai 16 Maret, pengguna akan memiliki opsi untuk pembayaran menggunakan token LINK (LN) yang merupakan kripto asli milik LINE

"Selama uji coba, pengguna dapat menggunakan LINK di merchant online LINE Pay seperti LINE Points, tanpa biaya komisi. Dengan menghubungkan LINK ke LINE Pay sebagai solusi pembayaran, LINE Pay bertujuan untuk memperluas opsi pembayaran pengguna, meningkatkan kenyamanan, dan mengembangkan penggunaan LINK di kehidupan sehari-hari mereka," kata pihak perusahan dalam keterangannya, seperti dikutip dari Coin Telegraph, Rabu, 9 Februari 2022.

LINE Pay juga mengatakan sedang mempertimbangkan untuk menambahkan cryptocurrency lain termasuk Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) ke opsi pembayarannya di masa depan. 

Hal itu untuk memperkuat kemitraannya dengan perusahaan blockchain. Data dari Statista menunjukkan ada 86 juta pengguna LINE aktif bulanan pada kuartal ketiga 2020 dari lebih dari 68 persen populasi negara yang berjumlah 126 juta.

Diluncurkan pada Agustus 2018, token LINK (LN) saat ini diperdagangkan pada USD 142,78 atau sekitar Rp 2.051.305. HArga itu meningkat sekitar 22 persen dalam 7 hari terakhir. 

Token LINK telah tersedia untuk diperdagangkan di pertukaran kripto Bitmax setelah perjanjian Agustus 2020. Hingga akhir tahun 2021, ada 30 bisnis pertukaran kripto yang beroperasi di Jepang yang telah disetujui oleh Badan Layanan Keuangan negara tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya