Pemerintah AS Peringatkan NFT Bikin Risiko Keuangan Baru

Pasar seni digital yang muncul, seperti NFT, dapat menghadirkan risiko baru, tergantung pada struktur dan insentif pasar.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 13 Feb 2022, 18:52 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2022, 18:52 WIB
Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash by Pawel Czerwinski)
Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash by Pawel Czerwinski)

Liputan6.com, Jakarta - Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) telah memperingatkan Non Fungible Token (NFT) dapat menimbulkan risiko keuangan gelap baru. 

Menurut perkiraan industri, pasar NFT dapat mencapai USD 35 miliar atau sekitar Rp 304 triliun pada 2022 dan lebih dari USD 80 miliar atau sekitar Rp 1,1 kuadriliun pada 2025. 

Departemen Keuangan Amerika Serikat mengumumkan rilis "studi tentang keuangan gelap di pasar seni bernilai tinggi." Studi ini diamanatkan oleh Kongres dalam Undang-Undang Anti Pencucian Uang tahun 2020.

"Studi ini memeriksa pelaku pasar seni dan sektor pasar seni bernilai tinggi yang dapat menghadirkan risiko pencucian uang dan pendanaan teroris ke sistem keuangan AS,” tulis Departemen Keuangan AS dalam rilis tersebut, seperti dikutip dari Bitcoin.com, Sabtu (12/2/2022). 

Pasar seni digital yang muncul, seperti NFT, dapat menghadirkan risiko baru, tergantung pada struktur dan insentif pasar.

Untuk memerangi risiko tersebut, studi ini merekomendasikan beberapa opsi, termasuk memperbarui pelatihan untuk penegakan hukum dan bea cukai, meningkatkan berbagi informasi sektor swasta, dan menerapkan persyaratan anti pencucian uang serta kontra pendanaan terorisme kepada peserta tertentu di pasar seni.

Menurut data dari Dappradar, volume penjualan NFT mencapai USD 24,9 miliar pada 2021, dibandingkan dengan USD 94,9 juta pada tahun sebelumnya. Meningkatnya popularitas NFT telah menarik scammers dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan regulator.

"Penipuan yang menjanjikan keuntungan besar pada cryptocurrency dan NFT membanjiri internet," kata administrator Divisi Peraturan Keuangan negara bagian Oregon, AS, TK. Keen. 

"Investor yang ingin membeli cryptocurrency dan NFT harus melakukan pekerjaan rumah mereka untuk memastikan mereka sepenuhnya memahami investasi ini dan risikonya sebelum terlibat," ujar Keen. 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Alibaba Luncurkan Koleksi NFT untuk Olimpiade Musim Dingin

Ilustrasi NFT
Ilustrasi NFT. Dok: unsplash

Sebelumnya, raksasa e-commerce asal China, Alibaba memperingati empat cabang olahraga besar di Olimpiade Musim Dingin 2022 dengan debut koleksi Non Fungible Token (NFT). 

Dilansir dari Coin Rivet, Sabtu, 12 Februari 2022, koleksi NFT ini dirancang sebagai lencana yang menampilkan empat cabang olahraga yaitu seluncur cepat, ski gaya bebas di udara, gaya lereng, dan seluncur indah, semuanya dibuat dalam gaya seni tradisional Tiongkok.

Koleksi NFT perdana Alibaba, yang memiliki 8.888 salinan dari setiap lencana yang tersedia, akan dapat dibeli di pasar online Taobao dan Tmall Alibaba hingga 20 Februari, sesuai dengan tanggal penutupan olimpiade musim dingin.

NFT pertama dari koleksi tersebut, yang menampilkan cabang olahraga seluncur cepat melintasi garis finis, terjual habis hampir seketika setelah dirilis pada Sabtu lalu.

Meskipun begitu, kolektor yang memiliki NFT dari Alibaba ini memiliki beberapa batasan kecil. Seperti yang dikatakan perusahaan, pemegang NFT dilarang menggunakan koleksi digital untuk tujuan komersial apa pun.

Beijing mulai menjauhkan diri dari cryptocurrency pada September lalu ketika bursa terkemuka Huobi mengumumkan penutupan semua akun yang berbasis di China pada 2022 bersamaan dengan memberlakukan larangan penambangan Bitcoin di China pada Oktober.

Untuk sekarang, China tampaknya akan menerapkan sistem Central Bank Digital Currency (CBDC) melalui yuan digital, yang sejauh ini telah diterima dengan baik oleh para pengguna awal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya