Liputan6.com, Jakarta - Pergerakan harga kripto memang sulit diprediksi. Walaupun secara keseluruhan pasar tengah lesu, tapi banyak analis percaya geraknya saat ini lebih mengarah ke sideways atau datar.
Dalam ranah investasi kripto memang terkenal istilah bear market dan bull market yang menunjukkan tren naik dan turun. Namun, ada juga sideways market yang bisa berlangsung lama, seperti kondisi saat ini.
Baca Juga
Sideways market sendiri adalah ketika harga aset melayang dalam kisaran kecil, menunjukkan tidak ada tren naik atau turun yang jelas. Kondisi sideways terjadi ketika harga aset yang diperdagangkan di pasar bergerak secara horizontal karena kekuatan permintaan dan penawaran yang sama.
Advertisement
VP Marketing Tokocrypto, Adytia Raflein mengatakan, kondisi pasar kripto dalam dua pekan terakhir ini menunjukan gerak sideways.
“Kondisi ini ternyata bisa dimanfaatkan oleh investor meraup keuntungan tipis, sekaligus untuk menutup kerugian pada saat bear market,” ujar Raflein dalam siaran pers, dikutip Sabtu (6/8/2022)
Berikut strategi yang bisa diterapkan investor kripto dalam menghadapi sideways market:
1. Perhatikan Kondisi Aset Kripto
Sebelum mengambil keputusan jual atau beli di kondisi market ini, sebaiknya investor memastikan kondisi aset kripto yang layak untuk disimpan atau tidak. Kondisi pasar ini mulai bisa menjadi menguntungkan, jika dapat memilih aset kripto yang terbaik melalui riset.
"Jika investor benar-benar percaya pada kripto yang dimiliki dan telah melakukan penelitian, mereka tidak perlu khawatir. kesalahan umum yang dilakukan pemula adalah panik menjual hanya untuk membeli kembali dengan harga lebih tinggi," tutur Adytia.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pantau Arah Pasar
2. Tahan Ketika Pasar Tidak Beraturan (Choppy)
Investor pemula harus ingat ketika pasar seperti ini sebaiknya menahan diri sampai ada pergerakan yang jelas atau membentuk pola yang lebih jelas. Dengan harga yang bergerak dalam kisaran kecil, investor pemula mungkin kesulitan menghasilkan keuntungan.
Hal terbaik adalah lebih memilih untuk HODL aset dalam jangka waktu tertentu untuk kondisi market untuk mengukur arah harga di masa depan. Strategi ini sangat penting untuk digunakan, terutama ketika tekanan ekonomi berada dalam siklus fase jangka panjang.
3. Pantau Arah Pasar
Investor bisa memantau arah pasar dengan melihat pergerakan harga aset-aset kripto lainnya menuju arah sentimen positif atau negatif. Selain itu, investor juga dapat mempelajari Average True Range (ATR).
ATR adalah indikator yang membantu investor untuk mengukur volatilitas dan dapat membantu menemukan titik yang tepat untuk memaksimalkan keuntungan. Bagian terbaiknya, ini juga merupakan alat manajemen risiko yang baik untuk menilai tempat yang sempurna untuk stop loss.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Diversifikasi Aset
4. Stop Loss di Bawah Level Support
Cara lain yang bisa digunakan adalah dengan melakukan stop loss di bawah level support. Hal ini akan mencegah kerugian yang meningkat ketika market turun lebih jauh.
Jika stop-loss diposisi terlalu lebar, berisiko kehilangan lebih banyak uang. Di sisi lain, jika stop-loss terlalu ketat, berisiko tersingkir dari perdagangan yang positif sebelum waktunya.
5. Lakukan Diversifikasi Aset
Taktik lain yang bisa diterapkan investor adalah diversifikasi. Sebagian besar studi menunjukkan lebih penting untuk memiliki aset yang dialokasikan secara efektif daripada mencoba dan mengelola kapan waktu yang tepat untuk masuk ke market. Ketika pasar sideways atau bergerak ke samping, penting untuk menjaga keseimbangan alokasi investasi.
“Selain itu, sangat penting untuk meninjau grafik harian, terutama yang sudah mempelajarinya bagi investor berpengalaman,” pungkas Adytia.
Survei: 54 Persen Investor Kripto Tak Jual Aset Selama Harga Anjlok
Sebelumnya, menurut sebuah laporan baru yang diterbitkan oleh platform penelitian intelijen konsumen CivicScience, sekitar 54 persen investor belum menjual cryptocurrency mereka selama beberapa bulan terakhir.
Dilansir dari UToday, Rabu (3/8/2022), adapun survei ini dilakukan terhadap lebih dari 1.000 pengunjung situs CivicScience yang dimulai pada 25 Juli hingga 26 Juli 2022. Namun, seperempat atau sekitar 26 persen investor cryptocurrency menjual hampir semua kepemilikan mereka. Kemudian 20 persen responden hanya menjual sejumlah kecil kripto.
Tidak mengherankan, ada korelasi langsung antara pendapatan seseorang dan kemampuan seseorang untuk memegang simpanan cryptocurrency.
Para investor yang berpenghasilan lebih dari USD 150.000 atau sekitar Rp 2,2 miliar per tahun biasanya memiliki tingkat keyakinan yang tinggi, dengan sekitar 70 persen dari mereka tidak menjual apapun selama beberapa bulan terakhir.
Sebaliknya, mayoritas dari mereka yang pendapatan tahunannya di bawah USD 50.000 memang menjual semua atau setidaknya sebagian dari kepemilikan mereka. Adapun menurut laporan CivicScience, 20 persen dari populasi umum telah berinvestasi dalam cryptocurrency.
Persentase mereka yang mengklaim volatilitas cryptocurrency memengaruhi keinginan mereka untuk berinvestasi dalam aset digital, seperti Bitcoin, Dogecoin, dan Ethereum, telah tumbuh dari 54 persen pada Januari menjadi 58 persen pada Juli.
Ini menunjukkan kecelakaan baru-baru ini membuat cryptocurrency secara signifikan kurang menarik bagi investor yang menghindari risiko. Hanya seperlima investor percaya kripto belum mencapai puncak popularitasnya, yang sekali lagi ini menegaskan pasar sedang berada di pasar beruang.
Alasan utama mengapa investor ragu-ragu untuk mendapatkan eksposur ke kripto adalah kurangnya legitimasi yang dirasakan, menurut 30 persen responden. Responden juga enggan mencelupkan jarinya ke dalam kripto karena tidak memahaminya. Beberapa juga khawatir tentang volatilitas ekstremnya.
Advertisement