Jelang Halving 2024, Harga Bitcoin Diprediksi Sentuh Rp 1,4 Miliar pada Akhir Tahun

Prediksi kuat melihat kondisi saat ini BTC mampu mencapai kisaran USD 77.000 atau sekitar Rp 1,2 miliar hingga USD 90.000 atau setara Rp 1,4 miliar pada akhir 2024.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 16 Feb 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2024, 18:00 WIB
Jelang Halving 2024, Harga Bitcoin Diprediksi Sentuh Rp 1,4 Miliar pada Akhir Tahun
Ilustrasi bitcoin (Foto: Visual Stories/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Pasar kripto dan bitcoin terus menunjukkan kinerja luar biasa dalam beberapa hari terakhir. BTC sendiri mencapai tingkat harga tertinggi yang belum pernah terlihat sejak akhir 2021. 

Selama 24 jam terakhir, bitcoin telah meningkat sebesar 4%, menyumbang pada kenaikan signifikan sebesar 22% dalam tujuh hari terakhir. Nilai Bitcoin telah melampaui batas USD 52.400 atau setara Rp 819,8 juta (asumsi kurs Rp 15.646 per dolar AS) dan mencapai kapitalisasi pasar lebih dari USD 1 triliun atau setara Rp 15.646 triliun.

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menjelaskan menjelang Halving Bitcoin 2024, harga Bitcoin diprediksi bisa melebihi harga tertinggi sepanjang masa Bitcoin sebelumnya yaitu di level USD 69.000 atau sekitar Rp 1 miliar. 

Menurut Fyqieh prediksi kuat melihat kondisi saat ini BTC mampu mencapai kisaran USD 77.000 atau sekitar Rp 1,2 miliar hingga USD 90.000 atau setara Rp 1,4 miliar pada akhir 2024.

“Untuk mencapai target ini perlu dukungan dari berbagai sentimen positif lainnya, seperti regulasi aset kripto yang semakin mendukung di AS, masuknya investor institusi, dan kesadaran tentang halving yang meningkat di kalangan masyarakat,” kata Fyqieh kepada Liputan6.com, Jumat (16/2/2024).

Selain itu, menurutnya kebijakan dovish The Fed yang akan menurunkan suku bunga juga menjadi faktor utama untuk bull run Bitcoin pada 2024 ini.

Halving jadi salah satu momen yang ditunggu-tunggu bagi pendukung kripto khususnya Bitcoin dalam waktu dekat ini adalah Bitcoin Halving Day. Menjelang momen ini, sejumlah situs kripto menunjukkan Bitcoin Halving Countdown atau waktu hitung mundur.

Menurut penelusuran kanal Crypto Liputan6.com, pada Jumat melalui situs NiceHash menunjukkan Halving Bitcoin 2024 akan terjadi dalam 59 hari lagi sejak tanggal saat ini. 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Microstrategy: Bitcoin Aset Investasi Terpopuler di Dunia

Ilustrasi bitcoin (Foto: Unsplash/Thought Catalog)
Ilustrasi bitcoin (Foto: Unsplash/Thought Catalog)

Sebelumnya diberitakan, Ketua eksekutif Microstrategy, Michael Saylor menilai Bitcoin sebagai aset investasi paling populer di dunia.

Sebagai informasi, Microstrategy sekarang memiliki 190,000 BTC dan mengklaim sebagai perusahaan pengembangan Bitcoin pertama di dunia.

Mengutip News.bitcoin, Jumat (16/2/2024) Saylor menjelaskan alasannya melihat Bitcoin sebagai aset investasi paling populer di dunia. Dia mengatakan, hal itu salah satunya terlihat darj kinerja harga aset kripto tersebut.

"Saya pikir sebagian besar dari hal ini merupakan indikasi popularitas bitcoin sebagai kelas aset,” kata Saylor.

"(Bitcoin) ini tergolong baru, digital, global, unik, dan tidak berkorelasi dengan aset berisiko tradisional karena tidak berdampak pada negara, mata uang, perusahaan, hasil triwulanan, siklus produk, pesaing – tidak terhadap cuaca, tidak untuk berperang, bukan untuk basis karyawan atau rantai pasokan," jelasnya.

"Sehingga menjadikannya sebagai tambahan alami pada portofolio investor yang bertanggung jawab. Ada 10 tahun permintaan terpendam yang telah ditunggu-tunggu oleh orang-orang untuk ETF )spot bitcoin) ini dan akhirnya investor arus utama dapat mengakses bitcoin, dan saya pikir itulah yang mendorong lonjakan modal di kelas aset," ujar ketua eksekutif Microstrategy.

Saylor kemudian mengomentari peluncuran ETF bitcoin spot.

"Awalnya, ada penyeimbangan kembali ketika orang-orang memindahkan modal antara pasar berjangka, dan para penambang, serta Strategi Mikro dan ETF," paparnya.

"Menurut saya aset (Bitcoin) telah menemukan pijakannya dan sekarang orang-orang mulai menyadari bahwa terdapat 10 kali lebih banyak permintaan Bitcoin yang masuk melalui ETF ini dibandingkan dengan pasokan yang berasal dari penjual alami yang merupakan para penambang," imbuh Saylor.

 

Kapitalisasi Pasar Bitcoin Melonjak ke USD 1 Triliun, Ini Penyebabnya

Bitcoin
Ilustrasi Bitcoin (Liputan6.com/Sangaji)

Sebelumnya diberitakan, nilai bitcoin melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun, mendorong kapitalisasi pasarnya mencapai lebih dari USD 1 triliun.

Melansir CNBC International, Kamis (15/2/2024) nilai Bitcoin, yang dikenal luas sebagai mata uang kripto andalan terakhir lebih tinggi 4 persen atau sebesar USD 51,789.58, menurut Coin Metrics.

Sebelumnya nilai Bitcoin sempai naik hingga ke level USD 52,079.00, level tertinggi sejak Desember 2021.

Kapitalisasi pasar Bitcoin, atau nilai seluruh bitcoin yang beredar, naik di atas USD 1 triliun untuk pertama kalinya sejak akhir tahun 2021, menurut CoinMarketCap.

Langkah ini sebagian didorong oleh meningkatnya permintaan berkat ETF bitcoin spot AS yang baru diluncurkan karena arus keluar dari Grayscale Bitcoin ETF (GBTC), yang membebani sentimen pasar pada awal bulan lalu, telah sangat berkurang.

"Kemarin, kami melihat arus masuk sebesar USD 651 juta, arus masuk harian terbesar sejak hari peluncuran," ungkap James Butterfill, kepala penelitian di manajer aset yang berfokus pada kripto CoinShares.

"Selanjutnya, ada 12,000 bitcoin yang diminta oleh penerbit kemarin padahal hanya 900 yang diproduksi setiap hari. Investor mulai menyadari bahwa permintaan mulai melebihi pasokan baru," bebernya.

Penyedia data CryptoQuant mengungkapkan, sekitar USD 9,5 miliar uang baru telah memasuki pasar bitcoin melalui dana tersebut sejak mereka mulai diperdagangkan pada 11 Januari 2024.

Dalam dua pekan terakhir, lebih dari 71 persen uang baru yang diinvestasikan dalam bitcoin berasal dari ETF spot, tidak termasuk GBTC.

Adapun Ether yang terakhir kali juga diperdagangkan 4 persen lebih tinggi pada harga USD 2,765.69.

 

Saham Platform Perdagangan Bitcoin Ikut Naik

Bitcoin (Foto: Jievani Weerasinghe/Unsplash)
Bitcoin (Foto: Jievani Weerasinghe/Unsplash)

Sebelumnya diberitakan, lonjakan bitcoin membuat saham-saham terkait juga naik. Saham platform perdagangan Coinbase melonjak 14 persen dan proxy bitcoin Microstrategy naik 12 persen.

Saham penambang Iris Energy dan CleanSpark masing-masing meroket hingga 20 persen dan 12 persen, sementara Marathon Digital dan Riot Platform masing-masing melonjak 14 persen.

Secara historis, bitcoin telah mengalami reli besar ke level tertinggi baru di bulan-bulan berikutnya.

"Jika laju penerbitan bitcoin melambat sementara permintaan tetap stabil atau meningkat, dampaknya terhadap harga bisa sangat besar,” kata Duncan Ash, kepala strategi produk masuk ke pasar di Coincover.

"Pada 12 Februari saja, ETF bitcoin membeli sepuluh kali lipat jumlah bitcoin yang dapat dihasilkan oleh penambang dalam sehari,” ujar dia.

"Halving yang akan datang akan semakin mengurangi pasokan," imbuhnya, seraya menambahkan bahwa "halving berikutnya mengikuti pola yang sama, kita dapat mengharapkan pertumbuhan harga bitcoin yang berkelanjutan selama beberapa bulan ke depan".

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya