Liputan6.com, Jakarta - Gejolak politik dan ekonomi global terus meningkat. Berbagai ketegangan geopolitik terus memuncak seperti konflik ukraina dengan Rusia dilanjutkan Hamas dengan Israel. Di tengah berbagai tekanan ini investor pun mencari instrumen yang aman dan kuat.
CEO Indodax Oscar Darmawan menjelaskan, Bitcoin bisa menjadi salah satu pilihan. Aset kripto ini menawarkan keunggulan sebagai aset yang lebih tahan terhadap tekanan atau gejolak politik.
Baca Juga
“Bitcoin menawarkan keunggulan sebagai aset yang tidak terkait dengan kebijakan moneter suatu negara dan memiliki sifat desentralisasi yang membuatnya lebih tahan terhadap tekanan politik dan sanksi eksternal,” ujarnya dikutip dari Antara, Minggu (15/6/2024).
Advertisement
Pada Mei 2024, bank sentral China mengalami perlambatan signifikan dalam pembelian emas yang menandakan adanya potensi perubahan strategi di tengah peningkatan ketegangan geopolitik global dan upaya negara-negara mencari alternatif mata uang cadangan.
Sejak awal abad ke-21, China disebut telah secara konsisten membeli emas untuk mengamankan keuntungan dari surplus perdagangan dan sebagai alternatif terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Penurunan pembelian emas menunjukkan adanya pergeseran dalam kebijakan cadangan devisa negara tersebut yang berpotensi memiliki dampak signifikan.
Mengingat terjadi pergeseran dalam geopolitik global, diversifikasi dinilai menjadi penting karena akan melindungi dari dampak negatif ketidakstabilan politik atau ekonomi di satu wilayah, serta fluktuasi nilai tukar dan inflasi. Peningkatan ketegangan ini mendorong beberapa negara untuk mencari alternatif dalam mata uang cadangan mereka.
“Dalam mencari alternatif, bitcoin muncul sebagai pilihan yang menarik,” ungkap dia.
El Savador
Oscar juga menyoroti bahwa bitcoin telah terbukti menjadi alat investasi yang efektif bagi investor yang mencari peluang pertumbuhan dan perlindungan terhadap fluktuasi mata uang konvensional.
Sebagai contoh, El Salvador menjadi negara pertama yang mengadopsi bitcoin sebagai devisa resmi pada September 2021 di bawah kepemimpinan Presiden Nayib Bukele. Tujuan utama dari langkah ini adalah meningkatkan inklusi keuangan, menarik investasi asing, dan mengurangi biaya pengiriman uang bagi warga yang bekerja di luar negeri,
“Salvador mengintegrasikan bitcoin dalam sistem keuangan nasionalnya untuk meraih manfaat ekonomi jangka panjang,” ucap CEO Indodax.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Harga Lagi Turun, Miliarder Meksiko Ajak Followers Beli Bitcoin
Sebelumnya, pengusaha sekaligus miliarder asal Mesiko, Ricardo Salinas Pliego mengajak para pengikutnya di platform X untuk membeli Bitcoin (BTC) dan memanfaatkan apresiasi nilainya yang terus-menerus.
Postingan sang miliarder di platform X merupakan komentarnya terhadap penurunan nilai mata uang Nigeria, Naira dalam beberapa waktu terakhir.
"Beli Bitcoin dan simpan, perhatikan!!!,: tulis Ricardo di X, dikutip dari News.bitcoin.com, Kamis (13/6/2024).
Mata uang resmi Nigeria sedang menghadapi masa sulit, dan menjadi mata uang dengan kinerja terburuk terhadap dolar AS pada bulan Mei 2024.
Penurunan ini telah mendorong serangkaian tindakan dari pemerintah Nigeria untuk mencoba menstabilkan mata uang, menindak operator kripto untuk memaksa mereka menariknya dari platform mereka, dan menuduh mereka melakukan manipulasi mata uang.
Namun, langkah-langkah ini tidak menstabilkan nilai mata uang Naira yang terus mengalami penurunan.
Advertisement
Profil Ricardo
Ricardo selanjutnya ditanyai terkait dana yang diperdagangkan di bursa (ETF), saham, dan mata uang kripto mana yang akan dia rekomendasikan sebagai opsi investasi. Dia pun menjawab Bitcoin, menunjukkan keyakinan dan kepercayaannya pada aspek investasi mata uang kripto tersebut.
Sebagai informasi, Ricardo Salinas Pliego yang dikenal sebagai pemilik Salinas Group memiliki kekayaan senilai lebih dari USD 14 miliar atau sekitar Rp.228,1 triliun.
Dilansir dari Forbes, Ricardo juga menjalankan stasiun TV terbesar kedua di Meksiko, TV Azteca, dan pengecer Grupo Elektra.
Grupo Elektra miliknya menargetkan konsumen kelas menengah ke bawah yang meminjam uang dari cabang perbankannya, Banco Azteca, untuk membeli barang di toko Elektra. Elektra, yang diperdagangkan secara publik, didirikan pada tahun 1950an oleh kakek Ricardo, Hugo Salinas Rocha.