Liputan6.com, Jakarta Komedian asal US, Chris Rock membagikan kisahnya mengenai disabilitas yang ia alami sebagai orang dewasa.
Rock yang saat ini berusia 55 tahun mengungkapkan kepada The Hollywood Reporter tentang gangguan belajar nonverbal (NVLD) dan bagaimana hal itu memengaruhi kehidupannya sehari-hari.
Ia telah melakukan terapi selama tujuh jam seminggu sejak seorang teman menyarankan bahwa dia mungkin menderita sindrom Asperger--gangguan neurobiologi yang termasuk dalam spektrum austism.
Advertisement
Rock menjalani sembilan jam tes kognitif dan akhirnya didiagnosis dengan Non-Verbal Learning Disorder (NVLD), yang membuatnya sulit untuk memahami sinyal nonverbal.
"Yang saya mengerti hanyalah kata-katanya," kata Rock, dikutip dari Today.
Pada wawancaranya dengan The Hollywood Reporter, Rock menjelaskan bahwa dia dapat mengambil sesuatu terlalu harfiah dan memiliki pemikiran semua atau tidak sama sekali.
"Ngomong-ngomong, semua itu sangat bagus untuk menulis lelucon namun tidak bagus untuk hubungan satu lawan satu," tambahnya. "Setiap kali seseorang menanggapi saya dengan cara yang negatif, saya akan berpikir, mereka menanggapi sesuatu yang berkaitan dengan siapa saya. Sekarang, saya menyadari bahwa itu adalah saya."
Â
Â
Simak Video Berikut Ini:
Apa itu NVLD/NLD?
"Anak-anak dengan NLD sangat verbal, dan mungkin tidak memiliki masalah akademis sampai mereka naik ke kelas atas di sekolah," jelas University of Michigan.
"Seringkali masalah terbesar mereka adalah dengan keterampilan sosial. NLD sangat mirip dengan Sindrom Asperger. Mungkin saja diagnosis sindrom Asperger dan NLD hanya 'memberikan perspektif yang berbeda tentang kelompok individu yang heterogen, namun tumpang tindih, yang berbagi setidaknya beberapa aspek umum. '"
Melalui terapi, Rock telah mengungkapkan dan memahami trauma masa kecilnya bersamaan dengan diagnosis baru.
"Saya pikir saya benar-benar menghadapinya, dan kenyataannya saya tidak pernah menghadapinya," katanya.
Ia mengakui bahwa bisa menertawakan masa kecilnya tidak berarti dia sudah melupakannya. "Kenyataannya adalah rasa sakit dan ketakutan yang membawa saya dan saya mengalaminya setiap hari."
Rock juga memperkenalkan aktivitas baru pada rutinitas latihannya yaitu, berenang. Ia memanfaatkan kolam renang yang sebelumnya tidak digunakan untuk meningkatkan rejimen kebugaran barunya.
"Tahukah kamu betapa sulitnya bagi orang dewasa untuk belajar berenang? Kamu tidak perlu takut mati," katanya. "Suatu hari, orang ini berkata kepada saya, 'Oke, kamu akan menyelam ke kedalaman dan berenang ke sisi lain,' dan saya seperti, 'Apakah kamu gila?' Tapi kemudian saya terjun ke ujung yang dalam, dan saya berenang ke sisi lain, dan itu adalah metafora untuk apa yang telah saya coba lakukan selama ini. "
Â
(Vania Accalia)
Advertisement