Liputan6.com, Jakarta Selama ini disleksia dikenal sebagai gangguan belajar pada anak yang ditandai dengan kesulitan membaca, menulis, dan mengeja.
Berbagai penanganan bagi anak dengan disleksia biasa dilakukan secara psikologis, fisik, hingga pengkhususan cara belajar. Namun, apakah anak disleksia membutuhkan diet khusus?
Baca Juga
Menjawab pertanyaan tersebut, dr. Dyah Novita Anggraini dari Klikdokter menjelaskan bahwa menurut beberapa hasil penelitian, makanan yang baik untuk otak dapat membantu perkembangan anak dengan disleksia.
Advertisement
“Dugaan ini berangkat dari beberapa penyandang disleksia yang secara genetik cenderung mengalami gangguan penyerapan asam lemak esensial,” ujar Dyah mengutip Klikdokter, Kamis (29/7/2021).
Simak Video Berikut Ini:
Tentang Asam Lemak Esensial
Dyah menambahkan, asam lemak esensial (essential fatty acid) adalah asam lemak yang dibutuhkan oleh tubuh untuk proses biologis dan pembentukan struktur membran sel.
Walau penting, asam lemak ini tidak dihasilkan oleh tubuh manusia. Sehingga, diperlukan asupan tambahan dari makanan yang mengandung asam lemak esensial lewat makanan yang mengandung omega-3.
Menurut hasil CT scan otak yang sudah dilakukan pada beberapa penelitian, didapatkan hasil adanya gangguan penyerapan asam lemak esensial di dalam otak. Kondisi ini menyebabkan anak yang mengalami gangguan disleksia mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis.
Advertisement
Menurut Penelitian
Sebuah penelitian dilakukan pada anak laki-laki tingkat 6 yang menderita gangguan disleksia. Mereka diberikan suplemen omega-3 serta pengurangan asupan makanan tinggi lemak.
“Hasilnya, mereka dilaporkan mengalami peningkatan dalam membaca,” lanjut Dyah.
Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Profesor John Stein di Universitas Oxford, Inggris, kekurangan asupan omega-3 berkaitan dengan gangguan disleksia.
Hal ini disebabkan oleh kurangnya omega-3 yang menyebabkan terjadinya gangguan di saraf pendengaran pada penyandang disleksia.
Para penyandang disleksia dipercaya dapat mendengar suara yang didengar tapi tidak dapat mendengarnya secara jelas, karena adanya gangguan di saraf pendengaran tersebut. Akibatnya penyandang disleksia sulit untuk mengerti kata yang didengar.
Kandungan DHA di dalam omega-3 berperan dalam pembuatan membran sel di saluran pendengaran, yang dikenal dengan sebutan magnosel. Sedangkan kandungan DHA dan EPA di dalam omega-3 berperan dalam membuat selaput tipis di sekitar sel-sel pendengaran, yang berfungsi untuk meneruskan gelombang suara agar lebih cepat diterima ke dalam otak.
Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta
Advertisement