Waspada, Penggunaan Obat Ototoksik Picu Gangguan Pendengaran

Gangguan pendengaran tidak hanya dapat disebabkan oleh kebisingan atau bawaan lahir, tapi juga dapat dipicu oleh konsumsi obat-obatan seperti ototoksik.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 13 Okt 2021, 12:00 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2021, 12:00 WIB
Ilustrasi obat-obatan ototoksik.
Ilustrasi obat-obatan ototoksik. Credit: pexels.com/Mart

Liputan6.com, Jakarta Gangguan pendengaran tidak hanya dapat disebabkan oleh kebisingan atau bawaan lahir, tapi juga dapat dipicu oleh konsumsi obat-obatan seperti ototoksik.

Melansir Ruang Mendengar, ototoksik merupakan jenis obat-obatan tertentu yang dapat mengganggu pendengaran dan keseimbangan. Obat ini biasanya digunakan untuk mengobati infeksi serius, seperti kanker dan penyakit jantung.

Masalah gangguan dengar atau keseimbangan tubuh yang disebabkan oleh obat-obatan ini bersifat sementara dan bisa diobati dengan terapi. Namun, terkadang dapat bersifat permanen.

Oleh sebab itu, tim medis atau dokter akan mempertimbangkan keputusan penggunaan obat ototoksik dalam mengatasi penyakit serius, karena obat ini memiliki efek yang buruk pada sistem pendengaran serta keseimbangan tubuh. Biasanya, tim medis akan mendiskusikan dengan pasien mengenai efek samping yang akan memengaruhi hidup nantinya.

Merusak Sel Sensorik

Penggunaan obat-obatan ototoksik dapat merusak sel-sel sensorik yang berfungsi dalam proses pendengaran dan keseimbangan. Sel-sel sensorik tersebut terletak di telinga bagian dalam.

Gejala awal yang dirasakan setelah menggunakan obat-obatan ototoksik yaitu telinga berdenging atau tinnitus. Seiring berjalannya waktu, pasien akan mengalami gangguan pendengaran, seperti penurunan fungsi pendengaran.

“Bahkan, masalah tersebut terus berlanjut sampai kemampuan pendengaran berkurang dan tidak memahami pembicaraan orang,” mengutip tulisan yang ditinjau dr. Fikri Mirza Putranto, Sp. THT-KL dalam ruangmendengar.com dikutip Selasa (12/10/2021).

Selain gangguan pendengaran, penggunaan obat-obatan ototoksik juga menyebabkan hilangnya keseimbangan tubuh dan tubuh merasa tidak stabil. Terkadang, masalah ini bersifat sementara karena tubuh manusia dapat beradaptasi dengan keseimbangan tubuh yang berkurang.

Memengaruhi Aktivitas

Efek penggunaan obat-obatan ototoksik ini memengaruhi aktivitas pasien. Karena pendengaran menurun dan menyebabkan pasien tidak dapat mendengar percakapan dengan baik.

“Hal tersebut mungkin membuat Anda sedikit pusing dan berhenti mengikuti atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial.”

Terdapat 200 lebih obat dan bahan kimia yang bisa menyebabkan masalah gangguan pendengaran dan keseimbangan. Penggunaan obat ini bisa memberikan harapan yang baik untuk menyembuhkan beberapa infeksi atau penyakit yang mengancam jiwa. Namun, obat ini tidak bisa digunakan sembarangan.

Pasien perlu berdiskusi dengan dokter untuk mempertimbangkan kesembuhan penyakit atau efek samping yang dirasakan nanti.

Obat-obatan ototoksik yang bisa menyebabkan kerusakan permanen yaitu antibiotik aminoglikosida (gentamicin) dan obat-obatan kemoterapi kanker, seperti cisplatin dan carboplatin.

Sedangkan obat-obatan ototoksik yang bisa menyebabkan kerusakan sementara yaitu penghilang rasa sakit salisilat, aspirin (untuk mengobati jantung), kina (untuk mengobatinya malaria) dan loop diuretik (untuk mengobati kondisi jantung dan ginjal).

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta
Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya