Liputan6.com, Jakarta Penduduk Dusun Kendal di Sidoarjo kini punya pusat edukasi dan pemberdayaan disabilitas.
Pusat ini didirikan oleh para aktivis disabilitas dan pegiat inklusi sosial di Dusun Kendal RT.05, RW.01, Desa Pangkemiri, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Baca Juga
Tempat itu diberi nama Umah Caya. Dalam kamus bahasa Jawa kuno, Umah yang berarti rumah dan Caya yang berarti bersinar. Para pendirinya berharap semua orang termasuk penyandang disabilitas yang tergabung di Umah Caya akan menampakkan hati yang bersinar terang-benderang.
Advertisement
Umah Caya telah diluncurkan dan dibuka untuk umum pada Minggu, 3 desember 2023 yang bertepatan juga dengan peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI).
Koordinator Umah Caya, Abdul Majid, menyampaikan bahwa tempat yang berdiri di atas lahan seluas 415 m2 itu akan difungsikan sebagai ruang publik yang inklusif. Dan ramah bagi orang tua, penyandang disabilitas, serta anak-anak berkebutuhan khusus.
“Kami akan upayakan tempat ini menjadi ruang publik yang inklusif dan ramah bagi penyandang disabilitas. Akan kami lengkapi dengan bidang miring, toilet difabel dan fasilitas lainnya,” ujar Majid kepada Disabilitas Liputan6.com melalui pesan tertulis.
Pria penyandang disabilitas sensorik netra itu juga menyampaikan berbagai program yang akan dilaksanakan di Umah Caya.
“Program yang pertama adalah pemberdayaan disabilitas berbasis seni dan kreativitas. Di antaranya produk batik ciprat, berbagai kerajinan dari bambu, dan optimalisasi limbah pelepah dari pelepah pohon pisang,” paparnya.
Produksi Kerajinan hingga Pengembangan Sumber Daya Manusia
Dalam peluncuran Umah Caya, dipamerkan pula berbagai produk kerajinan karya penyandang disabilitas.
“Ada kemeja motif batik ciprat, speaker aktif dari cangkang buah mojo (maja), wallpaper bahan pelepah pisang, asbak dan berbagai kerajinan lainnya dari bahan buah mojo,” jelas Majid.
Program unggulan dari Umah Caya berikutnya adalah edukasi terkait inklusi sosial dan pengembangan sumber daya manusia.
“Akan banyak forum kajian tentang nilai inklusif dan pengembangan sumber daya manusia seperti sarasehan hingga rumah Al-Quran metode Wafa bagi anak-anak berkebutuhan khusus,” tambahnya.
Advertisement
Kerja Sama dengan Pengusaha
Di sisi lain, Umah Caya juga telah menjalin kerja sama dengan pengusaha sekaligus pembudidaya jamur asal Pandaan, Pasuruan.
“Ke depannya para difabel akan kami ajari budidaya jamur tiram dan bagaimana membuat produk turunannya seperti ice cream jamur, bakso jamur, abon jamur dan lainnya,” ungkap Majid.
Lebih lanjut Majid menerangkan, Umah Caya akan memberikan layanan advokasi dan bantuan hukum bagi difabel dan anggota keluarganya yang membutuhkan pendampingan.
“Kami punya layanan advokasi gratis tanpa berbayar. Para difabel juga kami persilakan untuk menyampaikan berbagai persoalan yang mereka alami.”
Acara Pembukaan Umah Caya
Pada acara pembukaan Umah Caya, sejumlah tamu dan undangan yang datang dari berbagai unsur. Seperti penyandang disabilitas, instansi pemerintahan, aparatur penegak hukum, civitas akademika, pengusaha, tokoh budaya, pegiat inklusi sosial, dan masyarakat setempat.
Acara diisi dengan sarasehan budaya bertema “Peran Disabilitas Dalam Peradaban Nusantara” yang disampaikan oleh ahli ilmu filologi Agustin Ariyani.
Materi ini mengupas peran disabilitas dalam peradaban Nusantara berdasarkan bukti sejarah yang berasal dari naskah-naskah kuno, prasasti dan bukti sejarah nusantara lainnya.
“Kemudian pada sesi akhir sarasehan, panitia juga mendatangkan Bapak Kaiman ahli budidaya jamur dan M. Ilham yang merupakan techno enthusiast,” pungkas Majid.
Advertisement