Pakai Kosmetik Mengandung Merkuri Selama Hamil Picu Risiko Anak Lahir dengan Disabilitas

Ada risiko di balik penggunaan kosmetik mengandung merkuri. Ada risiko anak lahir dengan kondisi disabilitas.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 18 Des 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 18 Des 2024, 09:00 WIB
Gunakan Kosmetik Mengandung Merkuri Selama Masa Kehamilan Picu Risiko Anak Lahir dengan Disabilitas
Gunakan Kosmetik Mengandung Merkuri Selama Masa Kehamilan Picu Risiko Anak Lahir dengan Disabilitas. Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.

Liputan6.com, Jakarta Penggunaan kosmetik mengandung merkuri perlu dihindari oleh siapapun terutama ibu hamil. Pasalnya, penggunaan kosmetik bermerkuri selama masa kehamilan dapat memicu risiko disabilitas pada anak yang nanti dilahirkan.

Dokter spesialis dermatologi & venerologi Muji Iswanty mengungkapkan ada seorang perempuan yang menjual kosmetik mengandung merkuri. Perempuan itu juga menggunakan produknya sendiri selama masa kehamilan. Akibatnya, sang anak pun lahir dengan kondisi disabilitas.

“Kemarin ada salah satu pemilik krim kecantikan menggunakan merkuri dan alhamdulillah pemilik sendiri yang mengaku, selama dia menggunakan produk bermerkuri selama hamil, anaknya lahir down syndrome,” seperti diterangkan Muji dalam temu media secara daring bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada Jumat, 13 Desember 2024.

Sebelumnya, Muji menjelaskan, kosmetik mengandung merkuri marak dijual secara ilegal di Indonesia. Berbagai krim 'abal-abal' dikemas sedemikian rupa dan menjanjikan hasil instan.

Padahal, penggunaan kosmetik bermerkuri memiliki bahaya besar bagi para pengguna. Merkuri adalah zat logam berat berbahaya dengan konsentrasi kecil tapi bersifat racun. Kandungan merkuri banyak ditemukan dalam produk kecantikan ilegal yang fungsinya memutihkan kulit.

Muji menyampaikan, dampak dari penggunaan kosmetik bermerkuri dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ bahkan dapat memicu kanker.

Efek Negatif Penggunaan Kosmetik Bermerkuri

Tak hanya membuat kulit rusak, merkuri juga bisa memicu masalah serius lainnya.

“Efeknya apa? Perubahan pada warna kulit bisa jadi merah, alergi, kerusakan permanen pada susunan saraf, gangguan emosi, otak, ginjal, serta merupakan zat karsinogenik (pemicu kanker),” jelas Muji.

Muji menambahkan, merkuri bukanlah zat yang seharusnya ada dalam kosmetik. Artinya, tidak boleh digunakan untuk perawatan wajah. Biasanya, merkuri ditemukan di air raksa yang ada di dalam termometer atau pengecek suhu tubuh. Bahkan, merkuri juga dapat ditemukan dalam isi batu baterai.

“Merkuri bukan untuk di wajah, tapi untuk di alat-alat tertentu contohnya termometer air raksa. Ada juga di baterai, coba saja racik sendiri baterai, dihancurkan isinya terus pakai. InshaAllah cepat putih tapi ingat efek sampingnya sangat berbahaya sampai ke ginjal,” jelas Muji.

Pemakain Produk Kecantikan Bermerkuri Tak Cuma Merugikan Kulit

Secara sistematik, merkuri seperti yang terdapat dalam batu baterai dapat memicu efek yang luas. Tak hanya pada kulit tapi juga organ dalam tubuh.

“Bisa jantung hipertensi, kalau kena paru-paru napasnya bisa lebih pendek bahkan bisa infeksi paru apabila penggunaan dalam waktu lama.”

“Di saluran pencernaan, bisa menyebabkan muntah, diare, sakit perut, kerusakan hati, gagal ginjal, sakit kepala, tremor,” jelas Muji.

Picu Okronosis atau Gangguan Pigmen Kulit

Alih-alih membuat wajah menjadi lebih cerah, penggunaan merkuri malah membuat kulit wajah menjadi hitam kebiruan atau keabuan. Kasus seperti ini tidak sedikit ditemukan di Indonesia.

Kondisi ini disebut okronosis atau gangguan pigmentasi pada kulit berupa warna kulit hitam kebiruan atau keabuan pada area tubuh terutama wajah.

Okronosis memiliki dua jenis yakni okronosis endogen dan eksogen. Okronosis endogen merupakan penyakit genetik adanya kerusakan pada pigmen. Sementara, okronosis eksogen adalah okronosis akibat adanya bahan dari luar tubuh, jenis ini paling sering terjadi.

Infografis perawatan kecantikan
Infografis Macam-Macam Perawatan Kecantikan Terkini. (Dok: Liputan6.com/abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya