Ribuan Tentara Rusia Duduki Markas AL Ukraina

Ribuan tentara Rusia menduduki markas Angkatan Laut (AL) Ukraina di Sevastopol, Crimea.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 19 Mar 2014, 19:09 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2014, 19:09 WIB
Ribuan Tentara Rusia Duduki Markas AL Ukraina
Tentara Rusia menancap bendera di Markas AL Ukraina di Crimea (Reuters/Vasily Fedosenko)

Liputan6.com, Sevastopol - Ribuan tentara Rusia menduduki markas Angkatan Laut (AL) Ukraina di Sevastopol, Crimea. Mereka menduduki pusat militer dan menancapkan bendera Rusia setelah Crimea resmi lepas dari Ukraina dan menjadi bagian Rusia.

Seperti dimuat Reuters, Rabu (19/3/2014), para tentara yang menyebut sebagai 'Unit Pertahanan' itu masuk ke dalam markas yang masih dijaga tentara Ukraina. Pejabat Ukraina tetap bertahan di markas atas komando Menteri Pertahanan sementara Ukraina Ihor Tenyukh.

Tapi sejam kemudian, pejabat Ukraina meninggalkan markas. Tak ada bentrokan dalam peristiwa tersebut. 'Pendudukan' markas oleh tentara Rusia berlangsung secara damai.

Kantor Berita Interfax melaporkan, Komandan AL Ukraina Admiral Serhiy Haiduk berada di antara pejabat yang meninggalkan markas. Ia dan pejabat lainnya keluar naik mobil yang dikendarai tentara Rusia.

"Mereka menduduki markas. Mereka membuka pintu garasi, tapi saya tak mendengar ada suara senjata atau tembakan," ungkap seorang kapten angkatan laut Ukraina yang juga meninggalkan markas, Oleksander Balanyuk.

"Pendudukan markas itu sudah diselesaikan secara politis. Sekarang saya hanya bisa berdiri di sini. Di depan gerbang. Tak ada lagi yang bisa aku lakukan," imbuh dia.

Komandan Angkatan Laut Rusia Alexander Vitko mengatakan, pihaknya telah berdialog dan bernegosiasi dengan para tentara Ukraina. "Kami sudah menegosiasikan hal ini. Beberapa prajurit Ukraina sudah pergi, tanpa mengenakan seragam, dan berlangsung damai."

Bergabungnya Crimea ke Rusia diresmikan melalui penandatanganan traktat di Moskow oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri Crimea Sergei Aksyonov, Ketua Parlemen Crimea Vladimir Konstantinov, dan Wali Kota Sevastopol, Alexei Chalily. Penandatanganan dilakukan di Rusia pada Selasa 18 Maret 2014 malam.

"Atas nama rakyat, Crimea akan tetap dan selalu menjadi bagian Rusia," demikian yang tertulis dalam traktat, seperti dimuat Reuters, Rabu (19/3/2014). Putin dan pejabat Crimea menandatangani traktat sambil diiringi lagu kebangsaan Rusia.

Dalam traktat juga disebutkan, warga Crimea dan Sevastopol berhak menggunakan bahasa mereka. Sehingga warga 2 wilayah yang memisahkan diri itu memiliki 3 bahasa resmi, yakni Ukraina, Rusia, dan Tatar.

Mata uang rubel dari Rusia juga mulai secara resmi berlaku di Crimea, selain mata uang setempat, hryvna. Mata uang hryvna untuk sementara masih digunakan selama masa transisi hingga 1 Januari 2015. (Mevi Linawati)

Baca juga:

Lepas dari Ukraina, Crimea Jadikan Rubel Rusia Sebagai Mata Uang

Rusia Akui Crimea Sebagai Negara Merdeka

Crimea Pilih Lepas Ukraina, Muslim Tatar Merasa Terancam

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya