Liputan6.com, Jakarta - Sengketa klaim wilayah Laut China Selatan antara China dan Vietnam semakin memanas. Ribuan warga Vietnam membakar dan menjarah sejumlah pabrik asing, termasuk pabrik milik China, di Vietnam. Insiden terjadi sejak China mengebor minyak di kawasan sengketa. Juga karena kapal Tiongkok menabrak kapal Vietnam di laut sengketa.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa menyerukan China dan Vietnam untuk berdamai. Kedua negara tersebut harus menahan diri, menghormati komitmen-komitmen yang tercermin dalam Declaration on the Conduct (DOC) of the Parties in the South China Sea dan menghindari langkah-langkah yang dapat menambah ketegangan dan berisiko menciptakan eskalasi.
"Hanya ada satu pilihan di depan kita: yaitu penyelesaian sengketa secara damai," tegas Marty dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Jumat (16/5/2014).
"Penggunaan kekerasan, pelanggaran hukum internasional, termasuk Konvensi Hukum Laut PBB dan DOC, tidak memiliki tempat di kawasan kita sekarang ini," imbuh dia.
Dia menjelaskan, Indonesia prihatin terhadap risiko terjadinya peningkatan ketegangan ditimbulkan oleh manuver-manuver membahayakan oleh kapal laut kedua negara yang bisa menyebabkan korban luka dan kerusakan materi. Indonesia juga prihatin atas adanya insiden-insiden protes dan kekerasan yang menyebabkan korban jiwa, korban luka dan kerusakan materi.
"Indonesia telah secara aktif berkomunikasi dengan semua pihak. Kita akan terus-menerus mendesak adanya komunikasi dan sikap saling menahan diri," tandas Marty.
Hubungan Vietnam dan China sebelumnya sempat beberapa kali dirundung ketegangan. Akar perselisihan sudah muncul dalam Perang Vietnam. Pada 1954-1975: Komunis China mendukung Vietnam Utara selama Perang Vienam
Pada 1974, China dan Vietnam Selatan terlibat dalam perang berdarah atas Kepulauan Paracel. China merebut pulau yang dikuasai Vietnam itu. Pada 1975, perang Vietnam berakhir, hubungan Vietnam-China memburuk gara-gara keterkaitan Hanoi dengan Rusia, sementara Beijing mendukung Khmer Merah.
Pada 1979, China dan Vietnam berebut perbatasan, ribuan serdadu tewas. Pada 1988, kedua negara itu memperebutkan Kepulauan Spratly. Sekitar 60 pelaut Vietnam tewas
Pad 1991, hubungan China-Vietnam dinormalisasi, hubungan perdagangan ditingkatkan. Pada 2011, ketegangan meningkat terkait eksplorasi Beijing di Laut China Selatan. (Sss)
Menlu Marty Serukan China-Vietnam Berdamai
Hubungan Vietnam dan China sempat beberapa kali dirundung ketegangan.
Diperbarui 16 Mei 2014, 15:02 WIBDiterbitkan 16 Mei 2014, 15:02 WIB
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa ikut serta dalam upacara. (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Hasil Lawatan Prabowo ke Negara Timur Tengah dan Turkiye
5 Fakta Terkait Kasus Dugaan Pelecehan Seksual yang Dilakukan Dokter Kandungan di Garut
Pulau Kumala Jadi Magnet Wisatawan di Tengah Momen Libur Lebaran
Upaya Kukar Perkuat Layanan Kesehatan dari Desa, Putra Daerah Diharapkan Jadi Garda Terdepan
Bukan Begal, Pria yang Bersimbah Darah di Pintu Masuk Cibubur Korban Pembunuhan
3 Fakta Terkait Hakim Kasus Tom Lembong Diganti Usai Terjerat Kasus Dugaan Suap
Indahnya Taman Tanjong, Oase Hijau dan Etalase UMKM di Jantung Tenggarong
Kehadiran Alsintan Canggih dan Semangat Petani Muda Menggerakkan Optimalisasi Lahan Jadi Harapan Baru di Ladang Kukar
Usai Lebaran 2025, Jumlah Pendatang ke Jakarta Meningkat 129 Persen
Infografis Katy Perry dan 5 Wanita Lain Terbang Naik Roket Serta Perempuan dalam Misi Luar Angkasa
Kejagung Ungkap Peran MSY dari PT. Wilmar Terkait Kasus Suap Hakim Vonis Putusan Lepas
Top 3 News: Hakim Kasus Tom Lembong Diganti Usai Terjerat Dugaan Suap