Liputan6.com, London - Demi membuktikan bahwa meriam air itu aman, Walikota London Boris Johnson rela disemprot. Insiden itu terjadi pembelian tiga meriam air untuk Kepolisian Metropolitan dengan biaya 218 ribu pound sterling atau sekitar Rp 5,5 miliar olehnya.
"Aku ditantang untuk membuktikan itu aman, jadi aku kira harus melakukannya...," ujar Boris kepada radio LBC seperti dikutip dari Huffington Post, Jumat (13/6/2014).
Pembelian meriam dari Polisi Federal Jerman yang dilakukan Boris ternyata juga tanpa persetujuan Menteri Dalam Negeri, Theresa May. Sehingga belum dapat digunakan tanpa seizinnya, meski telah dibeli.
Advertisement
Meriam air tidak pernah digunakan di daratan Inggris, meskipun pernah dikerahkan di Irlandia Utara.
Pernyataan Boris bahwa meriam air itu aman justru bertolak belakang dengan pendapat pensiunan Jerman. Pensiunan Jerman ini mengaku dibuat buta oleh meriam air polisi, saat dirinya sedang demo memprotes lingkungan di Stuttgartdi London.
Saat itu, pria bernama Dietrich Wagner tidak sadarkan diri. Setelah dilarikan ke rumah sakit, diketahui semprotan air yang mengenai bagian wajahnya berdampak merusak mata.
"Sejak itu hidupku berubah drastis. Aku tidak bisa mengemudi, berbelanja, membaca atau melakukan hal yang dulu biasa kulakukan. Pesanku, polisi perlu menyadari bahwa meriam bukan hanya sekedar semprotan air, mereka adalah senjata mematikan dan merugikan serta merusak tubuh," jelas Wagner.
Lanjut Wagner, kelopak matanya robek akibat semprotan kuat air. Lensa matanya rusak dan tulang orbital di sekitar mata juga patah.
Anggota Partai Buruh dan Demokrat Liberal juga mengutuk pembelian meriam air itu. Mengatakan bahwa itu adalah hal sembrono. Dan menyebut hal itu bukanlah solusi untuk menciptakan ketertiban yang efektif.