60 Tawanan Boko Haram Meloloskan Diri

Ketika pasukan keamanan pemerintah menyerbu Boko Haram, kelompok itu kerepotan juga menghadapi lawan yang lebih seimbang.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 07 Jul 2014, 16:57 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2014, 16:57 WIB
Arsip Boko Haram
Boko Haram

Liputan6.com, Borno (Nigeria) Kekerasan di kawasan utara Nigeria yang dilakukan oleh Boko Haram masih saja menyasar kaum wanita dan bocah-bocah perempuan. Ketika pasukan keamanan pemerintah menyerbu Boko Haram, kelompok itu kerepotan juga menghadapi lawan yang lebih seimbang.

Sebanyak 63 wanita dan anak perempuan yang diculik oleh Boko Haram bulan lalu di Nigeria melarikan diri dari para penyekapnya dan telah kembali ke desa mereka yang telah hangus, demikian dikatakan oleh suatu sumber bidang keamanan dan laskar yang memerangi kelompok militan tersebut.

Sebagaimana yang dilansir dari CNN (07/07/2014), para tawanan diciduk dari desa Kummabza di bagian utara negara bagian Borno pada tanggal 18 Juni lalu setelah pendudukan desa itu selama empat hari oleh pemberontak Boko Haram. Kaum militan menewaskan 30 pria di sana dan membakar seluruh desa.

Sementara itu, kelompok itu masih diyakini menyandera lebih dari 200 murid perempuan yang diculik pada 14 April lalu dari tempat tinggal mereka di kota Chibok sehingga menjadi suatu kasus yang mengundang kemarahan internasional dan memulai kampanye global untuk pembebasan mereka.

Bukar Kyari, seorang laskar setempat yang memerangi Boko Haram di Maiduguri mengatakan bahwa para tawanan wanita itu melarikan diri hari Jumat lalu ketika para penyandera mereka meninggalkan kamp tawanan untuk melancarkan serangan melawan pihak militer dan polisi di kota Damboa yang berdekatan.

Namun demikian, tentara telah berada di atas angin, sehingga para pemberontak harus mengerahkan seluruh anggota mereka dan meninggalkan para wanita itu di kamp, kata Kyari.

"Para wanita itu menggunakan kesempatan dalam kesempitan untuk melarikan diri ketika mereka menyadari bahwa mereka ditinggal sendirian di kamp," kata Kyari. "Tapi masih ada lima wanita, termasuk seorang yang masih menyusui, yang masih hilang."

Berita pelarian itu menyebar pelan-pelan karena masalah dengan menara-menara telekomunikasi di kawasan itu yang telah dirusak dalam serangan-serangan sebelumnya oleh Boko Haram.

Belakangan ini Boko Haram mempergiat penculikan wanita-wanita di kawasan timur laut negara bagian Borno tempat di mana pemberontakan mereka berpusat selama lima tahun belakangan ini.

Ketika sekelompok wanita dan anak perempuan diculik di bulan November lalu dan kemudian dibebaskan dari Boko Haram, beberapa di antara mereka hamil atau telah memiliki anak. Sejumlah lainnya dipaksa memeluk agama Islam dan menikahi para penculiknya.

Perang maut terus berlangsung

Sambil menahan ratusan bocah perempuan dalam tahanan, kelompok itu terus memerangi pihak militer Nigeria.

Nama "Boko Haram" diterjemahkan secara bebas sebagai "Pendidikan Barat haram" dalam bahasa setempat (Hausa). Ambisi mereka ditengarai telah meluas hingga penghancuran pemerintahan Nigeria.

Hari Jumat lalu, setidaknya ada 6 tentara, 5 polisi dan 53 pejuang Boko Haram tewas setelah kaum militan meluncurkan suatu serangan di kota Bama, demikian dikatakan oleh kementerian pertahanan Nigeria. Penduduk setempat mengatakan bahwa setengah kota itu telah hangus, termasuk pos polisi.

Sejumlah besar serangan Boko Haram terjadi di belahan utara negara itu, padahal belahan utara Nigeria kebanyakan dihuni oleh kaum muslim dan bagian selatannya sebagian besar dihuni kalangan Kristen.

Namun demikian, kelompok militan radikal itu tidak menganggap semua muslim sebagai pendukung dan sekutu. Boko Haram ditengarai membunuhi para imam muslim yang berani melontarkan kritik terhadap kelompok tersebut.

Telah ada kecurigaan bahwa mereka juga menyerang sejumlah masjid karena para jemaahnya bersuara lantang terhadap kelompok itu dan membantu pihak berwenang federal untuk membasmi kelompok itu.

Para pengamat mengatakan serangan-serangan ditujukan untuk menyebarkan ketakutan di kalangan penduduk setempat supaya enggan bekerjasama dengan pemerintah. (Ein)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya