Diduga Gabung ISIS di Suriah, Pria Jerman Terancam Bui 10 Tahun

Pria Jerman ini ditawari hukuman penjara lebih pendek, jika mau memberikan informasi terkait ISIS. Namun ia masih bungkam.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 16 Sep 2014, 08:25 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2014, 08:25 WIB
Diduga Gabung ISIS, Pria Jerman Terancam Bui 10 Tahun
Pria Jerman ini, Berisha ditawari hukuman penjara lebih pendek, jika mau memberikan informasi terkait ISIS. (BBC)

Liputan6.com, Berlin - Seorang pria diadili di Jerman atas tuduhan berperang untuk ISIS di Suriah, atau dengan kata lain ia bergabung dengan grup militan tersebut. Namun ia ditawari hukuman penjara lebih pendek, jika mau memberikan informasi terkait kelompok ekstremis itu.

Seperti diberitakan BBC, Selasa (16/9/2014), para jaksa di Frankfurt telah mengisyaratkan kesepakatan untuk kepada pria berusia 20 tahun itu.

"Anda pria yang masih sangat muda, tanpa catatan kejahatan yang berarti," kata Hakim Thomas Sagebiel di pengadilan yang digelar Senin 15 September waktu setempat.

Namun belum ada tanggapan dari pemuda bernama Berisha itu, bahwa ia akan membeberkan informasi operasi internal milisi yang dikenal juga dengan sebutan Daulah Islamiyah. Ia masih bungkam.

Pengacara Berisha, Mutlu Gunal hanya mengatakan kliennya akan memberikan jawaban atas tawaran tersebut pada hari Jumat 19 September.

Pihak pengadilan menuduh Berisha mendapatkan pelatihan senjata dan perang dari ISIS tahun lalu. Dia ditangkap di bandara Frankfurt Desember lalu dalam perjalanan pulang.

Menurut pihak berwenang setempat, langkah peradilan yang dijatuhkan kepada Berisha dimaksudkan untuk mencegah terjadinya peningkatan ancaman dari para jihadis yang kembali ke Eropa.

Berisha yang lahir di dekat Frankfurt dari keluarga yang berasal dari Kosovo, dapat dihukum penjara sampai 10 tahun jika terbukti menjadi anggota organisasi teroris asing.

Tetapi hukumannya dapat dikurangi antara tiga tahun tiga bulan dan empat tahun empat bulan, jika ia mau bekerja sama dengan pihak berwenang dengan memberikan informasi terkait ISIS.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya