Perjuangan Ibu Bujuk Anaknya yang Masuk ISIS untuk Pulang

Sejak mengetahui putranya angkat senjata bersama ISIS, si ibu senantiasa membujuk agar dia pulang ke London Utara, Inggris.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 21 Okt 2014, 12:35 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2014, 12:35 WIB
FBI Minta Bantuan Masyarakat Identifikasi Militan ISIS
FBI berharap masyarakat bisa mengenali suara militan ISIS dalam video yang disebarluaskan. (BBC)

Liputan6.com, London - Seorang ibu yang putranya bergabung dengan kelompok militan ISIS menceritakan perjalanannya ke perbatasan Turki-Suriah untuk membujuk sang anak pulang. Perempuan berusia 45 tahun itu mengaku putranya tiba-tiba menghilang awal tahun ini.

Sang ibu mengaku baru mengetahui anaknya bergabung bersama ISIS ketika dia menelepon dari Suriah. "Anak saya tidak pernah mengatakan kepada saya bahwa dia akan pergi ke Suriah. Dia tahu saya akan melarangnya," ujarnya, seperti Liputan6.com kutip dari BBC, Selasa (21/10/2014).

"Saya pikir alasan dia pergi ke sana karena dia merasa sangat marah atas penindasan yang terjadi di sana dan dia pikir dia bisa pergi ke sana untuk membantu," imbuh dia.

Sejak mengetahui putranya angkat senjata bersama ISIS, si ibu senantiasa membujuk agar dia pulang ke London Utara, Inggris, tempat tinggal mereka. Namun, bujukan ibu itu tidak mempan. Puncaknya, sang ibu mengatakan akan pergi ke luar negeri untuk bekerja karena sedih ditinggal anaknya.

Perkataan sang ibu itu akhirnya mengena. Setelah berada di Suriah selama 4 bulan, sang anak memutuskan untuk pulang. Akan tetapi, karena dia menderita luka-luka akibat pertempuran, dia tidak bisa begitu saja hijrah.

"Dia kini dalam kondisi trauma dan rapuh," ujar sang ibu.

Dalam keadaan seperti itu, sang ibu memutuskan bertolak ke Adana, sebuah kota di perbatasan Turki-Suriah. Setibanya di sana, sang ibu mencoba memberitahukan kedatangannya kepada sang anak melalui internet. Ibu itu juga menginformasikan alamat hotel tempatnya menginap.

Dua pekan kemudian, sang putra tiba di hotel tersebut. Akhirnya terjadilah pertemuan antara ibu dan anak yang telah bertahun-tahun tidak bertemu. Mereka kemudian meninggalkan Turki dan hijrah ke London.

Sang anak yang kini berusia 21 tahun sempat diinterogasi Kepolisian Inggris ketika ia baru tiba di tanah kelahirannya, London. Dari hasil pemeriksaan, pengalaman bertempur di Suriah membuat anak tersebut tidak percaya orang lain dan paranoid.

Meski demikian, hal itu tidak bisa mengalahkan kegembiraan sang ibu lantaran anaknya yang hilang kini telah kembali. "Ketika mengingat kembali bagaimana semuanya berjalan, hasilnya menakjubkan. Saya berhasil membawa anak saya pulang," ujar sang ibu. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya