Menhan AS Mundur, Tak Sepaham dengan Obama?

Pejabat kementerian pertahanan AS mengungkapkan, Presiden Obama telah menerima pengunduran diri Hagel.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 25 Nov 2014, 09:10 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2014, 09:10 WIB
Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel dan Presiden Obama. (BBC)
Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel dan Presiden Obama. (BBC)

Liputan6.com, New York - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Chuck Hagel mengundurkan diri, setelah kurang dari 2 tahun menduduki posisi militer tertinggi di negara itu. Diduga, Hagel mundur karena tak sepaham dengan Presiden AS Barack Obama.

"Dia dilaporkan mengundurkan diri, di tengah terjadinya perubahan strategi militer AS dalam memerangi kelompok yang menamakan diri Negara Islam Irak Suriah atau ISIS," demikian diberitakan New York Times seperti dikutip dari BBC, Selasa (25/11/2014).

Pejabat kementerian pertahanan AS mengungkapkan, Presiden Obama telah menerima pengunduran diri Hagel. "Ia adalah seseorang yang berkelas dan memiliki integritas," kata pejabat itu menirukan pesan dari orang nomor satu di Amerika.

Pejabat yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan bahwa Hagel dan Obama, keduanya meyakini sekarang saatnya ada kepemimpinan baru di Pentagon. Hal tersebut juga telah dibicarakan selama berminggu-minggu.

The New York Times melaporkan Obama meminta menhan yang menjabat sejak tahun 2013 itu untuk mengundurkan diri, setelah ada pembicaraan tentang hal tersebut. Namun tak ada penjelasan resmi terkait alasan mundurnya Hagel.

Wartawan BBC di Washington melaporkan, sejumlah krisis dunia termasuk perang saudara di Suriah, kemunculan kelompok ISIS dan agresi Rusia di Ukraina, sepertinya membuat pemerintahan Obama kehilangan kendali.

Bulan lalu, dilaporkan Hagel mengecam keras strategi AS terhadap ISIS dan dalam kaitannya dengan rezim Suriah. Pria yang menjadi senator Republik untuk negara bagian Nebraska selama 12 tahun, juga mengecam keterlibatan AS di Irak. Meskipun memberikan suara pemberian izin perang. 

Pria 68 tahun yang merupakan veteran perang Vietnam itu diperkirakan akan tetap menjabat sampai penggantinya dipastikan. (Tnt/Mut)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya