PM Irak Temukan 50 Ribu Tentara 'Siluman' di Tengah Perang ISIS

Irak menurunkan segenap kekuatannya demi memerangi kelompok ISIS yang bertujuan mendirikan Daulah Islamiyah secara sepihak.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 01 Des 2014, 12:47 WIB
Diterbitkan 01 Des 2014, 12:47 WIB
Tentara Irak
Irak menurunkan segenap kekuatannya demi memerangi kelompok ISIS yang bertujuan mendirikan Daulah Islamiyah secara sepihak.

Liputan6.com, Baghdad - Situasi Irak tak stabil sejak kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) melancarkan serangan dan mengambil alih sejumlah kota vital di negara tersebut. Irak menurunkan segenap kekuatannya demi memerangi kelompok yang bertujuan mendirikan Daulah Islamiyah atau Kekhalifahan Islam secara sepihak.

Namun di tengah upaya pemberantasan ISIS secarabesar-besaran, Perdana Menteri Irak Haidar al-Abadi menemukan 50 ribu tentara 'siluman' dalam daftar badan militer mereka. Yang dimaksud tentara siluman adalah prajurit fiktif yang namanya tertera di daftar tapi sesungguhnya serdadu tersebut tak ada.

"Dalam upaya mereformasi badan militer, Perdana Menteri Haidar al-Abadi menemukan adanya 50 ribu tentara fiktif tak bernama di 4 unit militer," demikian pernyataan dari Kantor Perdana Menteri Irak, seperti dimuat Al-Arabiya, Senin (1/12/2014).

Temuan tersebut memicu adanya dugaan kuat praktik korupsi di tubuh militer Irak. Juru bicara PM Irak al-Abadi, Rafid Jaboori mengatakan, sang pemimpin pun langsung memerintahkan bawahannya untuk menyelidiki dugaan tersebut.

"Dalam beberapa minggu terakhir, Pak Perdana Menteri menyelidiki dugaan korupsi tersebut, dan sudah mengetahui akar permasalahannya," kata Rafid.

Dijelaskan juru bicara tersebut bahwa kemungkinan tentara 'siluman' itu berasal dari luar negeri. Namun PM Abadi telah menegaskan tentara asing yang berada di negaranya hanya untuk membantu pelatihan militer, serta hanya prajurit asing yang sudah mendapat izin yang boleh bertempur.

Amerika Serikat dan negara sekutu, seperti Inggris, Prancis, Australia, dan Arab Saudi meluncurkan tentara dan senjata tempur di Irak untuk memerangi ISIS. Negeri Paman Sam paling banyak mengerahkan senjata, tentara, juga dana.

Presiden AS Barack Obama menyetujui penambahan sebanyak 1.500 tentara ke Irak dalam upaya menghadapi kelompok ISIS. Sebelumnya, Obama telah menerjunkan 1.600 tentara. Dengan penambahan pasukan terbaru ini, jumlah prajurit AS yang ditugaskan di Irak telah mencapai 3.100 orang.

Obama baru-baru ini juga meminta Kongres Amerika Serikat untuk menyetujui pengucuran dana sebesar US$ 3,2 miliar atau sekitar Rp 39 triliun untuk memerangi ISIS di tanah Irak dan Suriah. (Ein)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya