Liputan6.com, Baghdad - Situasi Irak tak stabil sejak kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) melancarkan serangan dan mengambil alih sejumlah kota vital di negara tersebut. Irak menurunkan segenap kekuatannya demi memerangi kelompok yang bertujuan mendirikan Daulah Islamiyah atau Kekhalifahan Islam secara sepihak.
Namun di tengah upaya pemberantasan ISIS secarabesar-besaran, Perdana Menteri Irak Haidar al-Abadi menemukan 50 ribu tentara 'siluman' dalam daftar badan militer mereka. Yang dimaksud tentara siluman adalah prajurit fiktif yang namanya tertera di daftar tapi sesungguhnya serdadu tersebut tak ada.
"Dalam upaya mereformasi badan militer, Perdana Menteri Haidar al-Abadi menemukan adanya 50 ribu tentara fiktif tak bernama di 4 unit militer," demikian pernyataan dari Kantor Perdana Menteri Irak, seperti dimuat Al-Arabiya, Senin (1/12/2014).
Temuan tersebut memicu adanya dugaan kuat praktik korupsi di tubuh militer Irak. Juru bicara PM Irak al-Abadi, Rafid Jaboori mengatakan, sang pemimpin pun langsung memerintahkan bawahannya untuk menyelidiki dugaan tersebut.
"Dalam beberapa minggu terakhir, Pak Perdana Menteri menyelidiki dugaan korupsi tersebut, dan sudah mengetahui akar permasalahannya," kata Rafid.
Dijelaskan juru bicara tersebut bahwa kemungkinan tentara 'siluman' itu berasal dari luar negeri. Namun PM Abadi telah menegaskan tentara asing yang berada di negaranya hanya untuk membantu pelatihan militer, serta hanya prajurit asing yang sudah mendapat izin yang boleh bertempur.
Amerika Serikat dan negara sekutu, seperti Inggris, Prancis, Australia, dan Arab Saudi meluncurkan tentara dan senjata tempur di Irak untuk memerangi ISIS. Negeri Paman Sam paling banyak mengerahkan senjata, tentara, juga dana.
Presiden AS Barack Obama menyetujui penambahan sebanyak 1.500 tentara ke Irak dalam upaya menghadapi kelompok ISIS. Sebelumnya, Obama telah menerjunkan 1.600 tentara. Dengan penambahan pasukan terbaru ini, jumlah prajurit AS yang ditugaskan di Irak telah mencapai 3.100 orang.
Obama baru-baru ini juga meminta Kongres Amerika Serikat untuk menyetujui pengucuran dana sebesar US$ 3,2 miliar atau sekitar Rp 39 triliun untuk memerangi ISIS di tanah Irak dan Suriah. (Ein)
PM Irak Temukan 50 Ribu Tentara 'Siluman' di Tengah Perang ISIS
Irak menurunkan segenap kekuatannya demi memerangi kelompok ISIS yang bertujuan mendirikan Daulah Islamiyah secara sepihak.
diperbarui 01 Des 2014, 12:47 WIBDiterbitkan 01 Des 2014, 12:47 WIB
Irak menurunkan segenap kekuatannya demi memerangi kelompok ISIS yang bertujuan mendirikan Daulah Islamiyah secara sepihak.
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
DPR Wajibkan Putar Lagu Indonesia Raya Wajib Tiap Jam 10 Pagi, Semua Wajib Sikap Sempurna
Apa Arti Thursday? Berikut Penjelasan dan Asal Usul Penamaannya
Sunarso Sebut AgenBRLink Jadi Cara BRI Tingkatkan Inklusi Keuangan di Daerah 3T
Israel Serang Area Dekat Bandara Beirut Lebanon Usai Perintahkan Evakuasi di 4 Wilayah
Petani Berterimakasih Ke Presiden Atas Pemutihan Hutang, Wamentan Sudaryono Siap Jalankan Prosesnya
Memahami Ujikom, Proses Penilaian untuk Mengukur Kemampuan Seseorang dalam Bekerja
Ciri-Ciri Orang dengan Otak Cerdas Meski Berpenampilan Sederhana
Rahasia Membuat Jengkol Empuk dan Bebas Bau
Cara Mengolah Cumi agar Empuk dan Bebas Amis
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global dan Geopolitik
30.812 Warga Kabupaten Sikka Terdampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki
Universal Precaution adalah Strategi Perlindungan untuk Tenaga Kesehatan, Berikut Prinsip dan Penerapannya