Terluka Parah, Al-Baghdadi Tak Lagi Kendalikan ISIS?

Pucuk tertinggi kelompok radikal ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, dikabarkan terluka parah dalam serangan udara koalisi pimpinan AS.

oleh Liputan6 diperbarui 22 Apr 2015, 01:07 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2015, 01:07 WIB
AS Gelontorkan Imbalan Rp 300 Miliar untuk Buru Dalang ISIS
Abu Bakr al-Baghdadi, pemimpin ISIS yang paling dicari Amerika Serikat. (News.com.au)

Liputan6.com, Jakarta - Gempuran udara pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat membombardir posisi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS di wilayah barat Irak pada Maret lalu. Dalam serangan itu, pucuk tertinggi kelompok radikal tersebut, Abu Bakr al-Baghdadi, dikabarkan terluka parah.

Luka tersebut awalnya membuat nyawa Al-Baghdadi terancam. "Namun kemudian ia bisa diselamatkan," ucap sumber di pemerintah Irak kepada harian terkemuka Inggris, The Guardian, seperti dikutip dari BBC, Rabu (22/4/2015).

Hanya saja akibat luka serius tersebut, kini Al-Baghdadi tak lagi memegang kendali ISIS. Adapun serangan udara koalisi Amerika yang menghantam mobil Al-Baghdadi terjadi di Distrik Al-Baaj di Nineveh, dekat perbatasan dengan Suriah pada 18 Maret lalu.

Sering di Al-Baaj

Serangan ini tadinya diarahkan kepada iring-iringan 3 mobil yang diperkirakan mengangkut para pemimpin lokal ISIS. Para diplomat kepada The Guardian mengatakan, diyakini 3 orang tewas dalam serangan atas satu lokasi antara Desa Umm al-Rous dan Al-Qaraan tersebut.

Belakangan diketahui Al-Baghdadi berada di salah satu kendaraan yang menjadi sasaran serangan. Menurut The Guardian, Al-Baghdadi diyakini kerap berada di Al-Baaj, sekitar 200 mil di barat Mosul, salah satu daerah di Irak yang dikuasai ISIS.

"Ia (Abu Bakr al-Baghdadi) memilih daerah itu karena ia tahu AS tidak masuk ke sana," kata sumber The Guardian.

"Sejak tahun 2003, pasukan AS nyaris tidak menyentuh daerah tersebut. Ini satu dari beberapa kawasan di Irak yang belum masuk (militer Amerika)," pungkas sang sumber. (Ans)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya