Liputan6.com, Cilacap - Pengakuan sejumlah saksi mata menggambarkan apa yang terjadi di Nusakambangan, Rabu 29 April 2014 dini hari, saat 8Â terpidana mati menemui ajalnya.
Karina de Vega, seorang pendeta yang menjadi saksi eksekusi mengatakan, para terpidana tak mau mengenakan penutup mata ketika menghadapi regu tembak. Mereka ingin menatap langsung para eksekutor.
Semuanya berdoa, menurut keyakinan masing-masing. "Mereka semua memuji Tuhan-nya," kata Karina de Vega, seperti dikutip dari TVNZ.
Para terpidana mati yang beragama Kristiani bahkan sempat menyanyikan lagu pujian, seperti 'Amazing Grace' dan 'Lord O My Soul'. Seperti dalam paduan suara.
"Mereka yang bukan pemeluk Kristiani, saya yakin, juga menyanyikan lagu mereka dari dalam hati," kata Vega.
Nyayian itu akhirnya terhenti, suara mereka tercekat, oleh peluru yang menembus tubuh, saat eksekusi dilakukan, setelah pukul 00.30 WIB.
"Bagi saya, itu momentum yang menakjubkan. Untuk kali pertamanya, saya menyaksikan seseorang bersemangat untuk bertemu Tuhannya."
Karina Vega menambahkan, para terpidana mati saling menguatkan satu sama lain pada menit-menit terakhir hidup mereka. Nasib serupa telah menyatukan jiwa mereka. Sebagai saudara.
Sementara, Christina Widiantarti, pengacara terpidana mati dari Brasil juga mengakui hal serupa. "Sisi baiknya, para terpidana mati dieksekusi secara bersamaan, saat sedang berdoa dan menyanyikan lagu pujian," kata dia.
"Sebelumnya, mereka saling berpelukan dan mengucapkan selamat tinggal," kata Christina.
Sementara itu, keluarga korban menyalakan lilin dan berdoa saat menyaksikan iring-iringan mobil yang membawa para terpidana mati ke lokasi eksekusi. Dari tenda yang khusus disiapkan bagi mereka.
Sesaat kemudian, terdengar suara tembakan, beberapa dari mereka histeris.
Duo Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran (Australia) dieksekusi bersama 6 terpidana lainnya: Raheem Agbaje Salami, Sylvester Obiekwe Nwolise, Okwudili Oyatanze (Nigeria), Martin Anderson (Ghana), Rodrigo Galarte (Brasil), Zainal Abidin (WNI).
Sementara, Mary Jane Veloso asal Filipina lolos dari regu tembak pada menit-menit terakhir. (Ein/Tnt)
Advertisement